switching regulator untuk power soundsystem

First topic message reminder :

bapak2 sekalian, kita tidak asing lagi mendengar kata2 switching regulator, namun setahu saya banyak dipake untuk keperluan perangkat lain seperti vcd,dvd,plastation, hp, dll.
pertanyaannya:
1. dengan system switching tersebut bila dipke untuk keperluan soundsystem apa kelebihan dan kekurangannya ( bagi yg udah pernah mencoba )?
2. lebih efisien mana antara switching dgn trafo ?
3. lebih aman yg mana antara switching dgn trafo?
mohon penjelasannya.

Terima kasih.

waktu di glodok toko BGR X yah. toko itu memajang 1 unit power rakitan menggunakan psu switcing, krena tertutup plat alumunium saya tdk jelas liatnya cuma panjang dan tinggi pcbnya hampir mengikuti box power itu sendiri katanya ''15A harga per unit 450rb''.
tapi nyang punya toko pun TIDAK merekomendasikan power psu switching untuk power yg mobile terkecuali untuk di rumah menggingat bahayanya bila terjadi arus bocor, ''lagi pula regulator switcing klo dah jebol benerinya agak rumit harus cek 1-1 tiap komponen'' ujar pemilik toko menambahkan.

yg jual aja banyak ngeluhnya apa lagi yg beli ya,itu terserah anda semua yg menentukan. saya hanya menyimak apakah banyak yg merekomendaskan atau malah sebaliknya

Untuk uji beban mungkin baru minggu depan ada waktu yang cukup ya.
Sempat liat FETnya pakai toshiba K3911, cobain liat Datasheetnya gak ngerti maksudnya :

Characteristic Symbol Rating Unit
Drain-source voltage VDSS 600 V
Drain-gate voltage (RGS = 20 kΩ) VDGR 600 V
Gate-source voltage VGSS ±30 V
DC (Note 1) ID 20
Drain current
Pulse (Note 1) IDP 80A
Drain power dissipation (Tc = 25°C) PD 150 W
Single pulse avalanche energy
(Note 2) EAS 792 mJ
Avalanche current IAR 20 A
Repetitive avalanche energy (Note 3) EAR 15 mJ
Channel temperature Tch 150 °C
Storage temperature range Tstg -55 to 150 °C

Nah kira2 kalau FET ini sebenarnya berapa daya maksimumnya yah, info untuk Outputnya ada CT + TAB 24V 32V dan 42V.

Mumpung ada para ahli harap dibantu, sapa tau bisa diperbaiki Performa Outputnya

@ indra : saya ada pakai TV Tuner Gadmei + LCD monitor. PSU Gadmeinya (kecil kaya cass HP) bocor nyetrum juga ke Antena, jadi klo agak rematik terapi sentuh2 antena internal TV saya (utnuk sistem ini tidak pakai grounding ke tanah) btw tuh PSU rasanya abal2 juga (murah sih) sudah bertahan 3thn lebih

iya bertahan dalam kondisi nyetrum mic aja ngga terasa ditangan tapi dibibir bisa pedes juga apalagi terasa ditangan dibibir berasa.... berasa mau lempar mic bisa bahaya, ntar kena penonton..

untuk fetnya dibahas dibagian power fet saja pakai 32VAC/40VDC semoga berhasil...

Wah-wah, dulu pernah bermimpi bikin FET powerAmp, tp gak jadi he he he

Maksud saya FET itu yang terpasang di Switching PSU, kira2 PSU dengan komponen FET ini berkontribusi berapa Ampere pada output PSUnya, ato FET ini tidak menentukan kemampuan arus yang dikeluarkan switching PSU?

jadinya sebenarnya dengan topologi switching PSU saya ini yang menentukan kuat arus (Ampere) output komponen apa saja ya?. kumparan sama diode outputnya atau masih ada yang lain?

@Ghozy : Yg menentukan :
1. Fet Primer (Menentukan daya Maksimum) (VIn x ID)
2. Ferritnya (Arus Saturasi Tergantung freq kerja)
3. Diameter Kawat (1mm tidak sama dengan 2x0,5mm, karena efek kulit)
4. Dioda Output

@Mod Indra : kalo PSU perbaikan/modifikasi di itung rakitan?

mas didit

1. berarti kalau liat data K3911 diatas daya FETnya cukup besar ya dengan ID 20A
2. Masalah Ferrit ya saya belum ngerti mohon pencerahan para yang lebih tahu
3. Diameter kawat ini ada nggak rumus korelasinya dengan kemampuan daya hantar arusnya?
4. Dioda Output ya berarti harus diganti yang lebih besar ya


btw sebenarnya yang sering bikin bocor tegangan ini faktor apa dan dimana yah. pengalaman ketika PSU ini saya pakai beberapa bulan untuk pasok daya ke PO-STK saya tidak ada bocor tegangan tingginya .....

1. Untuk Fet-nya daya memang bisa besar, tapi perlu diingat Disipasi dayanya
2. Kalo ferrit biasanya liat spek, susah nyari datasheet trafonya, biasanya kalo trafonya panas, berarti sudah saturasi.
3. Ada, tetapi yang di hitung permukaan kawat bukan diameternya
4. Dioda bisa saja diganti, tapi belum tentu I out jadi besar

Kalo menurut saya, yg bikin bocor sama seperti trafo biasa, pemisah gulungan primer sama sekunder meleleh, ato rangkaian primer terhubung ke sekunder. Biasanya PSU Switching antara rangkaian primer terpisah dengan sekunder, ada yg PCB di lubangin pembentuk garis pembatas atau tidak ada jalur PCB yg menyeberang. Feedbacknya biasanya pake Optocoupler atau Gulungan Aux.

Quote :

Kalo menurut saya, yg bikin bocor sama seperti trafo biasa, pemisah gulungan primer sama sekunder meleleh, ato rangkaian primer terhubung ke sekunder.

bagaimana cara meningkatkan keamanan trafo switcing ?

Kira2
1. Jangan di pakai melebihi daya maksimumnya, kalo yg trafo biasa masih lebih tahan
2. Cari switching yg rangkaian Primer dan sekunder terpisah secara elektrical
3. Grounding harus bagus
4. Siapa yg mau nambahin?

nomor 3 oke, nomor 2 dikasih foto akan lebih baik karena masih belum jelas. nomor 1 kata "Jangan" harus dibawahnya nilai berapa % ?

No. 2 Foto menyusul. No. 1. 95% - 100% masih aman dari nominal power.
Tapi kalo dispesifikasi yang disebut Peak Powernya, maka nilai aman maksimum 50% dari Peak Power.

Saya kira memang grounding yang bagus ini bagian dari perjuangan dan kampanye yang perlu kita sosialisasikan demi keamanan main2 listrik di Indonesia.
Lha wong jaringan listrik rumah yang notabene dipasang PLN (biasanya pake pihak ketiga) steker2 nya gak dipasang grounding

Jadi walau Kabel kita sudah pakai grounding klo dicolokin ke steker rumah tetap aja ga ada groundingnya. Jadi harus bikin kabel grounding sendiri. Dan sepanjang saya mengamati temen2 sound di kampung juga jarang sekali yang pakai grounding (pentanahan), cuman 2 kabel dari Genset. Gensetnyapun tidak di grounding.

Biasanya yang cukup disiplin tentang grounding (ke tanah) ini teman2 yang bermain di frekuensi radio. selain sangat besar pengaruhnya juga faktor keamanan karenan antena2 yang menjulang menggapai petir he he he

Yuk mari kita audio mania ikutan disiplin grounding yuk biar lebih aman efeknya mungkin switching PSU juga akan lebih "merakyat" di audio. (sepengetahuan saya banyak switching PSU dipakai di dunia radio, terbukti banyak juga iklan tawaran switching PSU berdaya besar bekas BTS).

Quote :

terbukti banyak juga iklan tawaran switching PSU berdaya besar bekas BTS).

itu barang built up bukan rakitan, saya juga pake untuk TX FM.

Nah kan pakar2 disini sudah bisa membuat PO Amp dengan kualitas yang layak ditandingkan dengan PO built up, termasuk mod gwendy

Mudah2an bisa bikin pilot project untuk switching PSU yang handal dan gak bocoran hV nya, seperti PSU built up

Saya ikutan deh projectnya asal gak mahal-mahal

Kira-kira bisa dibandingkan gak ya, saya pakai juga PSU lokal (merk mentari) 450watt seharga 75k. Ya memang paling terpakai cuma 250-300 watt peaknya, sudah bertahan 3 tahunan.

Kalau kita bisa bikin kitnya -25V CT +25V 250VA seharga 75k dan bisa bertahan 3th lebih rasanya kok lumayan juga. CMIIW

kembali ke masalah kualitas komponen yang sangat menentukan keberhasilan PSU switching , sangat sulit dapatnya apalagi trafonya ( coopper ) bisa bisa harganya lebih mahal dari PSU biasa,
Keuntungan PSU switch hanya pada berat karena trafo kecil dan elko yang kapasitasnya kecil karena frekuensi yang mo difilter sdh orde KHz.
Lain dari itu semua milik PSU konvensional, mulai dari ketahanan, sampai tdk adanya proteksi untuk over load sesaat yg ujung ujungnya bikin power langsung mati total dan masih banyak lagi kekurangan yang harus ditanggung karena kualitas komponen.
terus terang saya ngeri mau pake PSU switching untuk power amp saya apalagi yang untuk disewakan.
Untuk power amp mobil, beda karena bebas sengatan listrik.
tidak ada PSU switching yang saya temui yang bebas dari sengatan listrik termasuk di CPU compie.
klu masalah ground , dalam situasi tertentu bisa saja ground lepas atau kurang rapat karena keseringan cabut pasang ( terutama sound rent ) .
Intinya begini : PSU switching bisa digunakan untuk instalasi fix dengan grounding yang bagus, untuk outdoor atau sound rent yang sering pindah venue lebih baik jauhi switching.

Setuju dengan Om Gwendy. Yg susah menurut saya nyari ELCO yg Low ESR yang berkualitas. Biasanya yan standar cuma bertahan 1 thn kalo di pakai harian diatas 10jam (Contoh PSU computer yg dibawah 200rban elconya sering kering). Kalo trafo yg susah menggulungnya, susunan primary dan sekunder menentukan efesiensi.
Kalo kompi nyetrum, coba dibalik colokan listriknya

Kalo soal proteksi overload, tergantung designya, apa include atau nggak. Kalo psu Kompie proteksinya kalo short, power langsung shutdown, hars cabul kabel power baru bisa hidp lagi

@Ghozy : Kalo mau gampang pake PSU (75rb) komputer, yg 5 volt dipasang R Load/Bleeder 2Ohm/25Watt, trus yg 12V nya disambungin ke kit Switching OCL (kisaran 70rb) jadi lah switching PSU buat Ampli dengan daya sekitar 150-200wattan. Tapi kalo bisa Elco sekundernya di ganti Low ESR yang agak bagusan.

Trims saran2nya, memang saya setuju kalau untuk rent PO, switching ini terlalu besar resikonya, karena lebih sulit kontrol groundingnya. Kalau untuk fix (home audio) dengan grounding bagus its OK.

Kira-kira kalau untuk suara apa bedanya karakter Trafo PSU dengan switching PSU ya?

Quote :

Kira-kira kalau untuk suara apa bedanya karakter Trafo PSU dengan switching PSU ya?

nah ini baru pertanyaan hayoo yg sudah pernah dengar kasih jawaban...
menurut saya trafo sw suaranya lebih kering dari trafo biasa, trafo biasa agak basah-basah gitu deh...

ayo.. yang lain, bantuin dong ilmunya. kira2 perbandingan suaranya untuk PSU trafo dan switchPSU.

mas indra kira2 ada enggak trik di jalur PSU untuk membuatnya lebih basahh asal jangan dikasi air kaya gini he he he

sulit juga, saya pernah punya PSU ini kata yang jual 10 Amphere 32V ct plus sekunder 12 V
iseng2 saya rakit dengan blazer 200W speaker Control panggung dengan menganti elko sekunder yang tadinya 4600mf/50 menjadi 10.000mf/50, pada pertama di nyalakan terjadi lendutan ( penarikan ampher yang singnifikan) tang amphere terbaca 6A lebih, setelah itu langsam.

hasilnya suara cenderung mid , suara cukup open. cukuplah untuk sekedar control

iseng2 juga diset untuk latihan orkes melayu, ketika teman saya mencolokkan jack input dan menyalakanya speaker control itu, saya sedang setting dan pegang mic ,

mak peet, gelaaap

ketika sadar sudah banyak orang yang nonton bukan karena latihanya tapi karena nonton orang kena setrum,

untung saya cuma sesaat semaput, tetapi teman saya pingsan lama dan harus ke dokter, dan berapa kerugian peralatan yang hangus dari mulali mic, mixer, PA, FX, semua mati total yang cuma saya ingat bunyi terakhir, preeet,,,,,,,,,

berkaca dari itu tidak ulah lah (amit2) kalau cuma mau dengar suara preet legi karena penyebabnya PSU switching untuk PA, tidaklah walaupun saya masih tetap menggunakan PSU jenis ini untuk beberpa equipment.

saya tidak keberatan jika teman SF dengan dengar suara Preet pada system anda dipinjam boleh kalau untuk dicoba dipraktekkan,

anehnya kalau mandiri di nyalakan di pegang atau untuk gitaran tak masalah tetapi digabung dalam satu system akan lain,