Sistem Wireless untuk Pengganti Kabel Audio Pro

First topic message reminder :

Sebetulnya wireless untuk sound system hanyalah sebagai pengganti kabel. Pada praktek di lapangan, jarak antara power dan speaker bisa mencapai puluhan meter. Anggaran untuk kabel jelas mahal. Belum lagi kalo kabel putus di tengah. Saat mencapai speaker, daya dari power pun akan jauh menurun. Di Malang, kebanyakan SS memasang power di dekat speaker. Tetap saja kebutuhan kabel dari mixer ke amplifier juga gak murah.
C4N4r3 kualitas bagus per meter mencapai 100 rb lebih, itupun kalo belinya 1 roll
Saya memakai sistem wireless karena seringnya aplikasi di dalam satu gedung beda lantai.

Pertama kali sistem ini dikembangkan oleh kakak saya di sekitar tahun 90 an, untuk aplikasi sound system di kampusnya. Dan sampai sekarang sistem ini tetap saya pakai, walaupun didalam kenyataannya sangat sulit dikembangkan untuk menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan terbatasnya komponen yang tersedia di pasaran.

Urutan pemasangan instalasi sederhananya adalah sebagai berikut:
MIC / PLAYER - MIXER - TRANSCEIVER - RECEIVER - POWER AMPLIFIER - SPEAKER

Untuk konfigurasi paling sederhana, saya memakai pemancar FM yang bekerja di frekwensi 120 Mhz. Penerima menggunakan tuner radio FM yang terpasang didalam box speaker aktif, atau dipasang tersendiri jika menggunakan power amplifier. Ada beberapa sistem pemancar yang saya gunakan, yang bekerja di VHF dan bahkan UHF. Sepertinya pemancar yang bekerja di FM lah yang gampang diterapkan. Untuk rekan-rekan, bisakah sistem seperti ini dikembangkan untuk lebih baik lagi...? Walaupun tidak bisa sepenuhnya menggantikan fungsi kabel, setidaknya dengan sistem ini biaya pembelian kabel akan jauh menurun.

Fotonya nyusul ya... harus bongkar-bongkar peralatan dulu nih

[quote="Adellia"]

indra_co_maniz wrote:

Ya di pasar buah itu mas, terus dikit, belok kanan. Deket perempatan

owh disana, pantesan perasaan pernah lihat mbak adelia disana

Quote :

Kalau butuhnya buat komunikasi dua arah ya mendingan beli HT Madeinchina yang biasanya dijual sepasang. Banyak di toko, sekitar 800 ribuan
Saya pakai ini di kandang ayam, buat komunikasi antar pegawai, daripada teriak2.
Kelebihannya, gak pake pulsa

mas Punjung, punya teman pengusaha sejenis

mbak adelia sing paling ayu wrote:

Kalau butuhnya buat komunikasi dua arah ya mendingan beli HT Madeinchina yang biasanya dijual sepasang. Banyak di toko, sekitar 800 ribuan Very Happy
Saya pakai ini di kandang ayam, buat komunikasi antar pegawai, daripada teriak2.
Kelebihannya, gak pake pulsa Razz

HT mahal .....anggaran 250/unit......

Bimbim wrote:

Kalo buat ngeliat frekwensi pakai alat apambak?

Frekwensi counter. Tapi saya gak punya, kalo teknisi saya cuman maen tebak2an aja, kira2 gitu...

indra_co_maniz wrote:

mas Punjung, punya teman pengusaha sejenis

Wong ndeso mas, kerjaannya ngerawat ayam sama nukang kayu

mei_a_hwa wrote:

mbak adelia sing paling ayu wrote:

Kalau butuhnya buat komunikasi dua arah ya mendingan beli HT Madeinchina yang biasanya dijual sepasang. Banyak di toko, sekitar 800 ribuan Very Happy
Saya pakai ini di kandang ayam, buat komunikasi antar pegawai, daripada teriak2.
Kelebihannya, gak pake pulsa Razz

HT mahal .....anggaran 250/unit......

Ya pake 2 pasang pemancar sama radio fm, pemancarnya beli jadi aja, yang TR nya banyak itu lho....
Tapi kalo deket sama tetangga bisa dimarain, soalnya bikin TV berwarna jadi hitam putih

@mas mei_hwa: kalau transceiver sejenis motr** buatan cina sepertinya 450-600 dapat sepasang. jangan V68
@mbak adel: yg gambar atas, penerima dalam boks, kok seperti penerima wireless mik yah?? aslinya apa sih??

Saya pernah pakai skema seperti ini. Perakitannya gampang, dan murah. Pake PCB lobang. di gambar finalnya 2053. Kalo pengen besar tinggal nambah 1947, untuk lilitan dan resistor persis seperti yang terpasang di 2053. Sayangnya pemancar jenis ini suka ganggu TV



Yang dibawah ini lumayan bagus.



Kalo kita pake Sound system mono, kita gak perlu pakai MPX Stereo. Jadi pemancarnya cukup mono.

bjO wrote:

@mbak adel: yg gambar atas, penerima dalam boks, kok seperti penerima wireless mik yah?? aslinya apa sih??

Betul, memang sebagai receiver VHF saya memakai penerima mic wireless. Untuk pemancarnya juga rangkaian yang ada didalam mic, biasanya diperkuat dengan 2053, di masukkan langsung didalam mixer. Tapi jangkauan terbatas, hanya untuk satu ruangan. TR final untuk frekwensi VHF di Malang sulit dicari. Lagi pula saya gak punya peralatan pendukung seperti SWR yang bisa bekerja di frekwensi VHF.

Adellia wrote:

Betul, memang sebagai receiver VHF saya memakai penerima mic wireless. Untuk pemancarnya juga rangkaian yang ada didalam mic, biasanya diperkuat dengan 2053, di masukkan langsung didalam mixer. Tapi jangkauan terbatas, hanya untuk satu ruangan. TR final untuk frekwensi VHF di Malang sulit dicari. Lagi pula saya gak punya peralatan pendukung seperti SWR yang bisa bekerja di frekwensi VHF.

Mbak selama ini apa kelemahan kalau memakai wireless? Bisakah wireless digunakan pada SS yang pake DBX DLSM.
Perbedaan aa pake FM,VHF,UHF.

saran , sebaiknya rekan SF yang ingin menggunakan wireless frekuensinya diset diatas 108 MHz untuk menghindari gangguan dari siaran broadcast., nah artinya receivernya perlu diset di atas itu ( kit Pasaran ).
untuk lokasi yang tdk banyak station broadcast tdk masalah.
untuk lebih mudah lagi googling aja wireless yang frequensinya 2,4 Ghz ini akan lebih aman.
( biasanya dijual pasangan trnsmit dan receivernya dan bisa juga untuk ngirim video )

Bimbim wrote:

Mbak selama ini apa kelemahan kalau memakai wireless

Kelemahannya.
1. Jika menggunakan frekwensi FM, VHF ataupun UHF, pemancar yang kurang baik akan menimbulkan gangguan pada televisi, atau saluran TV kabel jika digunakan di hotel.
2. Hand phone dan laptop tertentu pada jarak kurang dari 1 meter dari perangkat pemancar dapat menimbulkan gangguan pada oscilator, sehingga timbul suara2 khas dari perangkat HP / laptop. Jika jarak HP dengan pemancar lebih dari 1 meter biasanya sudah tidak menimbulkan gangguan.

Bimbim wrote:

Bisakah wireless digunakan pada SS yang pake DBX DLSM.

Bisa saja, tetapi harus ada pemancar di setiap kanal output Digital Management. Untuk pemancar FM stereo dapat digunakan dua kanal berbeda pada tiap pemancar.
Pernah saya mencoba out digital management dihubungkan dengan perangkat yang biasa digunakan TV kabel, sehingga satu kabel bisa dilewati beberapa kanal audio. Sayang gak dilanjut karena sulitnya membangun rangkaian receivernya.

Bimbim wrote:

Perbedaan aa pake FM,VHF,UHF.

FM biaya perakitan murah, semua komponen mudah untuk dicari, peralatan pendukung juga gampang didapat. VHF dan UHF karena bekerja di frekwensi yang jauh lebih tinggi, komponen khususnya TR final sulit dicari, termasuk perangkat pedukung seperti SWR menjadi kendala utama untuk pengembangan wireless VHF ataupun UHF.

gwendy wrote:

saran , sebaiknya rekan SF yang ingin menggunakan wireless frekuensinya diset diatas 108 MHz untuk menghindari gangguan dari siaran broadcast., nah artinya receivernya perlu diset di atas itu ( kit Pasaran ).

Betul... Biasanya kit pasaran baik untuk TX ataupun RX bekerja di range 88 - 108 Mhz. Untuk pemancar konvensional dapat dengan mudah menggeser frekwensi kerja hanya dengan mengurangi jumlah lilitan pada coil penentu frekwensi. Dapat juga dengan memperkecil atau memperbesar diameter kawat lilitan.
Saya gak tahu, untuk menggeser naik dikecilin atau dibesarin

gwendy wrote:

Untuk lokasi yang tdk banyak station broadcast tdk masalah.
untuk lebih mudah lagi googling aja wireless yang frequensinya 2,4 Ghz ini akan lebih aman.
( biasanya dijual pasangan trnsmit dan receivernya dan bisa juga untuk ngirim video )

2,4 Ghz itu gelombang apa ya mas Gwen...? Gelombang yang biasa diakai video sender, ataukah gelombang yang dipakai pada perangkat parabola...?

2,4 biasane digunakan untuk koneksi internet
seperti PRISM 2,4 GHz, SENAO 2,4 GHz, Smart Bridge 2,4 GHz...dengann wirelles ini tidak perlu menggunakan IJIN DEPKOMINFO..

tapi kalo udah diatas 5 GHz,ya terpaksa deh.. harus menggunakan IJIN FREKUENSI (maaf kalo salah,,,setahu saya gitu waktu aku kerja di PT ISATnetworking dan SPEEDnetworking Jakarta)
seperti digedung CYBER Jakarta kebanyakan menggunakan wirelles diatas 5 GHz, selain itu Gedung Milenium, Gedung Taman Anggrek dan Gedung BTN Hayam Wuruk
(Dari BTN Hayam Wuruh ke utara dikit "RUANG PAMER PARA AMOY JABLAY" ASOY GEBOY wakakakaka )

kalo wirelles mbak adelia ada ijin pancarnya ga?

mei_a_hwa wrote:

2,4 biasane digunakan untuk koneksi internet
seperti PRISM 2,4 GHz, SENAO 2,4 GHz, Smart Bridge 2,4 GHz...dengann wirelles ini tidak perlu menggunakan IJIN DEPKOMINFO..

Oooo frekwensi wifi toh...
Pernah dicoba 2 tahun lalu, cuman sayangnya cari yang berlabel postel susah. Tanpa label ini berarti menyalahi hukum. Laptop aja gak ada stempel ini gak bisa sembarangan akses di tempat umum. Mudah2an sekarang udah gampang carinya

Quote :

kalo wirelles mbak adelia ada ijin pancarnya ga?

Ada ijinnya mas
Dari yang nyewa

Laptop belum sampe 5 GHz.. (kalo ga salah sih....)

adikku masih ada SENAO 3 PCs...rencana mau DI LEM BIRU (bekas dari warnet..)

maaf bukan niatan promo////

mei_a_hwa wrote:

Laptop belum sampe 5 GHz.. (kalo ga salah sih....)

adikku masih ada SENAO 3 PCs...rencana mau DI LEM BIRU (bekas dari warnet..)

maaf bukan niatan promo////

Mungkin yang dimaksud mbak adel bukan laptopnya mas dan bukan wifinya apalagi frekwensinya, tapi sticker yang nempel di laptop. Sempat marak di Sby - Malang.

oooouuuuuuuhhhh
emange setiap wirelles harus ada ijin dari DEPKOMINFO? termasuk pemancar FM Mini?
liat catatan Oomku dulu deh yang kerja di DEPKOMINFO....

tapi iya juga sih...
setiap penggunaan frekuensi emang harus ada ijin.. (misal aja Radio FM Komunitas) ini juga harus ada ijin dari DEPKOMINFO dari Wilayah/Provinsi (pernah mengalami..kena razia..MADANY FM) padahal bukan untuk BISNIS.....
setlah kena razia dan dapat ijin frekuensi...ya kini jadi bisnis dan promosi (utuk produk lokal dan bukan LEBEL DAGANG)

mei_a_hwa wrote:

oooouuuuuuuhhhh
emange setiap wirelles harus ada ijin dari DEPKOMINFO? termasuk pemancar FM Mini?
liat catatan Oomku dulu deh yang kerja di DEPKOMINFO....

tapi iya juga sih...
setiap penggunaan frekuensi emang harus ada ijin.. (misal aja Radio FM Komunitas) ini juga harus ada ijin dari DEPKOMINFO dari Wilayah/Provinsi (pernah mengalami..kena razia..MADANY FM) padahal bukan untuk BISNIS.....
setlah kena razia dan dapat ijin frekuensi...ya kini jadi bisnis dan promosi (utuk produk lokal dan bukan LEBEL DAGANG)

semua laptop yang ada perangkat wifi pasti ada stempelnya mas. Dan letaknya selalu di perangkat wifi yang di dalem case. Jadi harus dilepas setikarnya, lalu ditempel di sisi luar laptop.

Tapi sekarang kayaknya udah gak begitu.... sssstttt

wahhhh.....terus..segelnya laptop? di DEDEL dong alias rusak??? kejamnya..

@ mbak adellia tv berwarna jadi hitam putih hoho ber arti peman car nya bocor alias ngim bas coba pakai ocilator membayes dijamis tidak ngimbas duluwak tu sy dijawa sy buat dengan tr final c2630 dites ditaroh diatas tv gak apa2x alias tidak ngim bas sayang sekemanya ada dijawa gak per caya bisa Anda bisa datrang mayangan krajan gumukmas jember sekarang adik sepupu sy yang menerus kan dikampung