seberapa penting isi syair lagu ?

Belakangan ini sering mendengar lagu yang text dengan sederhana seperti lagu I just wanna Say I love You yang sepanjang lagu cuma itu-itu atau mungkin lagu tak gendong ?, lupa-lupa ingat, atau lagu hancur-hancur hatiku dll yang diputar terus menerus atau mungkin lagu yang lainya yang begitu sederhana, saya ingin lihat respon rekan-rekan SF mengenai seberapa penting isi kandungan syair lagu atau cuma eazy listening aja sekarang ini ?

Gejala pasar yg dimanfaatkan oleh KEKUATAN MARKETING (cq. kekuatan dana). Sy percaya, ini tidak akan berlangsung lama, karena pasar juga akan sadar dengan PEMBODOHAN yg diskenariokan dgn 'licik' oleh para produsen.

Secara teori, ini pernah dikenal sebagai 'pengingkaran' terhadap materi yg itu-itu saja. Fenomena yg terjadi sekarang khan mirip dgn fenomena jaman Lagu Cengeng jaman dekade 80-an, akhirnya pasar mulai jenuh dan tiba2 muncul alternatif yg rada nyeleneh, pasar menyambutnya dgn "riang gembira sesaat". Walaupun harus dibedakan, suksesnya Mbah Surip yg sederhana tentu berbeda dgn suksesnya Olga Syahputra yg aji mumpung asal untung.

Orang tidak perduli dgn 'bagus tidak'nya, 'berkualitas atau tidak','intelek atau tidak', 'borjuis atau tidak'.... pokoknya ada alternatif yg bisa nyangkut dgn frekwensi yvlagi transient dikepalanya, langsung sambar.

:bravo: oke mr.ihut terima-kasih atas responnya...

gimana rekan-rekan yang lainnya ?, punya unek-unek lainnya...

Paling penggemarnya orang2 penikmat musik bukan pelaku musik. Seperti asap, ada tp sebentar hilang

dari beberapa contoh yang momod misalkan, mgkin mbah surip yg teranyar dan mendapat royalti mecapai 4,5 M dari RBT, padahal beliau udah buat lagu itu udah lama, taon 2003 kalau gk salah, tapi mgkin saat itu RBT belum berkembang, jadi jualnya pake konvensional lah CD dll (termasuk pasarnya hancur karena bajakan), saat inipun penjualan mbah surip secara konvensional gk heboh2 amat lah, gk sampai dapat Double Platinum (misalnya)

jadi orang menciptakan lagu dgn syair itu-itu aja tersebut mgkin melihat peluang pasar RBT ini

yang aneh juga menurut saya, RBT kan bukan utk didengar sendiri, tapi orang lain yg menghubungi HP kita, berarti dia sendiri gk menikmati syair lagu yg di register utk RBT nya... kok bisa....

kesimpulan : bagusnya syair lagu tidak berbanding lurus dengan populernya lagu tersebut
he he he... sok tau kali ya

Klo saya berpendapat isi syair lagu itu penting, karena syair akan memberikan gambaran yang lebih jelas akan ekspresi perasaan yg dilukiskan ataupun pesan yang ingin disampaikan oleh sang komposer dalam sebuah lagu bagi pendengar yang menikmatinya. Walaupun tanpa syair, sebuah lagu tetap dapat dinikmati sebagai sebuah sajian musik instrumental..Tapi masalahnya setiap orang akan memiliki persepsi & intepretasi yang berbeda2 terhadap musik instrumental tersebut..Contoh klo kita denger lagu nya Mas Kenny Gondokusumo He3x..Yg jadi soundtrack Film Dying Young itu..Kita pasti akan terhanyut mendengarnya, tapi klo ditanya "lagu itu ceritanya tentang apa ya ?" kita akan kesulitan menjawabnya..Lucu nya seorang teman yang pernah saya tanyai ttg apa cerita dari lagu tsb malah menjelaskan jalan ceritanya Film Dying Young itu Ha3x.. ..Berkaitan dengan fenomena lagu2nya Olga, Mbah Surip, Kuburan dll sampai sekarang pun saya bingung..Kok (maaf) lagu kaya gitu bisa laku ya ? Teman2 SF juga mungkin masih inget ma Kangen Band kan..Banyak kawan2 musisi dBandung yang terheran2, bahkan ada yang menyatakan fenomena tsb adalah musibah bagi musik Indonesia. Buat penggemar Kangen Band mohon maaf ya..Tapi saya sendiri juga bingung kok bisa ya..Berkali2 saya ketemu produser dari Major Label (waktu masih suka bikin demo), mereka sering bilang bahwa mereka tahu selera pasar..Jadi pertanyaannya adalah benarkah demikian atau memang tipikal orang indonesia yang pada umumnya dicekokin apapun mau (korban propaganda marketing) ? Mengutip kalimat nya Mas Indra : Hanya Produser dan Allah yang tahu...He3x

Ya sekarangkan lagi musim-musimnya lagu2 homoris,tapi jangan kecil hati sihh,,para musisi melankolis ntar mereka lenyap sendiri hehehe


salam

Avin
Plg.

thx untuk Avin, levico dan hadi
mungkin sementara aja kali yah dan mencari peluang pasar RBT atau sekedar musiman

untuk ruly postingan manteb banget deh, yah saya juga ga tahulah gimana baiknya mungkin lingkungan yg membuatnya jadi seperti itu, mau diapain lagi

thx untuk postingannya

berarti bobot sebuah syair ga penting-penting aja kali yah ?


next posting

Indra wrote:
berarti bobot sebuah syair ga penting-penting aja kali yah

Malah peenting banget kalau dari estetika bermusiknya. Tapi tidak menjamin lagu itu akan menjadi populer dan sukses secara komersil.

Fariz RM baru meluncurkan sebuah buku ttg perjalanan karirnya dan pemahaman yg luar biasa dalam, tentang industri muusik Indonesia (di Gramedia sdh 1 bulan rilis). Keprihatinan seorang maestro (menurut saya) terhadap "keajaiban" industri musik Indonesia termasuk AWARD AWARDnya yg gak jelas juntrungannya (abis, masa yg jadi juri "sms", atau jurinya gak punya latar belakang musik yg jelas), platinum-platinumnya dan RBT yg malah menjadi media paling menggiurkan dan yg lebih parah lagi adalah produsen merangkap pembajak utk menghindarkan royality. Coba deh baca buku ini....

Kalau ukuran "kepentingannya" adalah "MATERI" dan "AWARD", maka solusi yg paling mujarab adalah MODAL. Pernah perhatikan beberapa musisi Indonesia malah manggung di MTV ? Ternyata "uang" masih merupakan jawaban terbaik untuk berbagai hal......

oke thx lae ihut atas postingan ke-2 nya ...

kalau dipikir-pikir juri itu harus punya HP dan bisa sms aja, aneh juga yah jadinya dasar penilaiannya

waduh kalau sdh begini jadinya asal enak didengar aja dan faktor uang saja sebagai penentunya... seni bermusik jadi seni berdagang

next posting

KLo lagunya Julia Perez - Belah Duren berbobot gak ya?

ga tahu, ga apal syairnya ?

LAgu lagu yang memanfaatkan situasi biasanya sih cepet di lupain dan ga laku di daur ulang atau dinyanyin di lain waktu. lenyap begiatu saja

Beda dengan lagu yang bermakna dalam seumur umur masih enak di nnyanyikan lagi.

apalagi kalo udah ada embel2 sweet memory nya pasti orang masih ingin mendengarnya .

gimana mas Haris kalau lagu jadul malam jum`at kliwon, sampe sekarang
masi aja lagu itu mondar mander di industri musik indonesia
musiknya ngantu x yahh,,,,xixixi


salam

Bikin lagu sekarang gak usah panjang-panjang syairnya..toh nantinya dipotong juga buat RBT... RBT bikin BT..nguras pulsa..saya udah gak pake lagi...

Besok pesan buku om Sakura,ahh

share proses di lapak Solfegio :
biasanya tiap ada lagu yang masuk, saya ga dengar cd/kaset demonya dulu, tapi baca semua syair terlebih dahulu
kalo syairnya bagus, baru saya dengar iramanya (ga ada yg ngasi partitur :lol ). Kalo iramanya ga bagus, yah tinggal ubah dikit-dikit (hampir semua lagu yg pernah masuk ke lapak, pasti ada irama yang saya revisi).
Ini seakan-akan udah jadi idealis saya. Kalo yg udah pernah kerjasama, pasti mikir-mikir lagi kalo mau masukin lagu
karna udah banyak lagu yang saya tolak/buang. Kalo ga percaya, liat aja di tong sampah lapak Solfegio, tadi saya baru buang 3 lagu

kalo saya beranggapan, bahwa ini akibat ulah produser, pengusaha studio yang GA NGERTI sama sekali sama musik dan nilai seni. Semuanya hanya di nilai dgn uang. Dapat untung, lanjutt...!
akhirnya idealisme2 yang benar2 musisi, jadi tergusur dan tertindas.


@b.Levico :
bonus albumnya yg berbobot

setuja mas admin.... setuja
kalo dari idealisme pribadi saya sih, Lirik (kalo sekarang) atau syair (kalo istilah orang jaman dulu... sorii om momod) sangat penting alias penting banget... trus disupport lagi sama musikalitas yg apik (lebih mantep lagi kalo piur (pure) hasil dari penggalian emosi jiwa seni pribadi seseorang(jangan refurbish karya cipta orang lain), kita menikmatinya tu bisa terhanyut (di sungai kali ya).... kalo lagu daerah aceh contohnya lagu RAFLY (walaupun sayang syairnya di sadur dari kitab2nya jaman dahulu) kalo saya resapi waktu kita dengar liriknya bisa keluar deh air mata (musiknya cuman rapa'i tok)

ANTO wrote:

kalo lagu daerah aceh contohnya lagu RAFLY (walaupun sayang syairnya di sadur dari kitab2nya jaman dahulu) kalo saya resapi waktu kita dengar liriknya bisa keluar deh air mata (musiknya cuman rapa'i tok)

ahhhhhhhhhhh..... bikin penasaran aja ni pak Anto
minta copy-annya donk, pak
lagu Kerinci dan Aceh itu, untuk beberapa hal ada kemiripan lho, pak. makanya saya penasaran mau dengar lagu Aceh sebanyak-banyaknya

iya maksudnya lirik, mungkin kata syair kurang tepat atau emang saya orang dulu yah

makasih udah pada posting,

next posting atau close thread nih ?

satu lagi om indra!!! numpang insert link

contoh musik dari local artist dari aceh

menceritakan tentang indahnya selalu bersama-sama...
(berhubungan dengan ekses konflik di aceh yg menyebabkan banyak orang hilang dan sesama saudara yg tidak akur akibat perbedaan pendapat.... dan kesedihan mereka terhadap itu dengan harapan jgn terulang lagi) amin

saya yg juga termasuk merasakan trauman akibat keadaan dahulu itu kalo denger lagu ini jadi sedih karena banyak saudara yg jadi korban :sad:



http://www.ziddu.com/download/5748831/KanDe....sabansabee.mp3.html