Lagu Dangdut Kerinci-Liku Pungalang

First topic message reminder :

http://www.kyutgirl.net/ronz/mp3/liku-pungalang.mp3

Potongan Lagu Dangdut Kerinci yg baru dirilis bulan Puasa Kemarin. Sound-sound saya ambil dari KN7000 + Reason + Hypersonic + SampleTank + Slayer.

Judul Lagu: Liku Pungalang (Liku Penghalang)
Cipt. : Budy CN.
Penyanyi: Ismail & Anggun
Album: Suluh Bindang
Album No: 7
Music Arr: RoNz Novicalz
Produksi: Kerinci Sakti Record

Mohon kritikannya yah..

3 komentar, 3 respon, dan jawab masing-masing aja

Ronz wrote:

Wah, kalo saya susah donk ganti strategi karena saya ga punya ilmu seperti lae Antoni yg mengetahui teori musik. Jadi saya hanya bisa tetap bertahan pada ciri khas saya yg sebenarnya mengikuti teknik dari arranger musik kerinci dulu. Memang susah mengubahnya nich. Sad
Thx atas sarannya lae, paralel reverb yg lae maksud itu final reverb ya?

wew... justru aku bingung ngakalinnya, lae
nyaris semua arranger di tempat kita kan pada pake khas yg seperti itu, makanya aku nyari khas yg lain, krn ga mampu nyamain posisi dengan yg dah bertahun-tahun di khas itu
sedangkan aku baru kemaren sore belajar Dangdut


Paralel Reverb?
yg aku dengar begini :
tiap track udah di insert berbagai reverb (kynya ada track yg beda jenis reverbnya). trus udah matang semua, di insert lagi reverb di finalnya. dan terkesan ada yg menggulung.
benar ga yah??
maaf kl salah, krn aku juga masih cupu di dunia ini

krn aku udah dengar hampir di semua album yg lae buat, kayak gini semua.

indra_co_maniz wrote:

@admin : ralat, sebenarnya bukan 6 oktaf tapi 6 bar/slide saja
sebab kalau teori oktaf itu ada 10, sekedar nambahin biar standar

yupz, i see, pak

Antoni Pasaribu wrote:

wew... justru aku bingung ngakalinnya, lae
nyaris semua arranger di tempat kita kan pada pake khas yg seperti itu, makanya aku nyari khas yg lain, krn ga mampu nyamain posisi dengan yg dah bertahun-tahun di khas itu
sedangkan aku baru kemaren sore belajar Dangdut

Tp lae dah punya ciri khas sendiri tuh.

Antoni Pasaribu wrote:

Paralel Reverb?
yg aku dengar begini :
tiap track udah di insert berbagai reverb (kynya ada track yg beda jenis reverbnya). trus udah matang semua, di insert lagi reverb di finalnya. dan terkesan ada yg menggulung.
benar ga yah??
maaf kl salah, krn aku juga masih cupu di dunia ini

krn aku udah dengar hampir di semua album yg lae buat, kayak gini semua.

Tepat sekali lae, apa ga usah pake reverb aja di finalnya yah? soalnya di proses mastering, reverbnya cuma sedikiiit sekali aku tambahin karena ingin semua instrument terdengar menyatu dlm 1 ruangan.

Nah, reverb tiap track ini yg bikin susah lae, karena saya ga menggunakan 1 VSTi aja, jd mereka memiliki settingan reverb yg berbeda-beda, ada yg panjang, ada yg pendek. Apa reverb di VSTinya dimatiin aja semuanya dan pada tiap output dari VSTi di-insert 1 jenis reverb aja ya lae?

Thx pencerahannya

Wah... udah ngetik panjang lebar, gak muncul, servernya time out.

OK, Lae Ronz,
over exiternya pada nada hi hampir dikeseluruhan, tapi aku fokus di intro, karena di part yg ini teras banget terjadi "gangguan" pada efek overdrive/distorsi yg sangar diganggu oleh bunyi hi-hat./tamborin/cymbal atau apapun yg berbunyi "cisss" disitu. Untuk part ini, kurangi saja levelnya hi dan biarkan overdrive dan riff nya menjadi "the boss" disini.

Mainstream? Kalau lagi nyanyi, vocal adalah mainstream.... beda dengan metal rock yg dual mainstream antara lead gitar dan vocal. Kalau di interlude, silahkan pilih siapa yg mainstream, yg lain jadi accompaintment. Sahut2an boleh...tapi jangan teriak bareng!!!!

Sax nya monopony? Terserah, tapi teknik bnermainnya tetap harus sax style. Walaupun bunyinya jadi ketahuan banget synthesizer, karena naturalnya sax khan ada efek logam, klep dan breathnya.
Sy juga tidak suka dgn pitch bend pada sax. Masih bisa toleransi dgn pitch bend sax pada legato panjang (lihat refrain lagu Oh, Dany boy) atau memainkan triplet (satu nada dimainkan tigakali dgn sisipan halftone ditengah).
Menurut sy,sebagaimana di jazz/blues, sax dimainkan dengan half-tone glide (istilah opo meneh iki...), dan itu teknik memainkan sax yg benar, nggak neko-neko... aneh aja dengar sax dimainkan misalnya dgn teknik gitar...hahahhahahaha.

Lae Ronz, sy juga otodidak, gak ngerti teori musik didaktik ... jadi sorry kalau tanggapan saya terkesan asal ngomong....

Kalau soal Reverb, bias admin dan mod indra yg jawab... saya juga sering tergelincir disini dan akhirnya...BONGKAR!!!

Reverb oh reverb...

wah giliran saya yah kebagian juga deh
supaya kelihatan diginiin saja kali yah (sekedar referensi) :



misal :
Guitar/string bekerja sampai dengan 5kHz.

Tamborinnya kemarin 6 bar yg bekerja antara 3.15 kHz s.d 10 kHz.

jadi ada frekuensi tabrakan terlalu banyak frekuensi itu adalah :
3.15kHz , 4 kHz 5 kHz

selajutnya tinggal dipilih level dikurangi (seperti yang lae ihut posting) cuma kelemahannya jadi kecil secara tiba-tiba / sunyi , sedangkan kalau diperlembut jika rec tamborin di input per-track maka di insert nilai potongan pas-band 16kHz s.d 5kHz atau hi pass s.d 5kHz jadi suara high tidak tumpang tindih, begitu pula untuk lainnya yg ini tetap exsis agar tetap tebal tapi tidak tumpang tindih.

@ronz : mengenai cara melihat saya lebih prefer bar / track, lebih kelihatan salah benarnya, kalau spektum untuk bacaan terlalu detail (malah membingungkan).

@ihut : mengenai fx / reverb saya juga ga terlalu paham, intinya reverb berikan ambience yg cukup, sebab jika terlalu banyak suara makin menggaung / tidak tebal kalau terlalu tipis suaranya polos seperti orang ngobrol dan yang wajib jangan sampai cengkok penyanyi sampai hilang itu saja

ini sample (dulu saya pernah upload cuma lupa linknya, mudah-mudahan benar file yg saya upload)

http://cachepe.samedaymusic.com/media/VoiceLiveDemo3-b47a258733cd357e3ed58327d462b251.mp3
http://cachepe.samedaymusic.com/media/VoiceLiveDemo1-d000efa75ac23e529279b99ac273a7b2.mp3
http://cachepe.samedaymusic.com/media/VoiceLiveDemo5-edb5e4b35f1f5147713d139614bf055b.mp3

yang pernah saya upload yg pertama, file ke 2 dan 3 ga tahu
(referensi reverb yg sederhana begitu, tetapi kalau karakter terserah masing-masing SE )

saya juga masih belajar jadi ga bisa bantu banyak

Kalau reverbnya terlalu dikit, kesannya jadi Jazz club di Memphis USA sana ... konon malah kalau main suara yg ada hanya suara yg dari cube/monitornya saja plus suara penyanyi di dua speaker tanpa efek, piano accoustic, sax dan drum accoustic. Wah, kebyang capenya main dan skill yg dibutuhkan.....

Lae Ronz, yg penting dalam mixing, kalau apa yg dimaksudkan lae Ronz sudah kecapai, ya.. itulah mixing. Mau kesan band, klub atau orchestra, terpulang kepada persepsi Art director (pengarah artistik)nya.

Jngan membuang reverb di track kalau itu memang karakter alat musik di track itu, tapi kurangin dikit karena akan ada reverb tambahan disection master, itu saja......

ya itulah reverb, semakin mahir penyanyinya makin ngga penting reverb
(saya jadi inget saat live, kalau penyanyinya fals atau nafasnya pendek maka minta reverb disiksa habis-habisan sepanjang-panjangnya suara seperti dalam sumur / goa ... wkwkwk back to topic)

kalau reverb untuk instrumen sependapat dengan lae ihut

ihutm wrote:

Wah... udah ngetik panjang lebar, gak muncul, servernya time out.

OK, Lae Ronz,
over exiternya pada nada hi hampir dikeseluruhan, tapi aku fokus di intro, karena di part yg ini teras banget terjadi "gangguan" pada efek overdrive/distorsi yg sangar diganggu oleh bunyi hi-hat./tamborin/cymbal atau apapun yg berbunyi "cisss" disitu. Untuk part ini, kurangi saja levelnya hi dan biarkan overdrive dan riff nya menjadi "the boss" disini.

Mainstream? Kalau lagi nyanyi, vocal adalah mainstream.... beda dengan metal rock yg dual mainstream antara lead gitar dan vocal. Kalau di interlude, silahkan pilih siapa yg mainstream, yg lain jadi accompaintment. Sahut2an boleh...tapi jangan teriak bareng!!!!

Sax nya monopony? Terserah, tapi teknik bermainnya tetap harus sax style. Walaupun bunyinya jadi ketahuan banget synthesizer, karena naturalnya sax khan ada efek logam, klep dan breathnya.
Sy juga tidak suka dgn pitch bend pada sax. Masih bisa toleransi dgn pitch bend sax pada legato panjang (lihat refrain lagu Oh, Dany boy) atau memainkan triplet (satu nada dimainkan tigakali dgn sisipan halftone ditengah).
Menurut sy,sebagaimana di jazz/blues, sax dimainkan dengan half-tone glide (istilah opo meneh iki...), dan itu teknik memainkan sax yg benar, nggak neko-neko... aneh aja dengar sax dimainkan misalnya dgn teknik gitar...hahahhahahaha.

Lae Ronz, sy juga otodidak, gak ngerti teori musik didaktik ... jadi sorry kalau tanggapan saya terkesan asal ngomong....

Wah, pikiran saya jd terbuka lebar nich pak. Untuk kedepannya, akan saya coba perbaiki excitementnya. Apakah sound lead pada intro tsb juga perlu dikurangi hi-nya pak?

Buat vocal sbg mainstream, apakah level vocalnya perlu dinaikin atau gimana pak? Mohon pencerahannya.

Sepertinya saya perlu banyak mendengarkan instrumen sax nich pak, setidaknya bisa mirip kaya lae Antoni lg maen sax. Hehehe.. Thx pak.

@indra:
wow, thanks banget buat pic itu mas indra. Referensi yg sangat mantap neh. Saya akan coba hi-pass freq tamborinnya. Thx banget mas.

@ihutm:
apakah sebaiknya digunakan 1 jenis reverb saja pada setiap track instrument pak?

ini kalau ga salah kira-kira permainannya :

Hi-hat, cymbal 12kHz-16kHz,
Tamborin 8kHz -10kHz,
Deep guitar 800Hz-2kHz
Lead guitar 2kHz s.d 8kHz
Clean guitar 1,25kHz s.d 5kHz

walaupun bunyi berbareng masih diposisinya masing-masing masih aman.
Tetapi kalau mau tetap disatu frekuensi yang sama selisihnya +3db s.d +6dB untuk yg lebih dominan tapi tetap nyaman. kalau bisa disisipkan instrumen livenya ( misal saya bantuin pukul tamborin asli saat take pakai mic condensor hee... )

[quote="RoNz"]

Antoni Pasaribu wrote:

Tp lae dah punya ciri khas sendiri tuh.

ciri khas ngaco

RoNz wrote:

Tepat sekali lae, apa ga usah pake reverb aja di finalnya yah? soalnya di proses mastering, reverbnya cuma sedikiiit sekali aku tambahin karena ingin semua instrument terdengar menyatu dlm 1 ruangan.
Nah, reverb tiap track ini yg bikin susah lae, karena saya ga menggunakan 1 VSTi aja, jd mereka memiliki settingan reverb yg berbeda-beda, ada yg panjang, ada yg pendek. Apa reverb di VSTinya dimatiin aja semuanya dan pada tiap output dari VSTi di-insert 1 jenis reverb aja ya lae?
Thx pencerahannya

Tepat yah? wah,,, tebakanku benar... dapat hadiah gelas donk
yg kedengaran justru ga sedikit, lae. jadi ngambang.
ga ada pakem dalam mixing, lae.
semuanya tergantung selera.
selain tujuan dari mixing, kl aku sih milih clarity yg di depan.

INDRA wrote:

saya jadi inget saat live, kalau penyanyinya fals atau nafasnya pendek maka minta reverb disiksa habis-habisan sepanjang-panjangnya suara seperti dalam sumur / goa ... wkwkwk

sampe di rekaman, masih ada koq yg gitu, pak

btw, chartnya jadi ingat gambar yg di buku Orchestration

Quote :

sampe di rekaman, masih ada koq yg gitu, pak

kalau rekaman live mungkin wajar (ada penyanyi yg minta bantuan, atau kondisi lapangan ga memungkinkan )
tapi kalau untuk recording ow..ow... gimana menikmati suara penyanyi, artikulasi, cengkok, picth, vibra, overtone chord dsb yah

tapi emang itu pernah terjadi dan sempat saya dengar, pak

iya nih, saya jg sering nemuin penyanyi2 yg fals waktu rekaman. Diulang berkali2 masih gitu, yah mo gimana lagi, terpaksa dibungkus aja, dibantu dikit sama pitch right bawaan nuendo, itupun harus manual, ga kaya auto tune bisa liat nadanya. hikz.. blom punya s/w-nya nih. klo ada yg punya cr***knya bole donk dishare. hehehe

ihutm wrote:

Sy juga tidak suka dgn pitch bend pada sax. Masih bisa toleransi dgn pitch bend sax pada legato panjang (lihat refrain lagu Oh, Dany boy) atau memainkan triplet (satu nada dimainkan tigakali dgn sisipan halftone ditengah).
Menurut sy,sebagaimana di jazz/blues, sax dimainkan dengan half-tone glide (istilah opo meneh iki...), dan itu teknik memainkan sax yg benar, nggak neko-neko... aneh aja dengar sax dimainkan misalnya dgn teknik gitar...hahahhahahaha.

Tulang, klo denger saxophone seperti yg ada di lagu2 pop batak gimana kesannya, kedenger nya kan seperti di bending panjang..He3x

@Ronz : Penggunaan reverb pada track tidak harus satu jenis reverb, karena berhubungan dengan karekater masing-masing reverb versus karakter alat musik di track tersebut. Yg harus dijaga, adalah kalau anda masih ingin ada reverb tambahan di master section, maka level reverb di track harus dikurangi.

@Ruly : Sah-sah saja kalau memang yg mau dibangun adalah suasana "menyayat" seperti itu. Apalagi dasar dari banayak lagu Batak adalah "andung" (lagu sedih), maka bending panjang 'mungkin cocok'. Tapi kalau kebanyakan, maka indahnya tonal pada saat klep angin saxophone + breathingnya pasti akan hilang. COba aja kalau masih ada sax-nya Antoni yg (kalau nggak salah) pakai Alto dengan efek Growl (serak). Seraknya akan kelihatan pada saat klep baru dibuka khan ? (Dalam dunia nyata ini terjadi akibat adanya over pressure pada lidah bambu sax, begitu napas /tekanan sudah normal, maka tonenya akan normal kembali, kecuali sax nya dihembus pakai compressor)

@ Indra : Wah thanks utk gambarnya Kang..Tapi cara bacanya bagaimana ya..Tks

cara bacanya dari bawah,..
disana ada frekuensi panduan dari 20Hz s.d 20kHz (angkanya jarang-jarang)
kemudian diatasnya ada 1/3 oktaf equalizer 31 band jadi nilainya akan lebih banyak (teliti), kalau untuk instrumen, patokannya yang red nada rendah instrumen tersebut dan yang yellow nada tinggi instrumen tersebut berdasarkan oktafnya sedangkan yang center biasanya ada 1/3 dari kanan kiri garis tersebut. gambar diatas bukan harga mati melainkan bantuan gambar agar frekuensi yg ingin di posisikan di wilayah yg cocok dengan selera si SE

@Ruly : Gambar ini basicnya utk orkestrasi akustik, jadi kalau utk yg synthesizer memang agak beda. Frekwensi yg dibawah dipakai sebagai patokan utk membagi range di equalizer di track tergantung alat musiknya, dan juga agar range frekwensi antar alat tidak terlalu "bercampur" dan numpuk disatu titik. Kalau yg dibawah kibord itu (punch, air, treble dsb), biasanya sebagai parameter yg diapakai sesudah summing, kesan apa yg mau dicari atau mencari penyebab (misalnya kenapa jadi terlalu muddy -middle stuck- ), maka diolah didaerah frekwensi itu.