7th Mode style PSR

First topic message reminder :

Mungkin yg udah bisa bikin style di PSR, mengetahui bahwa untuk membuat style tsb mengikuti harmoni seluruh chord adalah dgn mengisi pola chord M7 di accompnya.

Sebagian ada yg bilang ini "kekurangan", tp di sisi lain, saya justru menganggap ini adalah "kelebihan".
Karena........
Bisa bikin style yg accompnya ga selalu "patuh" sama chord 7th.
Misal dlm sebuah style Dangdut dgn 1 accomp rytim gtr & 1 accomp rhytim piano, saya bisa bikin style yg hanya pemain pianonya aja yg patuh ngikutin chord2 7th. Sdgnkan pemain gitanya, cuek aja main di chord yg biasa.... hehehehe

so, menurut rekan2, keharusan mengisi dgn pola M7 ini adalah sebuah kekurangan? Atau ada pendapat lain?

VW Music wrote:

Contoh yg saya lakukan dan bs dilihat di page saya yg ada di harodilia.com tsb yakni saat buat track bass, kita buat di chord misal E, saat buat track piano, kita buat misal di chord C#, saat buat track gitar, kita buat di misal chord Es dst dst nya.

weitttss.... ribetttt
tapi kadang2 emang suka butuh yg kayak gini ya, pak.

ihutm wrote:

Dari salah satu artikel yg sy pernah baca (nggak ingat di Sound On Sound atau Harmony Central, tp artikel dr web), para punggawa designer Yamaha itu mayoritas anak2 muda penggemar Light Jazz dan Infusion, sehingga tonal/timbrenya Yamaha banyak yg ringan dan sangat dipengaruhi gaya main Light Jazz (apalagi yg aliran Japan Music). Simak saja gaya-gaya jagoannya Yamaha Light Contest, Jazznya gak serumit Casiopea, enteng dan stright (nggak banyak muter2 di Intro) tapi lsg Verse. Breaknya mereka juga memang "seadanya" tapi "pas" tak kurang, tak lebih.

Baru ngerti
jadi tambah masuk akal, knp defaultnya di M7

Mauliate infonya, amangboru.

iya mr. ihut, jadi menconventer dari satu keinginan menjadi kenyataan
sesuai postingan diatas, sebenarnya memang diperlukan lebih dari satu orang to doing that...

Antoni Pasaribu wrote:

ihutm wrote:

Dari salah satu artikel yg sy pernah baca (nggak ingat di Sound On Sound atau Harmony Central, tp artikel dr web), para punggawa designer Yamaha itu mayoritas anak2 muda penggemar Light Jazz dan Infusion, sehingga tonal/timbrenya Yamaha banyak yg ringan dan sangat dipengaruhi gaya main Light Jazz (apalagi yg aliran Japan Music). Simak saja gaya-gaya jagoannya Yamaha Light Contest, Jazznya gak serumit Casiopea, enteng dan stright (nggak banyak muter2 di Intro) tapi lsg Verse. Breaknya mereka juga memang "seadanya" tapi "pas" tak kurang, tak lebih.

Baru ngerti
jadi tambah masuk akal, knp defaultnya di M7

Mauliate infonya, amangboru.

Maaf, apa berarti keyb yg tdk merecord di M7 lalu tdk bs memainkan M7 sehingga tdk cocok utk light jazz?

Saya kutip tulisan saya di post sebelumnya...

Quote :

Masalah 7th itu masalah desain.

Ambil contoh, kalau di roland , kita buat hanya Maj saja maka saat kita memainkan chord C7 di roland, si roland akan menambahkan dan men sisipkan sendiri not ke 7 nya tsb. Jd yg melakukan adalah si keyb nya.

Kalau di yamaha, karena si keyb tdk bs melakukannya secara otomatis maka kitanya saat membuat style hrs memasukkan sendiri not 7 nya tsb di style. Tanpa memasukkan not 7 nya di style, memang si style bs berjalan akan tetapi saat kita memainkan chord C7, si keyb karena kekurangan data input maka yg dibunyikan yah tetap chord C saja, tdk bs membunyikan chord C7 walaupun di layar keyb tetap tertulis chord C7. Istilah seperti missing data gtiu...

.

VW music wrote:

Maaf, apa berarti keyb yg tdk merecord di M7 lalu tdk bs memainkan M7 sehingga tdk cocok utk light jazz?

Saya kutip tulisan saya di post sebelumnya...

Quote :

Masalah 7th itu masalah desain.

Ambil contoh, kalau di roland , kita buat hanya Maj saja maka saat kita memainkan chord C7 di roland, si roland akan menambahkan dan men sisipkan sendiri not ke 7 nya tsb. Jd yg melakukan adalah si keyb nya.

Kalau di yamaha, karena si keyb tdk bs melakukannya secara otomatis maka kitanya saat membuat style hrs memasukkan sendiri not 7 nya tsb di style. Tanpa memasukkan not 7 nya di style, memang si style bs berjalan akan tetapi saat kita memainkan chord C7, si keyb karena kekurangan data input maka yg dibunyikan yah tetap chord C saja, tdk bs membunyikan chord C7 walaupun di layar keyb tetap tertulis chord C7. Istilah seperti missing data gtiu...

.

Ga juga sih, pak
Maksud saya "tambah masuk akal" tsb, mungkin hanya di pengaruhi sense para punggawa designer Yamaha itu yg lebih dominan dengan chord2 "miring" kayak M7 tsb
hanya opini aja.

wah kalau begtiu mestinya cari disainer yg kelas biasa2 aja tuh biar pas dia disain khan karena pikiriannya lbh sederhana maka hasil disain nya jg lbh mudah di mengerti oleh org biasa2 jg.
Kalau yg disain kecanggihan, yah hasil nya jg memang canggih sih tapi mungkin yg ngerti cuma dia aja tuh, org lain malah binun jadinya hehehe...

Contoh lagu jg gitu khan, kalau kita perhatikan lagu2 hits, justru yg melodi nya atau chord nya simple2 aja karena memang jd nya lbh mudah di cerna oleh org kebanyakkan.
.

Bisa jadi sih,pak

OOT,
kl soal lagu, di tempat saya emang begitu yg terjadi, saya punya banyak stok lagu, sampai lagu2 yg di serahin sama pencipta lagu yg udah terkenal di nasional, saya juga punya.
tapi kembali lagi ke survey "kemampuan cerna" masyarakat.
terpaksa, lagu2 dengan melodi dan alur sederhana yg kami majuin
dan sejauh ini, belum ada yg mentah di pasaran Kerinci sekitarnya

Saya bingung menjelaskan. Kalau dikatakan dgn cara sederhana, Kita rada suka ribet dgn hal2 yg tidak perlu diribetkan. Suka tidak memperdulikan perspektif view dr sebuah design. Kalau hanya berpikir, bahwa design hanya sebuah pemikiran linear, yah... kita hanya bisa mengomel melihat design org lain. Tapi kalau kita mau sedikit saja berpikir lateral, maka akan terbuka apa2 sj kira2 yg menjadi faktor2 yg dipikirkan bg sebuah design. (Waoooo.... jadi teoritis banget yach...).

MAAF, DENGAN TIDAK MENGURANGI RASA HORMAT KEPADA PARA PEMAIN MUSIK INDONESIA. Salah satu pemikiran lateral (disisi YAMAHA) misalnya : Seperti apa Yamaha kalau menggunakan Ihut Marpaung sebagai programmernya (Tukang codingnya?), sementara dia tahunya cuma Gondang Batak yg do re mi fa sol, dan kibordnya juga NGGAK ADA YAMAHA?

Maka akan ada beberapa jawaban lateral : 1. Kompetensinya Ihutm tidak mencukupi . 2. Aliran yg diusung akan kebanyakan ke Gondang Batak (YG TIDAK DIKENAL SCR UNIVERSAL). 3. Tidak ada "ruh" yg menghubungkan dia scr emotional dgn Yamaha, paling tidak dia tidak begitu tahu Yamaha dan bukan pemerhati YAMAHA LIGHT JAZZ CONTEST.
Maka...... Pasar tidak kenal, shg tidak ada untungnya menggunakan Ihutm sbg programernya.

Sebelum sebuah design diputuskan, akan ada beribu2 pertanyaan lateral yg dilakukan, shg didapat suatu kesimpulan ttg design yg akan digunakan, yg pasti terdiri dr beberapa alternatif.
Mungkin kalau dirunut, akan ada bbrp keuntungan dgn menggunakan M7 sbg dasar pembuatan style di Yamaha, mungkin..... misalnya, jangan2 coding algorythmnya jadi lebih sederhana shg processornya jadi lebih murah...mungkin.... shg Yamaha bisa dijual dgn harga yg "lebih" murah....mungkin.... Banyak kemungkinannya. Tapi yg jelas dari perspektif bisnis, keputusannya adalah seperti yg ada sekarang, buktinya, YAMAHA tidak pernah menarik produknya yg ber-M7 dari pasar dgn alasan salah design.



:|

Saya tdk mengatakan bahwa ber M7 itu salah desain lho pak tapi yah memang disain nya dari sana nya sdh begitu.

Pasti si yamaha punya alasan sendiri menggunakan M7 dibanding M saja. Yg jd masalah adalah user2 yamaha sendiri yg menganggap bahwa utk membuat style di yamaha cuma pakai M saja sehingga banyak style yamaha yg beredar itu 'salah' dan ini yg terjadi di lapangan.

Yg hrs diluruskan utk user2 yamaha tsb adalah:
- buat style yamaha yg benar adalah pakai M7
- buat style yamaha kalau mau pakai M TAPI saja bisa jangan lupa set style dgn benar.
.

ihutm wrote:

Saya bingung menjelaskan. Kalau dikatakan dgn cara sederhana, Kita rada suka ribet dgn hal2 yg tidak perlu diribetkan. Suka tidak memperdulikan perspektif view dr sebuah design. Kalau hanya berpikir, bahwa design hanya sebuah pemikiran linear, yah... kita hanya bisa mengomel melihat design org lain. Tapi kalau kita mau sedikit saja berpikir lateral, maka akan terbuka apa2 sj kira2 yg menjadi faktor2 yg dipikirkan bg sebuah design. (Waoooo.... jadi teoritis banget yach...).

MAAF, DENGAN TIDAK MENGURANGI RASA HORMAT KEPADA PARA PEMAIN MUSIK INDONESIA. Salah satu pemikiran lateral (disisi YAMAHA) misalnya : Seperti apa Yamaha kalau menggunakan Ihut Marpaung sebagai programmernya (Tukang codingnya?), sementara dia tahunya cuma Gondang Batak yg do re mi fa sol, dan kibordnya juga NGGAK ADA YAMAHA?

Maka akan ada beberapa jawaban lateral : 1. Kompetensinya Ihutm tidak mencukupi . 2. Aliran yg diusung akan kebanyakan ke Gondang Batak (YG TIDAK DIKENAL SCR UNIVERSAL). 3. Tidak ada "ruh" yg menghubungkan dia scr emotional dgn Yamaha, paling tidak dia tidak begitu tahu Yamaha dan bukan pemerhati YAMAHA LIGHT JAZZ CONTEST.
Maka...... Pasar tidak kenal, shg tidak ada untungnya menggunakan Ihutm sbg programernya.

Sebelum sebuah design diputuskan, akan ada beribu2 pertanyaan lateral yg dilakukan, shg didapat suatu kesimpulan ttg design yg akan digunakan, yg pasti terdiri dr beberapa alternatif.
Mungkin kalau dirunut, akan ada bbrp keuntungan dgn menggunakan M7 sbg dasar pembuatan style di Yamaha, mungkin..... misalnya, jangan2 coding algorythmnya jadi lebih sederhana shg processornya jadi lebih murah...mungkin.... shg Yamaha bisa dijual dgn harga yg "lebih" murah....mungkin.... Banyak kemungkinannya. Tapi yg jelas dari perspektif bisnis, keputusannya adalah seperti yg ada sekarang, buktinya, YAMAHA tidak pernah menarik produknya yg ber-M7 dari pasar dgn alasan salah design.



:|

Silahkan di lihat video yg saya upload di topik memanfaatkan chord 7 utk membuktikan bahwa karena user yamaha yg menganggap bahwa membuat style di yamaha hanya pakai chord M saja bs sehingga hasil style yamaha nya jd maaf, cacat.

Antoni Pasaribu wrote:

clowor wrote:

VW music wrote:

clowor wrote:

meneruskan post di atassssss
post di atas mengatakan PSR tdk patuh chord2 7 menurut saya patuh sekali asalkan pembuatan sesuai Maj mnr nya .misalkan pembuatan styl Maj PLAY CHORDnya disesuaikan Maj sebaliknya minor PLAY CHORDnya jg hrs minor .klo buat CHORD C,E,G jg g usah tambain Not B B B B nan 7 ya 7 contoh do mi sol + le aja uda patuh ke M7. untuk temen2 yg punya psr silahkan membuktikannnn makasihhh

Silahkan dibuka buku manual yamaha nya deh..Di bukunya dijelaskan, dasar pembuatan style itu hrs CMaj7.
Kalaupun mau dibuat hanya dgn not C, E dan G saja, maka ada parameter2 yg hrs dirubah di bagian CASM nya..
.

di atas kan juga NOT C_E_G pak . Ini sdh kenyata,an antara patuh & tdk patuh ternyata patuh masa suruh baca buku lg, maaf lo pk tjandra topiknya biar agak gimana gt hihihihi


CLOWOR MUSIK

Pamer foto dulu ahhhhh







Kebetulan sekali, tadi saya ada ibadah pemuda Gereja kami disini, dan kebetulan sekali, si tuan rumah menyediakan PSR2k.... wew... saya langsung teringat topic ini.
sebelum ibadah mulai, saya langsung menuju ke style recordernya...
saya bikin 1 part rhytim piano 1 bar... cuma untuk ngetes aja.
lalu saya setting parameter PLAY CHORD jadi MAJ (seperti petunjuk mas Clowor),



setelah jadi, saya coba mainkan....
ternyata.........................
Rhytim pianonya jadi "patuh"
saya coba beberapa chord 7, M7, DIM, AUG, semuanya patuh....

itu yg saya temukan dalam kesempatan sempit yg ga sengaja tadi :-)

Bagi yang punya PSR, silahkan di test sendiri, siapa tau saya juga salah, maklum tadi buru2 bgd.

Lanjuuuutttttttttt

Saya kutip tulisan Admin

Antoni Pasaribu wrote:

saya bikin 1 part rhytim piano 1 bar... cuma untuk ngetes aja.
lalu saya setting parameter PLAY CHORD jadi MAJ (seperti petunjuk mas Clowor),

setelah jadi, saya coba mainkan....
ternyata.........................
Rhytim pianonya jadi "patuh" Mantap
saya coba beberapa chord 7, M7, DIM, AUG, semuanya patuh....

Nah itu langkah yg benar tapi kenyataannya seperti yg saya tulis jg

VW music wrote:

Seperti yg saya katakan sebelumnya, kalau memang kita rubah settingan style nya memang bs hanya merekam chord Maj aja, akan tetapi kebanyakkan org saat buat style di yamaha itu, langsung masuk style editor, langsung rekam lalu save dan beres (seperti yg saya contohkan di video 3 di bad design di fil in yamaha yg saya share style nya), tdk dirubah settingan style nya lagi.

Silahkan cek style2 gratisan yg beredar dan cek settingan style nya, style direcord dgn Maj saja tapi tdk di set dgn benar settingannya sehingga style tsb cacat di chord 7 dan sejenisnya.

Nah di video di topik memanfaatkan chord 7, yg saat saya terangkan adalah style buatan org ---- bs dilihat saat pindah2 ke chord Maj7 atau 7--- khan memang style nya tdk bereaksi.

Jd yg jd masalah adalah karena kebanyakkan user yamaha sendiri yg salah tafsir sehingga akhirnya mereka membuat style yamaha jd cacat seperti yg saya tulis sebelumnya seperti ini:

VW music wrote:

Yg hrs diluruskan utk user2 yamaha tsb adalah:
- buat style yamaha yg benar adalah pakai M7
- buat style yamaha kalau mau pakai M TAPI saja bisa jangan lupa set style dgn benar.

Sekalian mau mengoreksi tulisan saya yg awalnya

- buat style yamaha kalau mau pakai M TAPI saja bisa jangan lupa set style dgn benar

menjadi

- buat style yamaha kalau mau pakai M saja bisa TAPI jangan lupa set style dgn benar

Maaf, typo jd kata2nya terbalik balik...

LANJUT.....

Diskusi yang menyita perhatian saya....hehe
Jadi dapat banyak ilmu lagi...

Postingan yang dibuat Pak Tjandra saya kira benar. Saya coba membuat style di PSR S550 dan mengisi part Chord 1 dan Chord 2 dengan not C-E-G saja. Ternyata setelah di -save, saya mainkan C Mayor dan C7, tidak ada perbedaan apapun yang timbul. Lalu saya ulangi lagi dengan not C-E-G-B, baru C Mayor dan C7 memiliki perbedaan.

Akan tetapi hikmat yang bisa saya dapat dari diskusi ini, ternyata membuat part Style dengan C Major saja bisa, asalkan disetting parameter PLAY CHORD jadi MAJ (seperti petunjuk mas Clowor).