Kalau menurut saya mas, penggunaan Fx dalam perform live, sangatlah di butuhkan, alasannya di karenakan, penggunaannya tersebut bisa menyaring suara untuk lebih baik hasilnya, dengan kata lain FX dapat mempermak suara dari mulai orang yg biasa, hingga entertainer yg profesional... mohon maaf kalau ada yg salah,,,

setujuuu....

Menurut saya di dalam penggunaan FX tidak tergantung dari Etika. Selama FX tersebut cocok / enak didengar oleh penonton ( baik penyanyi atau dari jenis lagu tertentu ). itu sah - sah saja.

setuju dan sah2 saja ?

dalam hal mendapatkan sound quality,

kita semua akan berusaha untuk meng setting sistem sedapat mungkin mendekati aslinya (senatural mungkin)

tetapi mengapa kita melakukan ini ?

Setuju..kita mensetting sistem se-natural mungkin, penggunaan efek lebih sebagai alat bantu untuk mendapatkan ambience (menambah efek dramatis), menambah clarity, tanpa merubah karakter aslinya..karenanya sebisa mungkin penggunaan efek tidak berlebihan..

bisa jadi karena itu at*k monica dan mimin am*nah (nama vokalis)

cuma nonggol sekali di TPI,

terus dari sisi penyayi sebenarnya kaya apa ya ?

Tapi jarene nyong, langit dipijak bumi di junjung. Artinya etika tergantung dari pada apa yang namanya yaitu yang di sebut tempat.

Etika penggunaan FX berlebih dapat di gunakan sekiranya keadaan menuntut hal itu di butuhkan. Misal orang yang menanggap organ tunggal menginginkan agar seluruh hadlirin yang kondangan btul2 dapat menikmati sajian hiburan yang di suguhkan. Nah, kebanyakan hadlirin menginginkan bunyi yang keluar speker bukan yang natural atau murni atau lagi apa adanya, namun yang udah menjadi olahan, sehingga sajian dapat di nikmati dengan lezatnya. Nah lagi, bilamana yang mana ndilalah ada penyanyi yang kebetulan bersuara sembret, dari pada yang mana mengecewakan Shohibul Hajat, belon kalo ada yang menggoyang -goyang menara line array, maka hal di atas tadi musti di lakukan, apalagi sampai di diskon sewanya, hayo?

Laen lagi jika momentnya adalah untuk mencari bakat atau talent maupun mencari juara wahid dalam bersuara merdu. Tentu, apalagi FX, mixer aja jangan. Apalagi mixer, mic aja ndak boleh. Harus apa adanya.

sebenarnya lagi bicarain efek vokal atau reverb vokal sih?

kalo reverb, setau saya, ga terlalu signifikan merubah suara sumbernya
reverb kan hanya untuk membuat ambiencenya aja, (walaupun terkadang karna nyetingnya aneh, suaranya juga jadi aneh )
kalo udah utak-atik EQ, trus kasih Distorsi, baru deh berubah

etika penggunaan fx yang di maksud, saya kurang paham, pak
kecuali udah ada standarisasi equipments untuk semua vocalis, baru bisa kita liat etika masing2 soundman
ini, micnya aja dah beda, belum mixernya, belum speakernya, ya pasti beda, walaupun dengan sumber suara yang sama.
menggunakan kabel yang berbeda aja, mas Eudea bisa dengar beda

ya bang admin. setau saya kalau efek vokal gunanya merubah total suara ( contoh : suara manusia menjadi suara robot / suara perempuan menjadi suara laki2 dan sebaliknya. suara orang dewasa menjadi suara anak kecil ) sedangkan reverb vokal untuk menambah ambience pada vokal. jadi bingung.

pada dasarnya saya ingin mendapatkan setting wajar khusus untuk efek vokal,

efek yang diberikan pada fokal misal, compresor (untuk membatasi level yang masuk ke sistem) , reverb (menambah virbrasi) , shifter (efek pindah se olah2 dari kiri ke kanan) , echo (gema) , chorus (pith) flanger, de eser dst ....dst....

Ibarat Player OT tingkat kewajaran melakukan transpose kunci ( bisa main di C yang 11 transposan )

artis papan atas malah ada tidak mau makai alat manipulasi ini sehingga suara waktu recording dan live nyaris sama,

beda pada kita pada umumnya vokalis yang agak fals dengan dengan menggunakan fasilitas fx ini bisa fine,

kalau para player berusaha mencari se real mungkin untuk bunyi instrumen nya (selamat tinggal suara mesin) justru vokalis kebalikannya biar suara nya mirip mesin

Mohon maaf sebelumnya mas kloeng, saya rasa artis ternama, dalam pengerjaan take vocal emang terkadang sebagian tidak diberikan fx, aka tetapi setelah record menjadi track, biasanya sang SE akan memberikan ambience untuk penyempurnaan dengan tidak mengurangi karakter suara dari sang artis, dan sekarang ini untuk menjadi trendnya mas bisa liat, kebanyakan artis menggunakan lipsing hanya untuk mendapatkan performance dengan melupakan kewajibannya, karena seperti yg diatas, saya sendiri pernah liat a...s m...a, dia mengguakan lipsing pada saat performance di salah satu cafe/pub di makassar... dan soundmannya juga memberikan fx untuk vocalnya walaupun sedikit disaat dia bernyanyi, kalau bagi saya memberikan eq juga telah memberikan fx terhadap vocal apalagi hal lain,. ... mohon maaf kalau ada yg salah mohon di koreksi, hehheheh

Quote :

kebanyakan artis menggunakan lipsing hanya untuk mendapatkan performance dengan melupakan kewajibannya,

oot sedikit, negara china telah memberlakukan hukuman bagi artis yg melakukan lip_sing
masuk akal karena tidak menggunakan kemampuannya

BTT:
etika Fx sama seperti lae ihut pernah istilahkan, mengikuti pasar saja. kalau pasar suka pisang goreng jangan memaksakan tahu yg bergizi, karena melawan pasar itu merepotkan diri sendiri. sekalipun tahu bergizi jauh lebih menyehatkan...
jadi fx menyesuaikan keinginan saja selesai setting kabur deh biar aman ngga dilihat teknisi mana yg balancing...

@Indra : wallah ...... koq mesti kabur sih....

Rekans, kalau pendapat ku memang seperti yg di quote mas Indra diatas, selera pasarnya saja. Walaupun ada beberapa patokan penggunaan efx ini (saya tidak memasukkan compressor dan equaliser dalam kategori efek, biar nggak kabur )

misalnya saja, hubungan antara type genre dgn efx vocal :

- Jazz, dalam club hampir tanpa efx, kalaupun diminta cuma reverb tipis.
- Melayu (asli), hampir pasti butuh reverb dgn settingan yg poas, karena butuh "tail" panjang tapi dgn "lekukan".
- Dangdut (apalagi yg rada REMIX), malah sering tak campur antara delay dan reverb (dgn HPF).
-Keroncong, hati2 dgn type reverb karena penyanyi keroncong yg asli dan ahli, sering vibrasi di akhir kalimat, takut kebanjiran.
- Pop, sudah jelas butuh reverb.

kira2 begitulah.....

kabur dulu lae biasanya acara saya sering keroyokan, jadi setting efeknya satu buat rame-rame genre walaupun bisa set memory setiap ganti lagu di call cape juga

nama nya settingan tawuran aja... kan buat rame rame... gkgkgkgkgkgk..

nah, kadang selesai balancing ngluyur sama yang kinclong2,
lupa satu tombolnya belum ditekan, yang jaga yakin saja, main dorong knob, runyam.

Sebenarnya ini tidak lepas dari peranan seorang SE sejauh mana jam terbang nya,
bagi saya sekilas ada titik terang disesuaikan dengan genre nya,

apa benar ?

mungkin ada yang lain,

@Indra : Saya juga nggak mau terlaulu mau ribet dgn setting di peralatan EFXnya sendiri, jadi yg saya lakukan cuma mengatur feeding ke efx lewat AUX di strip channel.

Kalau campur aduk genre yg dimainkan (misalnya OT dikawinan) yah sudah... ambil moderatenya aja ... emang audiencenya perdulu dgn kualitas 'undangan' yg nyanyi? boro boro mikirin genre ... hahahaha.
maksimal saya cuma siasati di delay timenya saja (atau room size)... kalau dangdut dgn banyak lekuk pendek-in (atau roomnya kecil) kalau pop panjang-in (roomnya sedang) ... kecuali tiba2 ada penyaynyi seriosa.....