woofer dan subwoofer

First topic message reminder :

bang moderator.... saya mau nanya nih apakah woofer bisa di jadikan subwoofer gak? bagaimana suaranya kalo di jadikan subwoofer? apakah suaranya bagusd apa jelek?
bagaimana membedakan sub woofer sama woofer pada speaker?
dan bagaimana kalo subwoofer di jadikan woofer?
bagaimana idealnya mas?
terima kasih bang.

daya diluar batas normal???
boros dana, boros biaya. tidak baik untuk kesehatan.
2x15" ditambah 18".. double SUB, enak ga yah??

ditest saja mas biar yakin , kemungkinan terbesarnya mid low akan dominan.

sipp!! Nanti dites dulu.. Ada yang mau minjemin sub 18" ga? butuh nihh...
eh sekalian amplinya.

@indra : Kalo LMS bisa membagi frekwensi sub jadi dua tidak?

dibawah 65hz ke 18", 66hz-250 ke 2x15" gitu...

Quote :

Kalo LMS bisa membagi frekwensi sub jadi dua tidak?
dibawah 65hz ke 18", 66hz-250 ke 2x15" gitu...

speaker sub bukan berarti midlownya harus di potong sedemikian rupa,...
misal mas BJO punya uang Rp. 2.250.000 apakah nilai Rp. 250.000 ribu harus dibuang sehingga nilainya pas 2 juta ?? atau menggunakan keseluruhan tinggal disesuaikan dengan kebutuhan ??

hal itu sama seperi out sinyal yang diperlukan.

Wah kupikir biar 15" dan 18" bisa kerja sama, bagi tugas gitu.
(kemungkinan terbesarnya mid low akan dominan) bukan ini maksudnya yah?

bagi tugas, tapi kalau diequalisasi mestinya nilai yg over bisa di cut agar seimbang, kalau mau full staging kombinasinya full range + sub, ground stack begitu dan line array juga sama begitu..

Equalisasi agar equal.
Naik kelas nih menuju full staging..
masih agak puyeng :| coba kupelajari dulu dech, surfing lagiii
terima kasih master...

Dari apa yang saya alami, selama box nya cocok woofer bisa kita jadikan subwoofer. Hanya perlu diingat, wattnya yang berbeda, dan karakter suaranya yang berbeda. Kecuali yang suspensinya dari karet seperti Ciare ya jangan dijadikan woofer, suaranya bakalan gak bener.

Nah tidak semua 18 inci juga subwoofer kan? Ada juga yang woofer, tapi orang jarang sekali menggunakan 18 inch sebagai woofer kan? Kemudian bagaimana subwoofer yang rumahnya (basket) terbuat dari besi press dan bukan casting. Bukankah ukuran magnetnya juga kecil? Bagaimana kalau dibandingkan dengan woofer tapi rumahnya terbuat dari casting. Bukankah suaranya lebih baik woofer dengan rumah casting? Dibandignkan dengan subwoofer tapi rumahnya kaleng? Mungkin kaleng indomilk di sidoarjo di ubah untuk speaker lho mas.. Kaleng krupuk aja hasil nyambung2 kaleng indomilk lho..

hadisudanto wrote:

Menurut hemat saya, jika sub wooffer di beri handling frekuensi 80~100hz dari PA nya, maka hentakan udara (nendang) yang berasal dari getaran cone driver sub gak akan dapat, soalnya cone subwoofer terlalu lembut utk hal tsb

pengalaman saya buat subwoofer yang keluar cuma angin saja. suaranya gak kedengeran alias ngempos. gak ada bass yang nendang.
padahal konus subwoofer sudah bergerak gerak dengan maksimal.

kenapa ya? mohon pencerahan dari rekan-rekan semua

ihutm wrote:

@BJO : Maksudnya kelaqs yg sama, merk speakernya sama dan power yg mendorong wattnya sama?

Dalam kondisi yg paling sederhana begini pun, masih tergantung ke musik yg anda mainkan dan lokasi tempat anda main. Kalau dangdut jelas pilih 2x15". Kalau pure JAZZ, pilih 2x15" (karena tidak butuh bunyi sub, lebih mid-low). Kalau Pop Ballads saya pilih 1x18". Elitric/house saya pilih 1x18" ...... jadi sangat tergantung karakter lagu.

nah klo buat acara campur sari nan enaknya pake 18" gak ya?

semantara saya pakai 15"4 buah dan 12"4 buah juga...emmm..

saya melihat speaker woofer di pasang di bazooka dgn sistem isobarik 2xwoofer 8' gmn tuh pak moderator???? padahal itukan untuk spek subwoofer.

sama dengan subwover yang pernah saya bongkar,,,,,, ada 2 speaker woover yang ditangkupkan didalamnya, dentumannya lumayan bagus bikin dregdeg di dada....

Ralat Mas momod ihut

gelobang audio (yang bisa didengar manusia) 20 Hz sampai 20000 Hz
silakan mas HERY ukur dengan oscilloskopnya subwoovernya or lainnya

GAMMA (16 hz - 100 hz)
Adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, kondisi ini dalam kesadaran penuh. Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey D. Thompson (Center for Acoustic Research) di atas gelombang gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma ( tepat 100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), akan yang merupakan geolombang-gelombang supernatural atau berhubungan dengan kemampuan yang luar biasa.

BETA (di atas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz)
Merupakan gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Anda berada dalam kondisi ini ketika Anda melakukan kegiatan Anda sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain di sekitar Anda. Gelombang beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu high beta (lebih dari 19 Hz) yang merupakan transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta (15 hz -18 hz) yang juga merupakan transisi dengan getaran gamma, dan selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz).

Sensori Motor Rhytm (12 hz - 16 hz)
SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam akhir-akhir ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy, ADHD ( Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) dan Autism ternyata tidak menghasilkan gelombang jenis ini. Para penderita gangguan di atas tidak tidak mampu berkonsentrasi atau fokus pada suatu hal yang dianggap penting. Sehingga setiap pengobatan yang tepat adalah cara agar otaknya bisa menghasilkan getaran SMR tersebut. Dan hal ini bisa dilakukan dengan teknik neurofeedback .

ALPHA ( 8 hz - 12 hz )
Adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Anda menghasilkan gelombang alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan tidak sadar. Fenomena alpha banyak dimanfaatkan oleh para pakar hypnosis untuk mulai memberikan sugesti kepada pasiennya. Orang yang memulai meditasi (meditasi ringan) juga menghasilkan gelombang alpha. Frekwensi alpha 8 -12 hz , merupakan frekwensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Anda bisa mengingat mimpi Anda, karena Anda memiliki gelombang alpha. Kabur atau jelas sebuah mimpi yang bisa Anda ingat, tergantung kualitas dan kuantitas gelombang alpha pada saat Anda bermimpi.

THETA ( 4 hz - 8 hz )
Adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. Tanda-tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan gelombang otak ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan gelombang otak theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energinya kepada orang lain.

Schumann Resonance (7.83 hz)
Schumann Resonance adalah getaran alam semesta pada frekwensi 7.83 Hz yang juga masuk dalam kelompok gelombang theta. Seseorang yang otaknya mampu menghasilkan dan mempertahan frekwensi ini memiliki kemampuan supernatural, seperti ESP, telepati, clayrvoyance, dan fenomena psikis lainnya. Anak indigo, yaitu anak super cerdas yang biasanya berkemampuan ESP atau Extra Sensory Perception, juga bisa memasuki gelombang ini dengan mudah dan konstan.

DELTA (0.5 hz - 4 hz)
Adalah gelombang otak yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, yaitu dibawah 3 hz. Otak Anda menghasilkan gelombang ini ketika Anda tertidur lelap, tanpa mimpi. Fase delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuh Anda melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan, dan aktif memproduksi sel-sel baru saat Anda tertidur lelap.

mohon ralat jika salah...

onymerico wrote:

sama dengan subwover yang pernah saya bongkar,,,,,, ada 2 speaker woover yang ditangkupkan didalamnya, dentumannya lumayan bagus bikin dregdeg di dada....

Menarik nich mas rico bisa share gambar box beserta ukuranya....

nah..ini dia. depinisi prekwensi yg lengkap...ayo siapa berani...

ini frekuensi gelombang pada telinga atau frekuensi pada gelombang otak yah ?

indra_co_maniz wrote:

ini frekuensi gelombang pada telinga atau frekuensi pada gelombang otak yah ?

otak2 nya bang 2 bungkus , ga pakai sambel yah......

hoho wrote:

otak2 nya bang 2 bungkus , ga pakai sambel yah......

otak2???

@ Mas hery: Saya biasa pakai 2 X 18" @ 600Watt untuk wayang kulit dan campursari cukup baik lownya cukup nendang,tentunya harus didukung power amplifier yang sesuai juga serta cover area yang sesuai.selamat mencoba

ikutan nimbrung: Woofer ato subwoofer sebenernya sama aja,fungsinya untuk maen di freq rendah.Subwoofer muncul karena jaman sekarang orang udah lebih suka hal yg praktis,speaker yg dulunya gede2 jadi speaker2 mini(satelit).Kompensasinya yah bass harus lewat 1 speaker gede yang dinamai subwoofer.Ini jelas beda dengan apa yg dinamakan LFE di channel home theatre (angka 1 di sistem 5.1 adalah channel LFE),fungsi channel ini adalah menambah efek getar seperti efek ledakan ato gempa bumi di film dan signal suaranya sudah diboost sebesar 15db. Meskipun sama2 pake speaker gede antara LFE dan subwoofer punya karakter yang SANGAT BEDA sesuai dengan fungsinya masing2.Sub lebih kearah musikal,bassnya tight sedang LFE punya karakter bass yang lamban. Jadi sekarang tergantung speaker ini mo buat musik atau film