nambahin istilah dari artikel
:
Struktur dari power Amplifier ini biasanya terdiri dari:
1. Heat Sink (casing)
Fungsi dari Heat Sink ini adalah untuk menyerap dan membuang panas yang dihasilkan oleh transistor. Bahan pembuat dari heat sink ini umumnya adalah alumunium cor atau kadang-kadang digunakan pula tembaga.
2. DC Connector Terminal Section
Pada sebagian Amplifier terdapat beberapa terminal untuk menyambung power input yaitu DC + konstan langsung dari terminal + (positive dari accu), Ground or Negative (-) yang biasanya disambungkan dengan chassis mobil.
Remote turn on/off berfungsi sebagai kabel kontrol untuk mematikan dan menyalakan power, yang dikontrol dari head unit.
3. RCA or High Level terminal Input
Dari fungsi terminal ini adalah sebagai penghantar sinyal audio dari Head Unit ke Amplifier. Biasanya melalui kabel interconnect atau RCA. Kualitas dari kabel ini sangat penting, karena kabel yang baik dapat menghantarkan sinyal suara yang baik, sebaliknya kabel yang kurang baik akan merusak suara juga.
High input speaker terminal dipergunakan apabila tidak terdapat output RCA (low level) pada HU. Ada pula terminal khusus seperti pada product satu merk amplifier yang memakai connector symbilink, untuk memudahkan kita dalam menyetel power tersebut dengan memakai PC or notebook.
4. Speaker Output Connector
Terminal ini adalah sebagai terminal keluarnya sinyal yang telah diperkuat. Biasanya terdiri dari terminal dengan tanda plus+ dan minus-. Ada pula petunjuk khusus untuk membuat power bekerja dengan kondisi mono (bridged).
5.Crossover Section
banyak power amplifier dewasa ini telah diperlengkapi dengan crossover aktif. Jadi amplifier tersebut dapat dipergunakan dengan beberapa konfigurasi, untuk amplifier subwoofer (LOF), full range (filter/tapis tidak dipergunakan) dan untuk midbass (HPF).
6. Gain Section
Fungsi dari gain tersebut adalah mengatur agar sinyal yang masuk sesuai dengan input sesitivity dari Power Ampifier tersebut. Biasanya range sensitivity dari power amplifier dewasa ini adalah dari 2-5 volts. Biasa disebut juga dengan Output sensitivity.
7. Fuse
Amplifier yang baik harus dilengkapi dengan sekring, sekring ini dapat berupa AGU Fuse, atau bentuk sekring lainnya. Ampere sekring disesuaikan dengan daya max yang dapat dikeluarkan. Setelah mengenal struktur luar dari amp, kita beralih ke isi dari alat ini berikut sistem kerjanya.
Power amplifier mobil dewasa ini didesain untuk pemakaian dalam mobil, dengan voltage kerja antara 11-14.4 volt. Mempunyai Power Supply ,input stage dan output stage. Fungsi dari power supply adalah menyuplai daya pada output section, Voltage DC(Direct Current) senilai 11-14,4 Volt yang masuk ke power supply dirubah menjadi pulsa-pulsa dengan sangat cepat, untuk membuat AC(Alternate Current).
Voltage AC yang terjadi diperkuat kembali memakai transformer yang bekerja atas gaya magnet,supaya lebih besar nilainya. Proses selanjutnya adalah menggunakan rectifier (penyearah) untuk membuat voltage AC tadi menjadi DC kembali, hanya jauh lebih besar dari pada voltage asal(11-1,4).
Output ini disebut voltage rail, dan menentukan berapa banyak voltage yang dapat dikirimkan amplifier ke speaker. Rail ini terdiri dari +dan- untuk setiap speaker output, dan bila kita mengetahui berapa voltage dari rail tersebut dan beban speakernya, maka kita akan dapat menghitung daya sebenarnya dari power amplifier tersebut.
Sekarang kita masuk ke klasifikasi/perbedaan dari power amplifier output stage menurut kelasnya:
1. Class AB, A, B
Amp kelas ini memakai sedikitnya 1 transistor per rail per channel. Amp 2 channel akan memakai sedikitnya 4 output transistor, tapi dapat juga ditambah jumlahnya supaya terdapat peningkatan signifikan pada dayanya. Dua transistor pada satu channel akan bekerja on dan off, mengirim nilai variabel dari Voltage sinyal + dan – ke speaker output terminal +. Terminal- dari speaker terminal tersambung pada ground. Kapan dan berapa sering transistor menyala menentukan kelas dari amp tersebut apakah kelas A, AB atau B.
Transistor power kelas A selalu menyala oleh arus yang mengalir, suara memang lebih baik dibanding kelas AB dan B, tapi akan lebih cepat menjadi panas, karena tidak efisien. Banyak energi yang terbuang karena berubah menjadi panas.
Class B: hanya 1 dari transistor tersebut yang menyala dalam satu waktu. Class B efisien, hanya mungkin suara nya agak kurang bila dibandig dengan class A dan AB. Penjelasan ini menerangkan mengapa lebih banyak dipakai kelas AB di car audio, efisien dan bersuara cukup baik.
2. Class G
Cara kerja power ini mirip dengan kelas AB, hanya ada suatu cara yang membuat amplifier ini menjadi lebih efisien, Amp ini mempunyai lebih dari 1 rail + dan – yang satu lebih tinggi nilainya. 25 volt untuk level rendah. Dan bila tidak diperlukan, amp ini bekerja hanya pada 25 V, tapi seiring dengan bertambahnya signal level, amp ini dengan lembut berpindah pada rail yang lebih tinggi misal 50 volts. Kesimpulannya, suara dari amp kelas G ini sama baiknya dengan class AB tapi jauh lebih efisien.
3. Class D
Amplifier pada kelas ini tidak menggunakan alat output secara analog untuk merubah voltage naik turun. Amp ini menggunakan Mosfet, yang seperti transistor, tapi bedanya memakai siklus on dan off nya yang sangat cepat, dibanding dengan pada kelas AB yang merubah naik turun. Siklus seberapa sering on versus off akan menentukan berapa besar output dari power ini. Biasa power class D ini ditujukan sebagai power untuk Subwoofer. Kita ibaratkan seprti saklar on/off untuk menyalakan lampu (D) dan saklar dimmer untuk meredupkan lampu (AB). Amplifier class D sangat efisien tetapi sangat terbatas untuk frekwensi responsenya, serta tingkat distorsinya lebih besar dari kelas AB.
4. Vacuum Tube Amps.(Amplifier tabung)
Power amplifier ini menggunakan pendahulu dari transistor, yaitu tabung hampa, udara dengan katoda dan anoda yang berfungsi mengalirkan electron. Cara kerjanya adalah dengan memakai transformator dengan memasukan tegangan tinggi dan kemudian dirubah kembali menjadi tegangan rendah dengan arus yang dapat menggerakan speaker. Tapi banyak menjadi perdebatan karena banyak audiophile yang berpendapat bahwa power ini suaranya lebih baik dari power transistor.
Sumber: Otostereo