Kenapa harga pasaran OT turun drastis?

Di jakarta 2 tahun terakhir ini muncul banyak sekali pemain OT dan penyanyinya. Adalah hal yang bagus sehingga semakin besar persaingan antar pemain OT.Saya sangat senang sekali dengan hal itu sehingga bervariatif, banyak pengalaman dan ilmu yang saya dapat. yang jadi masalah : Kenapa harga pasaran OT turun drastis?
dari hasil pengalaman saya, temen2 banyak yg sekedar cari pengalaman dan sekedar hoby saja, ada juga yang beralasan dari pada gak aja job. Itulah yang jadi alasan. Lalu, bagaimana dengan senior2 kita yang sudah bertahun2 menggeluti bidang ini dan mereka sudah berpengalaman dan menguasai materi panggung OT dan bukan sekedar operator karaoke (pemain yg mengadalkan song/midi file).

Quote :

Kenapa harga pasaran OT turun drastis?

wah kalau judul postingan ini pasti seru

perlu ada musyawarah nasional ini kang
agar bisa di dapat standar harga pasar

semenjak harga OT tidak stabil maka sejak itu saya resmi berpisah dengan group OT manapun, dalam arti kata lebih baik profesional saja tidak satu atap sendiri-sendiri.

sound system dan player bayarannya masing-masing, jadi tanggung jawab dan bayarannya sesuai dengan apa yg mereka kerjakan.

menurut saya efeknya lebih baik daripada satu atap kalau satu atap sering kena potong dengan alasan ga jelas.

( itu hanya pendapat saya, mudah-mudahan yang lain tidak mengalami yg seperti saya ini )

intinya tarif sudah flat. kalau jauh kena tarif roaming transportasi.

Karena..
...Sekarang banyak player karaoke (MIDI operator), klien yg awam pasti akan semakin menilai bahwa jadi player OT tu semakin gampang..dan berpikir siapa saja, bahkan yg gak punya bakat main musik pun, akan bisa main kalo mau belajar..

Buat rekan2 yg sudah bergelut sekian lama, saran saya.terus tingkatkan skill kita, cari ciri khas yg ada pada kita..kalo mo main pop ya mainlah dengan pop ciri khas kita, dangdut juga dengan ciri khas kita, jangan mau niru2..

mas wisnu...

Dibenak saya, terlalu instan ga bagus juga...

Saya baru kemaren sore merangkak usaha OT, blm ada naik turun tarif

Lebih baik tiap2 daerah membentuk paguyuban OT aja. Jadi nanti dibahas mengenai apa saja yang menjadi permasalahan dlm dunia OT.
Kita jg tidak bisa menyalahkan para pemain OT yg bisanya cuma jadi song player karena mereka jg kepingin tampil dimuka umum dengan honor berapapun.
Justru disini saya berpendapat bahwa mungkin hubungan komunikasi antara senior player dengan yunior player kurang 'harmonis'. Mungkin yg udah senior merasa udah diatas angin jd tidak mau merangkul atau berbagi ilmu/pengalaman kpd para yuniornya sehingga yg yuniorpun merasa minder klo share dgn seniornya. Sehingga yg yunior memilih caranya sendiri yaitu maen song aja sdh cukup.

@ Mas Indra..iya mas, maksud saya bukan meng-iyakan yg "instant" ini, justru saya mo bilang yg "instant" inilah yg sekarang bikin harga OT naik turun..banting2 harga..
Dan dibenak saya juga, yg "instant" kaya gini gak baik..Tapi sudahlah, lama kelamaan klien pasti bisa menilai, mana yg instant, mana yg berproses..kita juga yg pelan2 harus kasih edukasi klien..

@ Levico..didaerah saya sudah ada semacam paguyuban seperti itu dan artis2nya, tapi skrg sudah mandeg..sibuk ngamen sendiri2. Banyak sekali muncul grup OT, OT dangdut/tarling atau Orkes Melayu di daerah saya, kebanyakan mereka main dangdut. Sebetulnya bukan masalah ketidakharmonisan hubungan senior dan junior, tapi kemauan belajar mereka yg baru terjun ato bahkan yg sudah lama bergelut pun masih bisa dibilang rendah, kemauan untuk belajar bikin style juga demikian, maunya ngopi2 aja..cari song juga.
Saya juga masih sering cari song disini..hehehe..

Kemauan mengikuti perkembangan teknologi keyboard juga masih belum menggembirakan, terbukti, masih banyak mereka yg masih mengidolakan keyboard seri lama. Bukannya tidak boleh, tp bukankah sekarang banyak keyboard bagus, Yamaha, Roland, Korg, Casio yg kalo dioptimalkan teknologinya bisa sangat bermanfaat, bahkan skrg UInya sudah lebih friendly? Tapi itulah, kebanyakan masih takut ato malas mengikuti perkembangan teknologi, karena seperti kita tahu, keyboard adlh alat musik yg sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi.

Saya sering "pamer" keyboard, kalo ada temen saya yg player main kerumah. Maksud saya supaya ikut niru beli, ato paling tidak ngerti perkembangan keyboard sekarang tu kaya gimana..gak kaya gitu2 aja..

Pernah ada temen player senior, beliau guru musik juga..tanya sama saya apakah koneksi MIDI di keyboard G600nya bisa buat transfer data style dan song dari PC, saya menjelaskan mati2an bahwa hal tersebut tidak mungkin bisa, solusinya ya cuma ganti keyboard yg ada koneksi USBnya, juga menjelaskan bahwa G600nya tidak punya internal storage buat nyimpen data style dan song.. agak lama baru dia ngerti, padahal saya sudah lama meng-infeksi dia supaya ganti keyboard yg lebih baru, wong duit ya juga ada.

Menurut saya, keyboard dengan teknologi baru yg sesuai dengan kebutuhan kita akan memudahkan kita untuk mengoptimalkan keyboard kita. Dengan mudahnya kita bikin style ato sequencing di keyboard, harusnya sudah mendorong minat kita untuk belajar dan meningkatkan skill sedikit demi sedikit, otomatis harga OT kita bisa sedikit2 naik karena klien pasti melihat kita punya kita ada kelebihan dibanding OT yg lain. Saya juga masih belajar, tapi saya terbuka dan senang sekali kalo ada rekan baik senior maupun junior yg tanya ato sekedar diskusi ttg teknologi keyboard baru, tapi kalo suruh ngebahas keyboard yg udah lewat masa kerjanya (misal E86-keluaran tahun 93-94an) kayanya sudah gak semangat lagi, kapan kita mo maju..?

musik adalah hati. tidak akan terdengar indah musikmu jika tidak memainkanya dgn hati. musik tidak akan pernah membohongi pendengarnya. Musik tidak ada harga nominal mainkan musikmu selama itu membuat hati kita senang. Tidak semua orang bisa bermain musik biar mereka yg mendengar yg menentukan harga

ya begitulah perkembangan teknologi, banyak yg tergusur (teori evolusi DARWIN) sama halnya ketika OT melanda dunia perpanggungan indonesia... banyak kaum band dan orkes musik yg mengeluh dengan turunnya omset mereka dan lain-lain, dengan OT semua bisa lebih praktis dan ekonomis, dan ketika keyboard udah bisa menyimpan file ribuan Style dan SONG (melalui internal maupun eksternal memori) maka banyak yg menyukai kepraktisan itu, termasuk player yg bisa dipungut dimana saja dan siapa saja..... sehingga tidak perlu menggaji player profesional yg tentunya berimbas kpd tarif mahal....

semuanya tinggal berpulang kepada kesadaran para penikmat musik sejati semua.... apakah hanya mendengar musik atau menikmati musik

Ya begitulah kenyataan yang terjadi, sebagian besar konsumen indonesia (pribumi) masih lebih mementingkan harga murah daripada kualitas artis nya (OT). Celakanya banyak dari konsumen tsb menyatakan bahwa mereka tidak melihat/ merasakan perbedaan yg berarti antara OT berskill memadai dengan OT yg hanya jadi (maaf) operator file2 song (Baik itu MIDI atau jangan2 mp3 karaoke juga He3x). Bagi konsumen yang penting pesta nya meriah & mereka bisa bayar murah. Memang harus kita akui kemampuan apresiasi & penghargaan konsumen masih rendah. Coba kalau ada Asosiasi Organ Tunggal Indonesia yang mengatur ttg standar harga & kode etik dsb, pasti para OT di Indonesia akan maju & sejahtera. Ayo bersatulah para OT Indonesia, jangan saling menjatuhkan harga demi kesejahteraan bersama..

Sebenarnya masalah tersebut bukan murni 'kesalahan' dari para player kibor. Tapi yang punya hajatpun bisa ikut dilibatkan dalam hal ini.
Coba aja kita bayangkan, apabila ada orang yang mau punya hajat tp beliau tidak mempunyai dana yg cukup buat menyewa OT yg notabene udah pny 'tarif'. Mau tidak mau terpaksa mencari yang bertarif ringan walaupun dgn resiko mungkin kualitas hiburannya kurang bagus. Tp klo untuk sekedar menunjukkan bahwa yg punya hajat mampu menyewa OT u/ acara hajatannya, sy kira bisa dimaklumi.
@Mas Wisnu: Saya kira paguyuban OT bisa berjalan lancar apabila kita menganggap OT adalah suatu hoby. Tp ketika OT dijadikan mata pencaharian maka paguyuban itu dengan sendirinya pasti akan bubar.
Mungkin disini player pemula blm tau berapa nilai tarif OT yg standar (tidak merusak pasar OT) krn player pemula pasti blm berani pasang harga yang mahal.
Jadi tarif u/ senior player tentulah beda dgn yunior player.

ini maaf ya... no hard feeling (istilah pak tjandra)

kalau memang mereka (para penyewa OT) menginginkan player yg berhigh skill tinggi dan sound yg natural tentunya mereka memilih sewa Full BAND atau malah ORkestra aja sekalian yg keseluruhan personilnya memiliki skill tinggi... dan sound yg bener2 natural

tapi di pengalaman di lapangan... dalam sanubari para penikmat musik OT pasti udah punya penilaian masing-masing terhadap group2 OT yg ada di sekitaran, jadi kalau yg punya hajatan menyewa OT XXX misalnya... para tamu dan undangan dan masyarakat jg tahu berapa tarif dan kualitasnya ( xixixixi ) dan dapat menilai kemampuan si empunya

saya sendiri punya beberapa tarif, tergantung pemakai jasa
player high skill yg bisa main Manual atau tidak
sound nya Full atau sebagian aja....
plus panggung atau nggak dll
mungkin bagi manager pemasaran ini merupkn strategi aja

kita harus bersiap menhadapi hal semacam ini dan punya strategi juga, jangan kalah ama keadaan

sama dengan pertanyaan , Mengapa lagu Cinta Laura laku keras padahal Artikulasi Vokal aja gk jelas

@ Om Yas..X banner saya juga ada tulisan kaya gitu om, "music from the heart", main musik memang harus dari dalam hati, agar apa yg kita mainkan juga samapai kepada para pendengar dan penikmat musik kita. Agar bisa main dari dalam hati, maka-paling tidak sedikit2-kita harus juga bisa main secara manual/ style, bukan banyak main songnya..iya,belajar dikit demi dikit pasti suatu saat ada kemajuan, saya sendiri juga masih harus banyak belajar.

@ Bang Ruly..mungkin masih susah untuk bikin persatuan per-OT an, karena seperti usaha lainnya, yg namanya politik banting harga pasti akan masih ada.

@ Mas Levico..Memang benar mas, bermacam2 range budget yg dimiliki oleh orang yg punya hajat untuk menyewa OT, jadi menurut saya biarkan saja OT punya standard harga sendiri2. Dengan demikian akan ada segmentasi harga yg beragam, mengikuti kemampuan konsumen yg bermacam2 pula. Kalo sudah begini, semua player OT akan kebagian rejeki, dari yg junior sampai senior. Ada bagusnya juga kan? Tinggal biarkan konsumen yg memilihnya, jadi kita masih bisa bersaing secara sehat diluar acara "turun2an harga".

Celakanya kaya gitu mas, yg saya lihat sekarang ini, OT dianggap semata2 sebagai salah satu profesi yg bisa menghasilkan pendapatan lumayan, bukan sebagai hobby yg bisa menghasilkan uang. Makanya buat saya pribadi, agar saya dapat menikmati hobby saya main musik sambil cari uang, saya sering tolak job ngamen kalo sound system yg dipake gak jelas kualitasnya. Yg sering terjadi, kalo yg nyediain sound system yg punya hajat pasti kualitas sound systemnya sangat makanya saya sering hanya terima job ngamen satu paket dengan sound system rekan yg sudah saya percaya. Memang kita tetep dapat duit, tapi apa salahnya kalo kita mainnya juga enak, dan kita bisa menikmati permainan kita sendiri?
Mohon maaf kalo ada salah kata, sekadar share pengalaman saja..

@ Mas Hadi..wah kalo band ato full orchestra kelasnya dah lain mas dibanding OT, dari segi harga juga sudah pasti berbeda. Yg sedang kita diskusikan ini OT, OT pun bisa menghasilkan sound mirip dengan full band kalo kita bisa memaksimalkan permainan dan keyboard kita..hehehehehehehehehehe...
Iya mas betul, biarkan saja konsumen yg menentukan harga menurut kemauan mereka..

Kejadian saya mirip mas wisnu, cuma kondisinya terbalik tapi saya pasrah aja. Karena yg punya hajat juga cuma bilang "... yang penting ada orgennya bunyi dan suaranya sound gede, jadi ga sepi "... , mau bilang apa lagi, langsung lemes dengarnya...

terus maenkan OT.... biar rakyat yg menilai... seleksi alam pasti terjadi...
ngamen terus demi masa depan

namanya juga persaingan pasar, semakin banyak bermunculan, maka semakin murah, sekarang tergantung kualitas permainannya aja yang harus selalu ditingkatkan, biar laku terus...