Menghitung besaran watt sound system

First topic message reminder :

Rekan solfers

Bagaimana ya... cara kita menghitung jumlah watt.. suatu sound system.. sering kali saya dengar tiap OT mempromosikan kapasitas sound system nya mencapai sekian ribu watt...

apakah jumlah watt tersebut didapat dari jumlah watt dari beberapa power yang dipakai atau gimana yaa....

yg namanya pabrik pasti lah membesar besarkan power watt nya, biasa kecap nya no 1 sedang kecap lainnya no 2.

Makanya saya hanya menyarankan utk menggunakan power watt di 8 ohm sebagai referensi saja. Jd kalau seseorg bilang bahwa power amp nya, wattnya 1200 watt, lbh baik kita buka buku manualnya dan lihat quotation power watt 8 ohm buat gambaran. Mudah2an si pabrikkan tdk membual dgn manualnya.

Sekali lagi tujuannya hanya sebagai referensi gambaran saja, tohk seperti saya katakan kalau kita sdh punya power 500 watt (8 ohm) lalu utk mendapatkan suara yg 2x lbh kencang dari power kita tsb, kita hrs punya power yg 5000 watt bukannya yg 1000 wat..

Oh yah patokkan nya 8 ohm per channel, jangan yg di bridge.

Mengenai watt continues, program and peak, kurang lebih seperti kata2 nya tsb. Continue berarti watt nya berkelanjutan utk sekian waktu yg lama, peak berarti watt nya hanya sepersekian detik saja.
Program watt, wah yg ini lupa nih.
Dari sekian jenis watt yg di singgung, watt yg bener2 benar adalah yg continue.
.

ini mengenai watt yang dimaksud diatas, kira-kira ini cocok ga :

RMS/Noise/Continuous- Pink or white noise with limited dynamic range fed to a speaker at the rated power for eight hours, and the speaker doesn't fail. This is basically the most brutal test a speaker undergoes. The voice coil is in continuous motion and receiving constant current, and is constantly hot.

Program (Music Power?)- The equivalent of modern compressed recorded music, for an extended period. Music has wider dynamic range and pauses, and so is different than noise, and the voice coil stays cooler as it gets a little rest during the material. So the actual material can be at a higher level.

Peak- the absolute max the speaker can take, for a very short time, like a snare hit. More power than that, and the coil will probably jump out of the gap. Give it peak power for more than a few seconds, and it will melt.

maaf yah kalau saya copas langsung dalam bahasa arab

sumber :
http://homerecording.com/bbs/showthread.php?t=180312

pengen nanya suhu semua kalo misanya saya punya speaker yg specnya impd. 8ohm, power capacitynya u/ program 800w dan pink 400w, jadi seharusnya power yg sy gunakan yg berapa watt? 400,600 atau harus 800? lebih boleh ga 1000w misalnya? maaf newbie

thanks b4

pakai power 800watt pada nilai 8 ohm pada bagian programnya ( sebaiknya jangan gunakan power 800watt 2 ohm atau 4ohm)

makasih mas indra buat jawabannya hmm oke2 jd sedikit dapet pencerahan dari suhu neh, kalau misalnya saya pasang di power 600 watt(8ohm) cukupkah? atau akan mengakibatkan penurunan kualitas?atau msh ada akibat lain ?

kualitas tidak turun, tetapi SPLnya yang turun, tingkat kekerasan suara 600watt dan 800watt akan lebih besar yang 800watt, jangan mendorong volume power hingga peak sebab hanya akan mengakibatkan cacat suara saja dan membuat power over heat,

hmmm waduh2 makasih banyak mas indra

oke sip, keep posting and met gabung

indra_co_maniz wrote:

kualitas tidak turun, tetapi SPLnya yang turun, tingkat kekerasan suara 600watt dan 800watt akan lebih besar yang 800watt, jangan mendorong volume power hingga peak sebab hanya akan mengakibatkan cacat suara saja dan membuat power over heat,

Secara teori, 800 watt memang lbh besar dr pada 600 watt tapi prakteknya dgn asumsi semua parameter sama maka bs dibilang antara 800 watt dan 600 watt tdk beda kekencangannya.
Peningkatan SPL sebesar +3db dari 600 watt bs dicapai hanya dgn power yg 2 x 600 watt yakni 1200watt. Beda SPL 3db bs dibilang tdk terasa nyata, antara lbh besar atau sama saja.
Utk mendapatkan persepsi suara yg seakan lbh besar maka minimal ada peningkatan SPL sebesar 6dB dan utk mendapatkan SPL sebesar 6db, kalau kita sdh punya power 600 watt maka yg dibutuhkan adalah 10 x 600 watt yakni 6.000 watt (dgn catatan semua power ini benar adanya).

Sekali lagi, suara itu berjalan dgn deret logaritma yakni 1, 100, 1000, 10.000 dst bukan deret linear seperti 1.2.3.4 dst.

BTW, kalau kita misal punya power 600 watt maka utk mendapatkan semua 600 watt maka kita hrs set voluem maksimum. Nah dlm prakteknya sebelum volume mencapai maksimum, biasanya suaranya sdh distort, apalagi kalau pakai EQ yg berlebihan, baru buka vol setengah saja pasti suaranya sdh distort.

mau tanya pak tjandara, cara mengitung watt dalam bentuk logatima itu gimana sih ?

1 watt = x dB = SPL , bagaimana dB itu bisa minus (-) dan kapan dB itu + ?,

bagian apa yg dibagi, apa yang dikali dan apa yang di logarimakan atau mungkin integral atau mungkin lagi defferensial gitu ?

terima kasih.

Nah itu dia pak, rumusnya sdh dipulangin ke gurunya. Sayang dulu punya buku2 mengenai hal ini tapi karena berpikir sdh tdk digunakan lagi, saya kasih ke org... sayang bener deh...
Dibuku tsb jg ada referensi misal utk suara yg total silent itu berarti 0dB, org berbisik itu berapa dB, hiruk pikuknya lalu lintas itu berapa dB, sampai suara pesawat terbang mau take off itu berapa dB, ada diagramnya.

Yg di ingat cuma pemanbahan 3db berarti suara tsb antara terdengar lbh keras dan atau terdengar sama saja dgn suara asal sedang penambahan 6db berarti suara tsb terdengar seakan2 2x lbh kencang dari suara awal.

Nah lalu dibuku tsb diuraikan bagaimana penambahan 3dB di ejawantakan jd wattage, penambahan 6 dB di ejawantahkan jd wattage jg, lalu disimpulkan bahwa penambahan dB dibuatlah seperti deret logaritma.

Pengertian yg saya tulis +3 dB itu artinya ada penambahan 3 dB.

Utk persepsi suara kalau +3 dB atau +6 dB, bs digunakan misal EQ sebagai kelinci percobaannya.
Misal jalankan lagu, lalu naikkan atau turunkan EQ di freq misal 100Hz (supaya terasa low nya karena biasanya ampil home audio tone control bass nya ada di 100Hz) sebesar 3dB maka bs dikatakan antara ada pengaruh dan atau tdk ada pengaruh pergeseran naik 3db atau turun 3dB, sebaliknya kalau di naikkan atau diturunkan 6dB baru terasa telinga mendeteksi perubahan yg nyata.

.

sepanjang pengetahuan saya penjabaran logaritma adalah :

a log b = c jadi untuk menghitung logaritma itu ada 3 buah angka yang harus dimasukan, jadi yang saya maksudkan disini,

600 watt log b = c

berbanding

8oo watt log b = c

angkanya pasti ga keluar, karena untuk menyelesaikan 2 variabel persamaan diperlukan minimal 2 variabel juga, jadi penjelasan 600 watt dengan 800watt itu sepertinya ada bedanya disana, jadi mesti diapain yah kira-kira nilai watt tersebut terhadap logaritma itu ?
jadi menghitung besaran sound sistemnya mesti dibegimanain ?

contoh logaritma :

waduh kok pusying pala ane bang....???

Pertama, rumus logaritma itu dipakai dalam ruang ideal, no absorption, no reflection dan dalam kondisi ideal dgn speaker ideal (yg secara teori adalah bentuk sarang tawon?).

Karena penasaran sy cari dalam kondisi tidak ideal (realitanya kita main disini), kemudian banyaknya decoupling faktor (pernah dibahas mas Indra di Line Array, plus faktor environment) saya temukan jawabnya di wikipedia, dan sepertinya pendekatan log tidka sepenuhnya benar.

Diartikel ini, nyata sekali dikatakan utk memperoleh bahwa SPL yg sama dari yg diperoleh dari "speaker" yg hanya produce '84 dB 1 W 1meter' membutuhkan butuh 400 Watt power Amp, tapi hanya butuh 100W utk speaker yg bisa produksi '90DB 1 W 1 meter.

Jadi alasan p Indra utk menggunakan speaker dgn SPL tinggi utk memperoleh dB tinggi dgn power yg efisien disini TERBUKTI!!!!

Artinya ada faktor lain (kemampuan resources--- dlm hal ini speaker, reflection dll).

artikelnya :
---------------------------
Power and loudness in the real world

Perceived "loudness" varies logarithmically with output power (other inversely proportionate factors are; frequency, number and material of objects through which the sound waves must travel, as well as distance between source and receiver) a given change in output power produces a much smaller change in perceived loudness. Consequently it is useful and accurate to express perceived loudness in the logarithmic decibel (dB) scale; a change of 1 dB, which corresponds to a 25.9% change in power level, is considered to be the smallest change in sound power level perceivable by the average human ear under idealized test conditions. An increase/decrease of 3 dB corresponds to a doubling/halving of power and distance of average perceivability. The sensitivity of loudspeakers, rather than merely the often-quoted power-handling capacity, is important. Many high quality domestic speakers have a sensitivity of 84 dB for 1 W at 1 meter, but professional speakers can have a figure of 90 dB for 1 W or even 100 dB (especially for some large-coned woofers). I.E., An '84 dB' source "speaker" would require a 400-watt amplifier (assuming it didn't burn out) to produce the same audio energy as a '90 dB' source being driven by a 100-watt amplifier, or a '100 dB' source being driven by a 9.92 watt amplifier(though in practice modern sub-woofers are often driven by high power amps to overcome the restriction of a small enclosure through the use of equalization). This does not mean a bigger speaker can produce more sound with less overall power. Just that a larger speaker can typically handle more initial power and so requires less amplification to achieve the same high level of output. This means using a speaker with a higher dB rating can be more advantageous as many amplifiers inevitably produce a certain amount of distortion for a given level of amplification. So, (more speaker)+(less amp.)=(same "loudness")+(less distortion).

A better measure of the 'power' of a system is therefore a plot of maximum loudness before clipping, in dB SPL, at the listening position intended, over the audible frequency spectrum. A good system should be capable of generating higher sound levels below 100 Hz before clipping, as the human ear is less sensitive to low frequencies, as indicated by Equal-loudness contours.
------------------------------------------------------------------------------------------------

nah biar rame sekalian deh, biar rekan-rekan lainnya tambah ilmunya...

kalimat 1 :
Jadi alasan p Indra utk menggunakan speaker dgn SPL tinggi utk memperoleh dB tinggi dgn power yg efisien disini TERBUKTI!!!! << ini sudah cocok dengan saya...

kalimat 2:
Karena penasaran sy cari dalam kondisi tidak ideal (realitanya kita main disini), kemudian banyaknya decoupling faktor (pernah dibahas mas Indra di Line Array, plus faktor environment) saya temukan jawabnya di wikipedia, dan sepertinya pendekatan log tidak sepenuhnya benar.

sekarang kita gabungkan dengan kalimat berikut ini :
Consequently it is useful and accurate to express perceived loudness in the logarithmic decibel (dB) scale; a change of 1 dB, which corresponds to a 25.9% change in power level, is considered to be the smallest change in sound power level perceivable by the average human ear under idealized test conditions

apakah untuk menambah 1 dB perlu ada 25.9% change ?

lalu merubah 1 dB menjadi 3 dB bagaimana pengaturannya , sebelumnya di posting oleh pak tjandra bukan penjumlahan bisa (jadi bukan seperti menjumlah prosentase juga )?
bagaimana menyelesaikan ini ?

mas hartono tenang aja ...

waduuuh, pertanyaan ane simple tapi ditangan ahli2nya jd pusing juga...hehehe
ga papa ddeh namanya juga saya belajar

gpp jadi nanti punya bahan pemikiran yang cukup untuk menghitung besaran watt sound system...

wah belum ada penjelasan lagi yah ?

nunggu lagi deh...

menghitung besaran watt bisa menggunakan faktor log 10 dan log 20 ...

lanjut...