recording menggunakan soundcard onboard

First topic message reminder :

hallo rekan2 semua....

setelah membaca topik "Recording Pake Adobe Auditions dengan soundcard second 25 ribuan"
saya nyoba recording dengan soundcard onboard dan alat lainnya yg sangat sederhana.
- soundcard onboard (dari mb asus p4pe-x te)
- mic pake electret condensor yg harganya cuma Rp. 1500
- preamp buatan sendiri...
- software cubase sx
- pake driver asio4all (latencynya hanya 13 ms)

hasilnya bisa didengar disini

semoga bermanfaat untuk semua.....

salam...

@den mamat: Yang penting ketika ada ilham sebuah musik atau lagu segera direkam seadanya agar tidak hilang tertiup angin. Suatu saat ketika kita sudah menguasai tehnik rekaman tinggal menyempurnakan. Karena inspirasi lagu tidak setiap saat bisa datang, saat ditunggu-tunggu tidak pernah muncul, justru saat lagi bengong malah datang sendiri. Padahal musik itu yang berharga inspirasinya bukan alatnya.

tommykwitang wrote:

@den mamat: Yang penting ketika ada ilham sebuah musik atau lagu segera direkam seadanya agar tidak hilang tertiup angin. Suatu saat ketika kita sudah menguasai tehnik rekaman tinggal menyempurnakan. Karena inspirasi lagu tidak setiap saat bisa datang, saat ditunggu-tunggu tidak pernah muncul, justru saat lagi bengong malah datang sendiri. Padahal musik itu yang berharga inspirasinya bukan alatnya.

MANTAB... Se7 banget...
keknya pernah ngalami neh...

Ant On Baruna wrote:

MANTAB... Se7 banget...
keknya pernah ngalami neh...

Thanks, bukan pengalaman pribadi tapi pengalaman teman2 ngamen.

@ Om Tommy...
Ikutan belajar om..habis belajar Sonar8 dan soundfont, kemarin saya coba rekam intrumentalia "Cinta dan Permata"nya Panbers..sekedar buat belajar rekam, mixing, dan mastering.. drum dan bass saya pake soundfont, sound yg lain saya mainkan dari Roland e60..oiya, tp ni soundcardnya pake SB live tnp mixer..

http://www.box.net/shared/lso8qoh4ko

masih belajar banget..belajar jg dr Solfegio dan utak-atik sendiri..

Wisnu wrote:

@ Om Tommy...
Ikutan belajar om..habis belajar Sonar8 dan soundfont, kemarin saya coba rekam intrumentalia "Cinta dan Permata"nya Panbers..sekedar buat belajar rekam, mixing, dan mastering.. drum dan bass saya pake soundfont, sound yg lain saya mainkan dari Roland e60..oiya, tp ni soundcardnya pake SB live tnp mixer..

http://www.box.net/shared/lso8qoh4ko

masih belajar banget..belajar jg dr Solfegio dan utak-atik sendiri..

"Very nice!" kalau kata orang sono tuh. Rekaman mas Wisnu menggugah inspirasi, kalau ada acara direkam seperti karaoke, vocal di kanal kanan dan musik dikanal kiri. Direkam dalam format mp3 sudah cukup bagus, bisa digunakan untuk mengenang acara yang telah berlangsung dan membangkitkan keinginan untuk bisa menyanyi lebih baik lagi bagi penyumbang suara, rekamannya bisa dipakai latihan menyanyi. Di CD kan format mp3, biar pelanggan berusaha sendiri untuk transfer ka cassete untuk menndengar acara ulangan dimobil.

Dari pengalaman saya rekaman acara memberi nilai lebih bagi pengguna jasa OT. Mereka jadi semakin berminat membuat acara lagi bersama teman2. Kadang yang dompetnya cukup tebal menjadikan OT sebagai acara kumpul2 rutin setiap bulan, utk yg begini kayanya pantas diberi discount , jangan berharap uang tip meskipun sering ada yang memberi dalam acara berulang seperti ini. Saya sering mengajarkan kepada penyanyi untuk mendampingi penyumbang suara menyanyi sebagai pemandu tanpa menggunakan mic, biar penyumbang suara saja yang menggunakan mic. Cara ini menjadikan orang2 tingkat pemula bisa bernyanyi lebih baik, bahkan ada Gubernur suatu wilayah yang awalnya tak pandai menyanyi, karena sering didampingi akhirnya jadi pandai menyanyi dan menjadikan acara menyanyi sebagai pendekatan kemasyarakat diawal masa jabatannya pada malam tahun baru. Benar2 tidak memalukan, beliau mampu bernyanyi bersama penyanyi terkenal kelas atas dan disiarkan langsung di TV swasta.

Tambahan sedikit, musik model2 begini disukai orang2 dikalangan atas. Cuma kayaknya Panbers sedang bingung waktu bikin lagu ini, sepertinya mirip lagu Madekdek dicampur lagunya Betaria.

Terima kasih om Kwitang atas inputnya..
Oiya..tp seperti saya sudah sampaikan sebelumnya, rekaman tsb bukan rekaman live om. Saya bikin sendiri dirumah dengan modal Sonar 8, soundfont, dan roland e60. Saya cuma minta pendapat om ttg hasil rekaman tsb, karena saya lagi belajar record, mix dan mastering sederhana dengan alat seadanya yg saya punya..hehehe..
Sebetulnya, saya juga pengin setiap ada job audionya didokumentasikan..seperti yg om Tommy sampaikan, karena mmg kebanyakan saya main di genre pop, baik top40 maupun nostalgia Indonesia/barat..seandainya ada perekam audio portable yg murah seperti adanya player mp3 portable..Dulu sering rekam pake tape, tp skrg sudah agak 'males' berurusan dengan pita kaset..

Saya merasa nyaman, tapi ada keterbatasan alat atau lupa memperhatikan tampilan VU, jadi suaranya lebih dominan dikanal kanan. Dan alokasi instrument bisa lebih dirasakan penempatannya, agar bila didengar menggunakan headphone bisa lebih enak lagi. Untuk maju kita harus berani memulai sesuatu yang baru dan mas Wisnu telah melakukannya, terus semangat! Kalau sudah terbiasa, setiap hasil kerja yg terasa begitu mudah akan dianggap suatu karya yang mengagumkan oleh orang banyak.

Oh ya drumnya kalau boleh ditambah sedikit volumenya agar lebih terasa ada hentakannya, tidak terus ketiduran. Saya pernah ikut terlibat penyelenggaraan musik keroncong setiap malam Minggu dihotel ****, tiba2 pengunjung drastis menurun setelah ada pertunjukan keroncong tidak seperti sebelumnya ketika ada pertunjukan musik Arumba Bamboo Band dan Hawaiian. Setelah keroncongnya di dimodif diberi selingan nada2 yang membuat orang batal tertidur, ternyata banyak sekali tamu bule memenuhi hotel tsb untuk menyaksikan musik keroncong ala orchestra setiap malam Minggu.

Buatlah orang2 menikmati musik Anda dan merasa tenang dan senang, tapi jangan biarkan mereka tertidur, karena Anda akan ditinggal sendirian dipanggung untuk pergi tidur.

Terima kasih om..
Lain kali akan saya perbaiki sedikit demi sedikit hasil rekamannya..memang saya tidak memperhatikan keseimbangan VU meter, saya percaya saja dengan "monitor speaker" compo yg saya yg sudah "pincang"..hehehe..
Betul om, musik apapun genrenya, tetap harus mempunyai sesuatu yg 'baru' agar bs dinikmati..soal musik keroncong td, saya jadi inget dengan gebyar keroncong TVRI Jakarta, khususnya grupnya Koko Thole..salut!!! Harusnya orkes keroncong sudah berevolusi demikian..memainkan chord2 yg agak "nyleneh", dan sinkop2 yg bikin semangat..juga warna suara yg lebih modern, jauh dengan orkes keroncong di daerah saya yg 'old fashioned" banget..Jadi, yg sepuh tetep bs menikmati, dan yg muda ikut tertarik, sedang keroncong sendiri tidak tergerus oleh genre musik lain..
Lain kali saya mohon masukan dari Om Tommy ya om..
maturnuwun...

tommykwitang wrote:

Buatlah orang2 menikmati musik Anda dan merasa tenang dan senang, tapi jangan biarkan mereka tertidur, karena Anda akan ditinggal sendirian dipanggung untuk pergi tidur.

Kecuali kita memang lagi bikin musik buat tidur ya om..hehehehe..

atau pemain nya tidur,

Harus dicarikan genre baru nih untuk musik pengantar tidur...

Wisnu wrote:

Sebetulnya, saya juga pengin setiap ada job audionya didokumentasikan..seperti yg om Tommy sampaikan, karena mmg kebanyakan saya main di genre pop, baik top40 maupun nostalgia Indonesia/barat..seandainya ada perekam audio portable yg murah seperti adanya player mp3 portable..Dulu sering rekam pake tape, tp skrg sudah agak 'males' berurusan dengan pita kaset..

Pada tulisan saya "Subyek: Re: recording menggunakan soundcard onboard Wed 18 Aug 2010, 00:30" sudah saya upload hasil rekaman live dengan judul De'Rita Sengsara, itu menggunakan laptop Pentium II - 233MMX. Kalau komputer jenis laptop yg disebut netbook baru sudah dibawah 3 juta, saya rasa notebook bekas yang sekitar 1~1,5jt sudah bisa digunakan, kebanyakan keluarga Compact Presario memiliki kwalitas audio yang memadai. Cari yang ada Line Inputnya agar bisa merekam dalam mode stereo. Jangan cari laptop bekas yg terlalu murah juga, jangan2 bekas jatuh dari lantai 13 gedung perkantoran atau bekas kelindes kereta api.

Kalau Lap Top second masih dianggap terlalu mahal, bisa gunakan MP3 player (gadget) yang memorynya menggunakan type mini MMC atau mini SD yg bisa diganti bila sudah penuh, cari yang kwalitas rekamannya memadai. Bukankah memory jenis yg saya sebut sudah murah, disekitar 50rb utk 1GB? Tapi menggunakan laptop bekas lebih enak karena bisa mendukung seluruh kegiatan, mulai dari membuat proposal, penawaran, mengedit photo2 dokumentasi, playback rekaman untuk menunjukkan dokumentasi show yg sudah kita lakukan, mengarsip style dan midi file yg ada di keyboard, hingga mengedit musik yang kita rekam supaya lebih baik hasilnya. Jadi singkatnya laptop bukan sekedar alat rekam yang bisa merekam dari awal acara hingga selesai tanpa disibukkan membolak-balik / menukar cassete, tapi juga pendukung trik pemasaran dan menejemen.

Wisnu wrote:

Terima kasih om Kwitang atas inputnya..
..Dulu sering rekam pake tape, tp skrg sudah agak 'males' berurusan dengan pita kaset..

Mixing menggunakan Pita lebih "warm" mas daripada Digital
CMIW


salam

den mamat wrote:

Mas Iven : yg saya gunain bwt ngulik musik > laptop, behringer UMX 25, Mixcraft, Fruity loop, Gameboy, Mixer xenix (pnya temen), klo ngerekam vokal kadang pk headphone yg isi mic, ato kadang pinjem pnya temen. Maap sya newbie yg pgen belajar ama master2 dsini...

Mas Tomy : iya raden beneran.. hmmm., makasi mas atas pencerahannya.. jadi ngerti dah cara memanfaatkan UCA 200, saya mencoba memanfaatkan alat2 yg minimalis utk hasil yg maksimal, maklum mas, anak kos, duit pas2 an..

mohon bimbingan mas2 semuanya...

ni senjata saya mas:

Heiiiii......gear hanya "membantu"........"hati dan pemikirannya" di kita mas..yg penting niat dan jangan pernah bosan utk belajar terus....mari kita sama sama belajar mas...


salam

Iven wrote:

Wisnu wrote:

Terima kasih om Kwitang atas inputnya..
..Dulu sering rekam pake tape, tp skrg sudah agak 'males' berurusan dengan pita kaset..

Mixing menggunakan Pita lebih "warm" mas daripada Digital
CMIW


salam

Emang betul sih, katanya cassete lebih warm. Tapi untuk kelas dana pas2an digital lebih warm daripada honornya habis buat modal semua. Di Solfegio ini lebih dari 80% adalah pejuang yang bermodal bambu runcing ingin mencapai kemerdekaan. Kalau melihat perekonomian negeri ini terus memburuk maka pejuang di Solfegio inilah yang akan menguasai medan pertempuran (bukan kota MEDAN jadi jangan khawatir), bukan pemodal besar. Merdeka!

tommykwitang wrote:

Iven wrote:

Wisnu wrote:

Terima kasih om Kwitang atas inputnya..
..Dulu sering rekam pake tape, tp skrg sudah agak 'males' berurusan dengan pita kaset..

Mixing menggunakan Pita lebih "warm" mas daripada Digital
CMIW


salam

Emang betul sih, katanya cassete lebih warm. Tapi untuk kelas dana pas2an digital lebih warm daripada honornya habis buat modal semua. Di Solfegio ini lebih dari 80% adalah pejuang yang bermodal bambu runcing ingin mencapai kemerdekaan. Kalau melihat perekonomian negeri ini terus memburuk maka pejuang di Solfegio inilah yang akan menguasai medan pertempuran, bukan pemodal besar. Merdeka!

Betul om Tommy..untuk mendapatkan hasil berkualitas dari rekaman bermedia pita butuh modal yg berlipat dibandingkan dengan sistem digital.. Harga pitanya aja katanya bikin pusing.. Merdekaaaaaaa jg pejuang Solfegio..!!!!

tommykwitang wrote:

Pada tulisan saya "Subyek: Re: recording menggunakan soundcard onboard Wed 18 Aug 2010, 00:30" sudah saya upload hasil rekaman live dengan judul De'Rita Sengsara, itu menggunakan laptop Pentium II - 233MMX.

Agak trauma beli laptop..setahun lalu servis notebook ECS, sampe skrg blm ada kabar..


[/quote]

Kalau Lap Top second masih dianggap terlalu mahal, bisa gunakan MP3 player (gadget) yang memorynya menggunakan type mini MMC atau mini SD yg bisa diganti bila sudah penuh[/quote]

Setahu saya mp3 player baru bs record lewat mic internalnya, blm ada yg punya line in, kalopun ada portable recorder harganya..???

Wisnu wrote:

Quote :

Quote :

Agak trauma beli laptop..setahun lalu servis notebook ECS, sampe skrg blm ada kabar..

Kalau Lap Top second masih dianggap terlalu mahal, bisa gunakan MP3 player (gadget) yang memorynya menggunakan type mini MMC atau mini SD yg bisa diganti bila sudah penuh

Setahu saya mp3 player baru bs record lewat mic internalnya, blm ada yg punya line in, kalopun ada portable recorder harganya..???

Ada yang bisa rekam via penerima FMnya. Kita bisa pakai FM transmitter untuk USB Flashdisk MP3 Player, yang harga diatas 50rb ada input Line In nya, alat ini modelnya untuk dipasang dimobil dicolokkan kelubang lighter (penyulut rokok). Jadi Rec Out dari Mixer dihubungkan ke Line In Transmitter yg dicatu dari adaptor 12V/0,5A, diterima oleh penerima FM pd MP3 player untuk direkam. Tapi tetap butuh komputer saat akan memotong rekaman memisahkan jeda antara lagu.

Tetap lebih mudah pakai komputer, gunakan saja monitor LCD/LED, sekarang barunya sudah ada yg dibawah 1jt, secondnya dibawah 500rb. Desktop dirumah gotong, letakkan dikolong mixer, keyboard letakkan diatasnya. Desktop lebih mudah diutak-atik dalamnya ketimbang laptop, banyak juga mini desktop second, kecil, simple, lebih mudah dimodif dalamnya, lebih murah dibanding laptop, karena harga tidak termasuk monitor.

anggoes wrote:

Harus dicarikan genre baru nih untuk musik pengantar tidur...

Kan sudah ada lagu NINA BOBO, gitu aja ko' repot.