Level Volume Jam 4, apa yang terjadi ?

Kalau kita simak forum ini banyak kita jumpai posting an yang kira2 bunyi nya begini :

" blazerku pada vollume jam 9 sudah nendang bass nya speakernya sudah mau muntah" ,

ada lagi " rada aneh meskipun volume sudah separuh lebih kok masih cempreng gitu",

" pada putaran seperempat saja sudah nyata suara yang gesit, warm dan nuasa smoot yang luar biasa "

" mak ngougk, modar deh speaker padahal baru dibuka 3/4 ", dll.. dll... dst...


sebenarnya apa yang terjadi ketika knob level volume diputar ?
apa alasanya,
bagaimana aturan mainya,
karena apa & untuk apa,
oleh siapa,


mohon masukkan, pendapatnya, karena masih belajar, maaf merepotkan

pot volume hanya pembagi tegangan, yang menentukan besar kecilnya suara di out adalah
1. gain voltage sang power amp
2. level input
3. sensitifitas sang speaker.

kloengsoer wrote:

Kalau kita simak forum ini banyak kita jumpai posting an yang kira2 bunyi nya begini :

" blazerku pada volume jam 9 sudah nendang bass nya speakernya sudah mau muntah" ,

- Mungkin Penguatan tegangan (pada preamp / pwr amp) terlalu tinggi.
- mungkin sinyal inputnya yang terlalu tinggi.
- mungkin boosting bassnya terlalu tinggi pada EQ / TC.
- dsb.

Quote :

" rada aneh meskipun volume sudah separuh lebih kok masih cempreng gitu",

- Mungkin HPF terlalu tinggi.
- mungkin loudspeaker kurang bagus.
- mungkin memang material sinyal sumbernya yang datar.
- dsb.

Quote :

" pada putaran seperempat saja sudah nyata suara yang gesit, warm dan nuansa smooth yang luar biasa "

- mungkin power amp dan loudspeakernya bagus dan cocok, sedang penguatan tegangan terlalu tinggi.
- dsb.

Quote :

sebenarnya apa yang terjadi ketika knob level volume diputar ?
apa alasanya,
bagaimana aturan mainya,
karena apa & untuk apa,
oleh siapa,


mohon masukkan, pendapatnya, karena masih belajar, maaf merepotkan

- yang terjadi ketika pot vol diputar, resistan internalnya berubah, sehingga membuat pembagi tegangan yg variabel.
Ketika full kanan maka sinyal input tidak mengalami pembagian (pengurangan level), jadi sinyal input hanya tinggal dikali penguatan tegangan.
misalnya:
sinyal input 2Vrms dan penguatan pada ampli adalah 10x (20dB) , maka ampli akan mengeluarkan daya (asumsi power amp mampu) :
penguatan = 2Vrms * 10 = 20Vrms
Po = 20^2 / 8Ω
Po = 50Wrms @ 8Ω.
sekarang jika sinyal 2Vrms melalui pot volume (asumsi 100kΩ LINEAR) pada posisi 3/4 maka daya output :
V-pot = 2Vrms * (75kΩ / ( 75kΩ + 25kΩ ))
V-pot = 2Vrms * 0,75
V-pot = 1,5Vrms.
penguatan = 1,5Vrms * 10 = 15Vrms
Po = 15^2 / 8Ω
Po = 28Wrms @ 8Ω.
kalau mau ngitung pakai pot logaritmik lebih susah, tapi prinsipnya sama, itu yang terjadi kalau pot vol diputar maju.
- Pemutaran pot volume harusnya tidak menambah/mengurangi warna suara (kecuali mungkin bahan resistannya yang berbeda).

- aturan main:
menurut saya asal ampli jangan sampai klip lah.
disini mengetahui penguatan tegangan ampli dan preamp menjadi penting, termasuk berapa tingginya sinyal input yang akan masuk.
jika tidak diketahui, itulah salah satu fungsi volume, untuk mengurangi level sinyal input yang terlalu tinggi.

Pendapat lain?

inilah yang sebenarnya kurang standar mestinya volume dibuka full, lalu suara di SPL input 0dBu dan di out 0dBv mixer langsung ke power-amp, yang jadi masalah apakah sudah cek level indikator atau cuma jajal dari DVD saja kalau model inputnya belang apalagi tambah aksesoris jangan berharap banyak suara input akan sama dilokasi satu dengan yang lainnya ?

Ada yang pernah experiment gak, kalau yang dirubah itu nilai R penentu gain sebuah amplifier?, kira-kira bagaimana efeknya

kebetulan saya penganut level volume PA dibuka full,

perubahan nilai gain ditempat lain,

biar tidak wira wiri,

kan biasanya sudah ada resistor untuk pengaturan penguatan (pemilih sensitifitas)

kalau saya cenderung sebagai penyesuai antarmuka (interface) daris suatu unit ke unit yang lain agar keduanya rukun dan sepakat untuk kerjasama baik titik tolak seimbang (balance) maupun tidak seimbang (unbalance), wah bahasanya jadi rada2 ...

gini saja ... biar mudah, tiap alat sebelum PA pada outputya punya nilai karakter sendiri2

misal di level meter di mixer sudah kuning tapi kenyataan pada power management belum tuh, bagiamana cara ngakalinya ketika di mixer sudah kuning, di eq kuning, di X over juga kuning, di speaker juga akan mengisaratkan kuning, maka dibuat penyesuai nilai salah satunya dengan bantuan variable resistor

itu menurut saya, bisa salah

yang lain ?

kalau kondisinya begitu, mencari kerukunan susah jug mas pilihannya bisa based Vmax, atau based speaker terpasang, itu semua didesain sesuai keinginan si pemilik, tapi kalau mampu tergantung keinginan si pembeli...

karena pembeli adalah raja, dan suatu ketika kemudian terjadi kebalikannya

lalu ?

nah kalau kebalikannya yah harus belajar mengatur based

berati siap wira wiri lagi, akan saya coba saran nya

permasalahan yang sebenarnya sudah lama terjadi
akibat produsen punya standar sendiri2,
kita sebagai pemakai kadang binggung berpijak kemana ?

mungkin bagi SF punya tips and trik
agar kita hanya punya satu level volume saja (misal di mixer saja) mohon di share

nah itulah yg sulit dari power ampli rakitan, nggak ada indicator cliping powernya, coba kalau ada dan indicator clipingnya pembacaannya bisa tepat, pasti enak deh pengoperasiannya, apalagi jika watt power amp tidak sesuai dengan yg dibutuhkan speakernya. Pasti salah satu ada yg rusak, kalau nggak powernya ya speakernya ( jadi dalam pengoperasiannya masih menggunakan feling kita, kira2 kuat speaker kita seberapa besar sih), jadi berhati2hatilah jika melakukan experiment pada power amp anda ( penambahan preamp yg asal-asalan, dll ) bisa menyebabkan cliping pd power amp anda.

rakitan (bahkan lebih akurat) Power Amp Clipping Indikator

sue wrote:

rakitan (bahkan lebih akurat) Power Amp Clipping Indikator

dah di rangkai blum mas Sue?? gimana all hasilnya?

Quote :

permasalahan yang sebenarnya sudah lama terjadi
akibat produsen punya standar sendiri2,
kita sebagai pemakai kadang binggung berpijak kemana ?

kalau built-up bisa langsung kalibrasi input, misal +6dB semua, jika kondisi input power belang ada 0 s.d 10 lalu ada juga yg -4dB s.d +6dB dll... alhasil input sama besar semua. selain itu periksa sensitivity input, 0,775 1.23 atau 2.5V, intinya dibuat sedemikian rupa agar inputnya sama.

kalau rakitan, hitungnya based gain saja. nilai OCL darlington (safari dkk) umumnya selalu 2x lebih besar daripada OCL skilai (blazer), jadi potensio blazer selalu full sedangkan potensio OCL justru berada pada jam 12 (atau 1/2nya) agar signal bisa berjalan bareng. intinya disesuaikan saja

hery wrote:

sue wrote:

rakitan (bahkan lebih akurat) Power Amp Clipping Indikator

dah di rangkai blum mas Sue?? gimana all hasilnya?

Yang nge-tes yg bikin design, jadi lebih baik baca keterangan cara kerjanya baik-baik.
kalau saya sih ga pakai. rata2 ampli saya dah di ubah(disesuaikan) kebutuhan gainnya.

kalau saya sih ga pakai. rata2 ampli saya dah di ubah(disesuaikan) kebutuhan gainnya.[/quote]


Gimana caranya tuh mas sue ??? kasih trick nya donk.

klu di rumah emang gak sulit karena level juga jarang digeber habis , tapi coba klu di lapangan akan lain karena kita kan selalu mencari level yang lebih tinggi ( SPL ) biar gak ditutupi sama sorak/ teriakan pengujung.
klu gak ada clip indikator bisa dipastikan akan ada ampli clip yang berujung pada pengeluaran dana karena power jebol atau speaker jebol.