Crossover aktif vs Equalizer

First topic message reminder :

Sama2 penghandle frekuensi....
Crossover aktif
udah jelas fungsinya untuk pembagi frekuensi dalam sound reinforcement..Sub, Midlow, highmid, high

Equalizer
katanya....bisa juga untuk pembagi frekuensi, bisa juga sebagai feedback destroyer, bisa juga sebagai penghalus suara..

1. apa sebenarnya fungsi utama dari sebuah equalizer dalam sound..
2. sharing doang pengalamaannya.. lebih bagus pake EQ atau Cross dalam membagi Freq pada sound

kalo di tmpat sy OT lebih senang membagi freq menggunakan EQ dari pada Cross.... Kalo sy pribadi justru lebih senang menggunakan cross, karena suara yang dihasilkan lebih jernih dan SQ(sound quality) bgt (it just my opinion bro..) dan gak budek di telinga....

Salam...

walah iya out off topic, buat judul baru aja kali yah pak tommy

indra_co_maniz wrote:

walah iya out off topic, buat judul baru aja kali yah pak tommy

Ditopik amplifier kelas H saya sudah ada komentar, mungkin tinggal nambah disitu. Berlanjut kesini yang mau bicara amply kelas H:
https://solfegio.indonesianforum.net/power-amplifier-f88/power-amp-class-h-t1233-300.htm

oke boleh mas...
kalau bisa biayanya 200rb aja perkit, kalau kemahalan bingung cari uang dan sparepartnya. hee,...

indra_co_maniz wrote:

oke boleh mas...
kalau bisa biayanya 200rb aja perkit, kalau kemahalan bingung cari uang dan sparepartnya. hee,...

OK, kita rancang dulu, tapi tolong dibaca pesan pribadi saya dimail box mas momod.

sip, tercopy mas...

Wah Mas Indra keasikan bahas power nih.. ha6x.. memang QSC paling top deh, sejak 16 tahun lalu saya selalu pakai QSC. Cuma yang RMX sekarang agak kurang bagus, tanpa proteksi lagi, jadi kalau matikan tanpa mengecilkan volume pasti bunyi.. duk..

Pak Tommy, tidak selalu EQ menyelesaikan masalah, terutama kalau menyangkut masalah crossover point, ataupun gaung box yang berlebihan. Kemudian penyambungan suara antar sub woofer dan full range pun jangan kita paksakan dari EQ.

QSC emang mantab!

wah out off off q5c

rmx versi pahe, fitur minim

Emir Widya wrote:

Pak Tommy, tidak selalu EQ menyelesaikan masalah, terutama kalau menyangkut masalah crossover point, ataupun gaung box yang berlebihan. Kemudian penyambungan suara antar sub woofer dan full range pun jangan kita paksakan dari EQ.

Pak Emir, dalam tulisan saya, tak ada anjuran untuk menggunakan EQ sebagai X-Over. Karena saya mendukung Momod Gwendy yang mengatakan keduanya wajib, dan masing2 memiliki fungsi yang berbeda.

GEQ (Graphic Equaliser) untuk menyelaraskan tanggapan frekuensi loudspeaker yang tak satupun produk LS yang sempurna FLAT. Bagian frekuensi dimana LS terlalu tinggi tanggapannya bisa kita turunkan sedangkan respon frekuensi LS yang lemah bisa kita angkat sehingga tanggapan ludspeaker terhadap semua frekuensi menjadi FLAT. Penyebab feedback dan telinga sakit adalah tanggapan (respons) terhadap frekuensi yang ekstrim tinggi, bagian frekuensi suara yang kurang atau lemah mengakibatkan tingkat kepuasan berkurang dan cepat bosan serta kurang menyentuh emosi penonton. Dengan suara yang Flat seperti band2 terkenal dari luar, bisa bikin penonton histeris hanyut dalam alunan musik.

Untuk pemisahan alur suara menggunakan Cross Over (X-Over), agar suara Sub, Mid, Mid Hi dan Hi (ini contoh untuk 4 way) bisa terpisah. EQ tidak ikut campur dalam urusan pemisahan band suara, tugasnya hanya membuat FLAT tanggapan frekuensi pada sistem setelah X-Over melaksanakan tugas dengan benar.

Masalah bass yang menggulung, sebaiknya diatasi oleh ahli box speaker, bukan dengan EQ atau X-Over. Kasus bass menggulung pernah saya temukan pada QSC HPR181, jadi kita harus meletakkan SUB model itu dibelakang pemain agar tak bikin pusing kepala musisi dan penyanyi, atau lindungi dengan box yang dilapis peredam agar suara bass yang keluar dari getaran box aslinya bisa diredam. Sound engineer yang baik sebaiknya memahami apa yang diinginkan atau dibutuhkan penyanyi , musisi dan pengguna jasanya.

Wah boleh juga nih konsep Pak Tommy, maaf Pak FLAT itu yang bagaimana ya Pak?

Pak Emir Widya, FLAT itu datar, sudah tahu dong....

Dalam sound system FLAT itu suara yang direproduksi oleh loudspeaker apa adanya sesuai dengan aslinya denngan cacat suara minimal. Misalnya kita minta teman kita bicara atau menyanyi dengan menggunakan sound system dan tone control pada Audio Mixer kita arahkan tegak kearah jam 12 semua, maka suara yang dikeluarkan oleh loudspeaker seharusnya sama persis dengan suara asli teman kita itu, hanya level suaranya mungkin jauh lebih kuat. Tapi kita bisa mengenali suara siapa itu meskipun mata kita ditutup.

Kalau Sound system sudah dalam keadaan begitu, maka selanjutnya kita akan aman dan nyaman dalam mengoperasikannya.

Cara untuk mendapatkan respon suara Flat biasanya dengan bantuan RTA (Real Time Analyser). Dari Audio Mixer yang tone controlnya diflatkan semua kita beri suara PINK NOISE dan didepan loudspeaker kita pasang Mic untuk RTA kita. Kita akan melihat blok2 garis seperti VU METER LED berbaris pada Display RTA. Blok2 itu ada yang tinggi ada yang rendah, kita harus berusaha membuat blok2 garis tadi menjadi rata ditengah semua dengan menyetel GEQ. Tidak mudah mendapatkan respon flat ini, karena ketika kita menaikkan salah satu frekuensi yg rendah levelnya, biasanya akan berpengaruh kepada blok frekuensi yang bersebelahan. Butuh kesabaran memang.

Dengan DBX Drive Rack PA, RTA sudah terhubung ke GEQ secara internal. Dengan memasang Mic instrument yang khusus untuknya dan arahkan kedepan lousdpeaker. Kemudian kita ikuti prosedure sesuai petunjuk manual. DRPA akan melakukan penyetelan GEQ secara automatis, bila sudah selesai suara pink noise akan berhenti. Begitu juga bila gagal. Kegagalan penyetelan GEQ seperti ini biasanya karena terlalu banyak suara dilingkungan yang ikut tertangkap oleh Mic Instrument yang kita gunakan.

Cara lain yang praktis dengan melatih telinga. Saya pernah harus menyetel GEQ di BSD Junction untuk acara peresmian mereka, tak ada RTA atau alat bantu apapun disana. Suara Pasha ungu paling saya kenal suara aslinya, jadi stel saja lagu2nya Ungu sampai kita benar2 merasakan suara asli Pasha. setelah itu saya ambil microphone dan ikut bernyanyi didepan FOH sambil bersandar ke Box speaker, bila tidak feedback berarti adjustment kita berhasil. Begitu juga dengan GEQ untuk LS Floor Monitor, coba dekatkan Mic hingga sekitar 10 cm bila tidak feedback itu juga berhasil. Waktu nyetel usahakan volume maksimal sesuai kebutuhan saat show berlangsung. Sehingga kita yakin benar2 aman saat show berlangsung.

Quote :

Sound engineer yang baik sebaiknya memahami apa yang diinginkan atau dibutuhkan penyanyi , musisi dan pengguna jasanya.

ini yang perlu , ditambah dengan kesabaran

Betul Momod Gwendy, yang paling penting sabarnya.

Setting yang paling simple untuk x over adalah dengan memutar music yang sudah familiar....trus set untuk freq low,kemudian set untuk freq mid & hi..dengan melakukan bypass pada EQ...tapi tetap memperhatikan batasan kapasitas power & speaker.setelah mendapatkan sound yg layak,baru set EQ untuk finalize & cegah feedback...mungkin ada yg bisa tambahin....

untung judulnya bukan Xover vs Eq vs DLMS

kalo kita paksakan flat di semua range frekwensi apa phase nya nggak berubah ?

suara yang sakit terdengar ditelinga ..apa melulu karena tidak flatnya respon frek...atau bisa disebabkan karena time aligment yg kurang tepat ?

flat di stelan knob2 nya,

atau flat suara yang dihasilkan ?


begini, kadang saya gunakan equalizer diparalel digunakan untuk x over, bagimana tanggapan nya ?

Itulah Mas Roni, maka di atas saya tanyakan lagi definisi Pak Tommy soal flat, mungkin apa yang Mas Roni mengerti belum semua member forum mengerti Mas. Waduh ini jadi keluar dari pembahasan topik Mas, Mas Indra musti bikin topik baru kali.. Flat itu definisinya apa?

Emir Widya wrote:

Waduh ini jadi keluar dari pembahasan topik Mas, Mas Indra musti bikin topik baru kali.. Flat itu definisinya apa?

Menurut saya ini belum keluar dari topik, karena memang GEQ dan X-Over untuk mendapatkan suara yang flat tujuannya. Jadi istilah vs malah kurang tepat, karena GEQ dan X-Over berteman akrab untuk mendapatkan sound yang flat.

Jadi seru nih..., Ketika diukur pada jarak 1 m dari speaker, didapat respon yg flat .. Tetapi pada jarak tertentu apakah masih bisa didapat respon yg Flat? Bukankah Kecepatan rambatan gelombang 20 Hz - 20 Khz berbeda dan Suhu udara mempengaruhi juga...