pemacar radio

saya berdoa mudah2an tidak salah kamar dihitunghitung masih baru
* banyak rekan, saudara,yang hoby elektro di SF ini
* mungkin saya belum menemukan kamarnya
...........kok tidak ada pembahasan soal pemancar radio............

sepertinya tidak salah kamar

silahkan dilanjut pembahasannya..

Quote :

...........kok tidak ada pembahasan soal pemancar radio............

yang dibahas apanya pak ?

mendingan buka trit aja Pak ,bagian apa dan mana pemancar yang akan dibahas

ikutan nyimak

apa ya yang dibahas???

maaf,mungkin maksud TS adalah pemancar fm rakitan(frequensi dibawah 88 Mhz) biasanya yg hobi sama radio break2 an.

JM sound wrote:

maaf,mungkin maksud TS adalah pemancar fm rakitan(frequensi dibawah 88 Mhz) biasanya yg hobi sama radio break2 an.

Kasihan yang pake wireless mic dibawah harga 400 ribu, tidak bisa pakai wirelessnya dong!


Kalau ada yang mau coba bikin pemancar di frekuensi 118.1MHZ, 118.3MHZ dst naik setiap 200KHZ. Kira2 apakah ada yang tega?!

saran saya jangan bikin pemancar radio dengan range frek 110 - 120 mhz, karena alokasi frek airband atau frek penerbangan.

jenis ppl saja, majalah elektron (hmj elektro itb) edisi 13 pernah bahas termasuk antena nya, rf power nyampe 100 watt 80 - 110 mhz,

lue wrote:

saran saya jangan bikin pemancar radio dengan range frek 110 - 120 mhz, karena alokasi frek airband atau frek penerbangan.

Nah ini dia orang yang mengerti aturan, 100 buat mas Lue. Memang frekuensi2 itu digunakan oleh Air Traffic Control Penerbangan. Karena frekuensi lalu lintas penerbangan saat ini semakin padat, terlalu beresiko main2 dengan pemancar. Faktanya kebanyakan skema pemancar yang ada dimajalah dan forum2 elektronik tidak dilengkapi rangkaian LPF dan BPF yang baik, sehingga besar kemungkinan frekuensi harmonicnya mengganggu komunikasi pesawat yang akan mendarat. Kalau yang terganggu hanya frekuensi 155~157MHZ komunikasi pelayaran masih banyak pilihan dan mereka bergerak lambat, pesawat terbang kesalahan 1 detik bisa berakibat fatal.


Mas Kloengsoer, saya pernah membuat di Band FM Broadcast pemancar FM 2,5watt pakai tr final ICOM IC2N dan antene slim jim bisa mencapai jarak lebih dari 20km. Main di band 2mtr selalu pakai HT 2,5watt sewilayah Banten bisa dijangkau dengan antene slim jim. Saat ini sangat banyak kegiatan masyarakat bergantung pada frekuensi radio, rasanya lebih baik jangan main2 dengan pemancar kecuali melalui wadah yang resmi seperti ORARI/OARI. Bagaimana kalau bereksperimen dengan antene WIFI atau GIGI BIRU (BLUETOOTH) dan membangun jaringan kampung internet? Atau bereksperimen dengan wireless mic berdaya 10mW tapi mampu mencapai jarak 200 mtr seperti SHURE UHFR? Pasti lebih bermanfaat buat anggota disini.

buat yang AM saja 540 Khz- 1600Khz, sepertinya range ini pada ditinggalkan pada beralih ke FM. Tapi skemanya saya ga ada ! Selatan rumah saya ada RSP 828 Khz pendengarnya malah banyak

@mas tommy: maaf sebelumnya,bukankah freq di bawah 88 Mhz-108Mhz itu ga apa2, kan ga ganggu freq FM komersil. Soalnya dulu juga saya suka maen di 80 Mhz. Rakitan TX pake final 1971/46.jarak jangkau pemalang sampi kuningan-jabar,sedang saya di brebes.

JM sound wrote:

@mas tommy: maaf sebelumnya,bukankah freq di bawah 88 Mhz-108Mhz itu ga apa2, kan ga ganggu freq FM komersil. Soalnya dulu juga saya suka maen di 80 Mhz. Rakitan TX pake final 1971/46.jarak jangkau pemalang sampi kuningan-jabar,sedang saya di brebes.

Kalau didaerah yang jauh dari airport mungkin tidak apa2. Tetaapi di Jakarta dan kota2 besar yang ada pelabuhan udara cukup beresiko. Lebih baik mengganggu radio FM broadcast daripada mengganggu penerbangan. Karena membuat pemancar yang sinyalnya jernih terpusat pada 1 frekuensi saja tidak mudah. TPI di Jakarta selama bertahun-tahun mencemari frekuensi tetangganya akibat buruknya vestigial filter pada pemancar mereka, dengan daya pemancar terbesar di Jakarta jarak jangkaunya TPI sangat terbatas, karena kebocoran frekuensi. TPI baru berhasil mengatasi kesalahan sistem pemancarnya dalam beberapa bulan yang lalu. Sebelumnya penduduk Jakarta tidak bisa menggunakan kanal yang seharusnya bisa digunakan untuk wireless mic karena bocoran frekuensi TPI yang mengganggu kanal kosong tsb.

Teori frekuensi harmonik terjadi pada kelipatan frekuensi asli tidak selalu benar, karena gangguan frekuensi selain timbul dari frekuensi harmonik juga timbul dari spletter (pelebaran frekuensi yang tak terkendali). Untuk mengetahui kwalitas sebuah pemancar dibutuhkan alat Spectrum Analyser, yang termurah buatan China sudah hampir mencapai 100 juta, kalau buatan Amerika yang sudah ternama hampir mencapai 500 juta, bahkan ada yang lebih mahal lagi.

Saya malah setuju dengan ide Pakde bermain diband frekuensi MW/LW yang sifat radiasinya merambat dipermukaan tanah dan bisa dibuat dari transistor penguat audio yang dipakai di audio power amplifier yang banyak dibahas di forum ini. Tetapi masalahnya pemancar MW sering bocor masuk ke system Audio Visual melalui kabel saluran listrik. Biasanya yang paling terganggu adalah tetangga hingga sekitar 2km.

Satu hal yang jauh lebih penting, menggunakan pemancar radio diatas daya tertentu tanpa ijin adalah pelanggaran hukum. Di Indonesia daya 100mW masih dinyatakan legal, tetapi di Jepang diatas 50mW adalah ilegal. Karenanya SHURE UHFR yang masuk ke Jepang harus dihilangkan fiture daya 100mWnya, tetapi yang masuk ke Indonesia bisa diset ke 100mW.

"Spectrum Analyser, yang termurah buatan China sudah hampir mencapai 100 juta, kalau buatan Amerika yang sudah ternama hampir mencapai 500 juta."

Ga salah tulis pak?

lue wrote:

"Spectrum Analyser, yang termurah buatan China sudah hampir mencapai 100 juta, kalau buatan Amerika yang sudah ternama hampir mencapai 500 juta."

Ga salah tulis pak?

Rasanya sih enggak salah tulis, dulu saya kerja harus pakai itu. Ketika yang lama rusak dan harus beli yang baru ya begitu yang saya temukan. Itu sudah jauh lebih murah dibanding tahun 1984 (26thn yll) harganya bisa mencapai diatas 1M.

spectrum analyzer merk atten 10hz -1ghz yg terbaru aja kisaran 4-5jt, kalo yg model usb kisaran 2-3jt.
merk ifr usa spectrum analyzer + tracking generator terbaru hrg 29jt, agilent usa 9khz-1,5ghz terbaru 24jt.

lue wrote:

spectrum analyzer merk atten 10hz -1ghz yg terbaru aja kisaran 4-5jt, kalo yg model usb kisaran 2-3jt.
merk ifr usa spectrum analyzer + tracking generator terbaru hrg 29jt, agilent usa 9khz-1,5ghz terbaru 24jt.

Wah, merk itu belum saya kenal waktu nyari pengganti diawal tahun 2007. Sekarang banyak barang China murah meriah tanpa jaminan mutu setelah ACFTA diberlakukan tahun ini. Saya menggunakan untuk layanan after sales service sebuah produk terkenal, jadi tidak berani beli yang tak jelas mutu dan tingkat ketelitiannya. Selain spectrum analyser alat itu juga harus bisa mengukur distorsi audio dll, sesuai spec yang ditetapkan oleh pabrik.

Jadi beli alat perkakas saya harus hati2, karena itu sangat berpengaruh terhadap kwalitas suatu barang yang kita kerjakan. Alat yang saya perbaiki dulu rata2 diatas 10 juta hingga 50 juta/set. Perkakas harus mampu bertahan minimal 4 tahun dipakai setiap hari tidak boleh rusak dulu, kecuali sudah punya duit untuk beli yang baru. Rusak dan nunggu bengkel 1 bulan, pelanggan seluruh Indonesia ngamuk mas, barangnya numpuk dibengkel tempat kerja saya. Produk yang saya kerjakan setiap hari terlihat dipakai artis2 di TV, seperti 3 DIVA, UNGU, DEWI PERSIK, SLANK, AGNES MONICA, dll.

Wah mas Lue benar, hanya dalam 3 tahun semua Spectrum Analizer ratusan juta hilang dari daftar harga produksi Hewlett Packard, harganya menjadi hanya puluhan juta. Mungkin ini pengaruh ACFTA dan kemajuan tehnologi Micro Controller. Ini mirip seperti DAW, tahun 2000 saya merancang studio rekaman, hanya untuk alat rekam diluar alat2 band dan amply monitor membutuhkan dana diatas 100 juta. Sekarang dengan biaya sekitar 10 juta sudah punya alat rekam yang lebih baik kemampuannya dibanding hitungan saya thn 2000 itu.

Berarti saya sudah bisa buka bengkel wireless mic sendiri nih, terimakasih infonya. Inilah gunanya SOLFEGIO, kita jadi selalu Up To Date.

Saya kira buat temen-temen yg mau mencoba bereksperimen pemancar radio tidak ada salahnya. Karena mungkin bisa menambah wawasan tersendiri. Jangan khawatir dgn segala resiko yg dihadapi asal tdk "berlebihan".

Salah satu contoh homebrewer amatir atau non amatir mampu bikin pemancar radio di jalur 80m band. Apalagi sekarang marak dgn radio komunitas dgn alokasi frek 107,7-107,9 mhz, makin banyak orang bereksperimen pemancar radio utk kegiatan broadcast.

Resiko yg sering dihadapi dalam eksperimen pemancar radio adalah bermunculan frek yg berhamburan, biasa disebut spletteran atau harmonik. Tentunya akan mengganggu lingkungan disekitar kita. Inilah merupakan salah satu tantangan buat para eksperimen pemancar radio. Bagaimana caranya utk mengurangi frek yg berhamburan?
Belum lagi resiko lainnya seperti, transistor yg mati dll.

Membangun sebuah pemancar radio tidak sedikit dana yg dibutuhkan dan segala resiko yg dihadapi. Pandai-pandailah menyiasati, agar eksperimen tetap jalan. Lha kalo ga begini, kapan kita bisa bikin? Mau beli trs dari luar?