Menghitung besaran watt sound system

First topic message reminder :

Rekan solfers

Bagaimana ya... cara kita menghitung jumlah watt.. suatu sound system.. sering kali saya dengar tiap OT mempromosikan kapasitas sound system nya mencapai sekian ribu watt...

apakah jumlah watt tersebut didapat dari jumlah watt dari beberapa power yang dipakai atau gimana yaa....

wah saya nya yg jd pusing melihat begitu banyak rumus yg dikeluarin pak indra

Saya setuju bahwa semakin tinggi sensitifity si speaker maka semakin efisien si speaker sehingga utk mendapatkan kekencangan tertentu akan dibutuhkan power yg lbh kecil dibanding speaker yg sensitifity nya rendah.

Saya hanya menyatakan bahwa secara teori memang power 800 wattt lbh kencang dari pada power 600 watt tapi pada prakteknya utk mendapatkan kekencangan suara +3dB (kalau kita sdh punya power 600 watt) maka yg dibutuhkan adalah power 2 x 600 watt = 1200 watt.
Kekencangan suara dgn simbol + maksudnya adalah kita merasakan ada penambahan kekencangan, cuma seperti yg saya katakan, karena cuma beda 3dB maka penambahan antara terdengar dan atau tdk terdengar.

Mengenai kekencangan yg saya katakan berdasarkan deret logarithma, saya tdk bs memberikan rumus dan detil nya lagi karena seperti yg sdh saya post, bukunya (tepatnya adalah majalah 'stereo review' yg sekarang berganti nama menjadi 'sound & vision' sdh saya berikan ke org, yg masih saya ingat adalah utk mendapatkan kekencangan + 3dB, kita butuh power 2x sedang utk mendapatkan kekecangan + 6dB, kita butuh power 10 x.

Saya coba2 cari di internet, siapa tahu ketemu arsip buku tsb tapi sayang tdk menemukannya.
Yg dpt malah link seperti ini:

http://www.sengpielaudio.com/TableOfSoundPressureLevels.htm

Ini kutupannya:
The psycho-acoustic volume or loudness is a subjective sensation size.
Is 10 dB or 6 dB sound level change for a doubling or halving of the loudness (volume) correct?
About the connection between sound level and loudness, there are various theories. Far spread is still the
theory of psycho-acoustic pioneer Stanley Smith Stevens, indicating that the doubling or halving the
sensation of loudness corresponds to a level difference of 10 dB. Recent research by Richard M. Warren,
on the other hand leads to a level difference of only 6 dB. *) This means that a double sound pressure
corresponds to a double loudness.

menurut saya ada yg aneh P tjandra, semisal menurut ketikan diatas 600watt dan 800watt penambahan suara tidak terdengar pasti orang akan membeli 600watt, kenapa ? sebab 200 watt tidak akan dan atau tidak terdengar betul bukan ?

Is 10 dB or 6 dB sound level change for a doubling or halving of the loudness (volume) correct?
ini lebih extreme lagi sebab butuh 6 dB sampai 10 dB...
kalau 1000 watt untuk menaikan 3dB jadi 10.000watt, untuk 6 dB jadi 100.000watt, kalau 10 dB gimana yah kira-kira, ada yg bisa kasih penjelsan ga yah ?


This means that a double sound pressure corresponds to a double loudness.

beda double sound pressure dan double loudness apa ?, sama besarnya gitu atau gimana ?

kalau org yg mengerti, misal saya deh, kalau ada pilihan antara 600 watt dan 800 watt (dgn asumsi semua parameter sama), saya pribadi pilih 600 watt karena memang seperti yg saya katakan, utk naik 3dB yg antara terdengar lbh kencang dan atau terdengar sama saja, yg dibutuhkan itu adalah 2x dari power asal. Jadi dari 600watt hrs ke 1200 watt utk naik 3dB.

Kalau ingin tahu beda 3dB itu terdengarnya seperti apa, di post sebelumnya sdh saya sarankan utk menggunakan EQ dgn freq yg di 100Hz buat prakteknya.

Maaf, bpk salah nangkep maksud saya neh, utk naik 3dB yg dibutuhkan bukan 10x power asal tapi cuma 2x, nah utk naik 6dB baru butuh 10x power asal.
In bs di lihat jg di page yg saya berikan tsb yakni:

Notice: Psychoacousticians say that a level increase of 10 dB
give the impression of a loudness (volume) doubling.
Your loudspeakers need 10 times more power.
If you have 6 violins as source, then you have to tenfold the violins;
so you need 60 violins to double the psycho-acoustic volume.

Yg terjadi di lapangan, karena org kurang info yg benar maka mereka mengangap bahwa watt itu seperti deret linear. Sdh punya power 600 wattt, kalau beli yg 1200 watt berarti suara nya 2x ke kencangan dari 600 watt punyanya yg dulu. Ini salah.
Sering jg org awam bilang begini, dia sdh punya sepasang speaker, lalu dgn menambah sepasang lagi dia berfikir suaranya akan 2x lbh kencang dari suara yg cuma sepasang awalnya, ini jg salah.
Dari page tsb, kalau sdh punya sepasang speaker, utk mendapatkan suara 2x lbh kencang, kita butuh 10 pasang speaker dgn catatan semua parameter lainnya sama.
.

oh gitu yah, saya ga ngerti-ngerti amat soal watt, tapi kenapa pabrikan menciptakan 400W, 600W, 1200W, kalau begitu pabrikan pasti menyediakan power 600W tanpa menyertakan 800W langsung 1200W, gimana itu jadinya ?,

apakah sama kalau dipraktekin 1kHz dengan 10kHz dibandingkan 100Hz ?,

berikutnya yang sederhana, untuk menaikan 3dB perlu 2x lipatnya, 6 dB perlu 10x lipatnya, kalau dilihat fader eq, disana ada 0dB, berapa kalilipatnya jika ingin menaikan 9dB atau 12 dB, secara kalau pakai 1000watt untuk menaikan 3dB pelu 2000watt dan 6 dB, perlu 10.000Watt, kalau 9dB butuh berapa dan 12dB butuh berapa ?

P' tjandra :
Notice: Psychoacousticians say that a level increase of 10 dB
give the impression of a loudness (volume) doubling.
Your loudspeakers need 10 times more power.
If you have 6 violins as source, then you have to tenfold the violins;
so you need 60 violins to double the psycho-acoustic volume.

keknya disana untuk menaikan 10dB atau 6 dB yah ? tulisannya 10dB butuh 10 power, atau 6 dB pelu 10 power yang betul yang mana ? gimana penjelasannya, tks...

Wah...bisa rontok semua rambut itung-itung arus listrik!!!

panas................panas...............panas badan ini

Pusing.............pusing................pusing kepala ini

Lanjut aja dech...
=====================

salam

nicholas jnr

indra_co_maniz wrote:

oh gitu yah, saya ga ngerti-ngerti amat soal watt, tapi kenapa pabrikan menciptakan 400W, 600W, 1200W, kalau begitu pabrikan pasti menyediakan power 600W tanpa menyertakan 800W langsung 1200W, gimana itu jadinya ?,

Jawabannya sederhana pak, bisnis.
Si pabrikkan sengaja menciptakan jenjang2 produk begitu.
Ini berlaku utk semua produk elektronik jg deh, contoh dlm hal keyb aja, si pabrik sengaja menciptakan keyb dari harga murah sampai harga mahal, semakin murah si keyb maka semakin banyak fitur dan kemampuan yg dihilangkan atau dikurangin dan sebaliknya semakin mahal si keyb, semkain banyak fitur dan kemampuannya jg.

Quote :

apakah sama kalau dipraktekin 1kHz dengan 10kHz dibandingkan 100Hz ?,

bs di praktekkan di semua freq.
Saya menyarankan nada 100Hz dgn tujuan supaya kalau org yg tdk peka terhadap suara, masih akan bs merasakan getarannya. Khan suara rendah semakin di boots pasti getaran suara nya semakin besar terasa.

Quote :

berikutnya yang sederhana, untuk menaikan 3dB perlu 2x lipatnya, 6 dB perlu 10x lipatnya, kalau dilihat fader eq, disana ada 0dB, berapa kalilipatnya jika ingin menaikan 9dB atau 12 dB, secara kalau pakai 1000watt untuk menaikan 3dB pelu 2000watt dan 6 dB, perlu 10.000Watt, kalau 9dB butuh berapa dan 12dB butuh berapa ?

Utk hitung2an, saya jg ngak ahli nih pak...

Quote :

P' tjandra :
Notice: Psychoacousticians say that a level increase of 10 dB
give the impression of a loudness (volume) doubling.
Your loudspeakers need 10 times more power.
If you have 6 violins as source, then you have to tenfold the violins;
so you need 60 violins to double the psycho-acoustic volume.

keknya disana untuk menaikan 10dB atau 6 dB yah ? tulisannya 10dB butuh 10 power, atau 6 dB pelu 10 power yang betul yang mana ? gimana penjelasannya, tks...

Di page tsb khan jg dibilang:

Quote :

About the connection between sound level and loudness, there are various theories. Far spread is still the
theory of psycho-acoustic pioneer Stanley Smith Stevens, indicating that the doubling or halving the
sensation of loudness corresponds to a level difference of 10 dB. Recent research by Richard M. Warren,
on the other hand leads to a level difference of only 6 dB. *) This means that a double sound pressure
corresponds to a double loudness.

Ada 2 teori tuh, teori yg mana yg benar, saya jg tdk tahu karena bukan ahli hitung menghitung.

:bravo:
===========
salam

NIcholas JNR

another question hehe,

kalo misalnya ane punya power hanya 1 chanel 500watt di 8ohm
trus ane punya 2 buah speaker 8ohm power nya diprogram 500watt

kalau seandainya diparalel akan menyebabkan impedancenya turun jd setengahnya 4ohm apakan itu berarti power saya yg 500 itu cukup untuk mengangkat kedua speaker tersebut???

atau meskipun impd-nya turun konsumsi powernya tetap harus ditambahkan 500watt alias jadi 1000watt?

mohon bimbingannya...new bie

kalau kondisinya diparalel, watt di speaker tetap yakni 500 watt akan tetapi out dari power nya yg akan meningkat dari seharusnya 500 watt di 8ohm jd 1000 watt di 4ohm.
Utk ini, efek kekencangan suara tdk akan beda

Dari buku2 yg saya baca tsb, dikatakan bahwa justru speaker itu rusak karena distorsi yg disebabkan oleh under power bukannya over power.
.

saya ikutan nanya ah.... pak kalo kedua speakernya di seri hasilnya gimana? apakah ohm pada speaker tetap 8ohm dan watt bertambah gitu ya? pak

@Hartono :
Kalau 2 speaker 8 ohm di seri Total impedance (satu kotak) mjd 16 ohm.
Daya yg dikeluarkan power berkurang menjadi separuh dari 8 ohm. Daya ditiap speaker menjadi 1/4 dari daya pada 8 ohm.

Jadi misal power 200 watt pd 8 ohm (asumsi rangkaian ideal, dgn catuan cukup), dibebani 1 speaker 8 ohm, maka daya (watt) di speaker adalah 200 watt. Bila 2 speaker di paralel, impedance total jd 4 ohm maka power akan mengeluarkan daya sebesar 400 watt, masing masing speaker dapt 200 watt . Bila 2 speaker diseri, maka impeance total jd 16 ohm, daya yg dikeluarkan oleh power jadi 100 watt, dan daya (watt) tiap speaker hanya 50 watt.

iya mas tadi kepotong pak ihut duluan.... udah dijawab tuh.... saya edit postingannya ya...

coba dong mas hitung dengan persamaan mr. ihut, nanti kalau ada yg perlu dikoreksi br ditambahkan oleh rekan-rekan

weeiiittttsss kesalip pak ihut sudah dijawab toh.... saya edit yang diatas deh...

saya tanya pak ihut kok mas indar....

Kita cerita ideal ya? Karena akan beda pendekatan antara rumus ideal dgn kebiasaan dilapangan, walaupun selalu bisa dijelaskan scr rumus tp akan jd rumit.

Secara Teknis:....
Dari data p Hartono, yg kita inginkan akan ada 3 komponen beban (impedance) yg membagi daya yg disupli oleh power Bapak. Misalnya kita bagi menjadi 300, 300, 200..... Kenapa ada 2 angka 300, karena ada 2 komponen yg sama, sisa dayanya asumsikan akan di feeding ke tweeter. Maka kalau diparalel ketiga komponen tsb, ada urutan impedance ketiganya adalah 8,8 dan 12 ohm (pusing sekalian pakai rumus Vkuadrat dibagi impedance). Nah... untuk mencapai komponen tweeter mjd 12 ohm, berarti harus diseri dgn tahanan (impedance, boleh komponen R atau C) 4 ohm...tapi, hati2... wattnya? Ada 200 watt di ruas itu, harus dibagi antara impedance 4 ohm dgn tweeter 300 watt 8 ohm. Makin rumit khan?...... Mau pakai R atau C, atau paduan RL dan C (Cross over?). Itu yg membuat design seperti yg dilakukan mas Indra menajdi sangat rumit, jadi tidak asal hitung.... Kalau mau diterusin, sy juga udah mulai pusing.....

PRAKTEKNYA:
Nggak usah rumit, paralel aja speaker yg 2 x 300, serikan tweeter yg 300 watt dgn tahanan 20 ohm 10 watt (yg putih petak), atau serikan dgn Bipolar (sy lupa besarannya tp sekitar 1 sd 4,7 mikrofarad).

Secara prakteknya, impedance yg ada khan terukur dalam kondisi stationer (hanay ada tegangan dan signal datar), begitu musik berubah sesuai frekwensi maka besaran impedance berubah.

Terus terang, hitung2an seperti ini sdh sy tinggalkan 25 tahun yl, jd nggak gitu perfect, tapi nggak akan jauh beda.

OK, semoga membantu.

ihutm wrote:

Kita cerita ideal ya? Karena akan beda pendekatan antara rumus ideal dgn kebiasaan dilapangan, walaupun selalu bisa dijelaskan scr rumus tp akan jd rumit.

Secara Teknis:....
Dari data p Hartono, yg kita inginkan akan ada 3 komponen beban (impedance) yg membagi daya yg disupli oleh power Bapak. Misalnya kita bagi menjadi 300, 300, 200..... Kenapa ada 2 angka 300, karena ada 2 komponen yg sama, sisa dayanya asumsikan akan di feeding ke tweeter. Maka kalau diparalel ketiga komponen tsb, ada urutan impedance ketiganya adalah 8,8 dan 12 ohm (pusing sekalian pakai rumus Vkuadrat dibagi impedance). Nah... untuk mencapai komponen tweeter mjd 12 ohm, berarti harus diseri dgn tahanan (impedance, boleh komponen R atau C) 4 ohm...tapi, hati2... wattnya? Ada 200 watt di ruas itu, harus dibagi antara impedance 4 ohm dgn tweeter 300 watt 8 ohm. Makin rumit khan?...... Mau pakai R atau C, atau paduan RL dan C (Cross over?). Itu yg membuat design seperti yg dilakukan mas Indra menajdi sangat rumit, jadi tidak asal hitung.... Kalau mau diterusin, sy juga udah mulai pusing.....

PRAKTEKNYA:
Nggak usah rumit, paralel aja speaker yg 2 x 300, serikan tweeter yg 300 watt dgn tahanan 20 ohm 10 watt (yg putih petak), atau serikan dgn Bipolar (sy lupa besarannya tp sekitar 1 sd 4,7 mikrofarad).

Secara prakteknya, impedance yg ada khan terukur dalam kondisi stationer (hanay ada tegangan dan signal datar), begitu musik berubah sesuai frekwensi maka besaran impedance berubah.

Terus terang, hitung2an seperti ini sdh sy tinggalkan 25 tahun yl, jd nggak gitu perfect, tapi nggak akan jauh beda.

OK, semoga membantu.

nah gini kan enak buat saya yang buta sama sekali ngitung-ngitung... kayak ginian... terima kasih pak ihut....

nilai kapasitor semakin besar maka sinyalnya bandwidth terbaca akan semakin besar ...

nah kalau sdh bisa gimana kalau saya coba nanya yah mas hartono ?

ada tweter 16 buah masing-masing 100watt dan masing masing berimpedansi 8 ohm, bagaimana penusunannya agar watt power yang dibutuhkan mendapatkan nilai terendah dan bagaimana pemasangannya agar watt yang dibutuhkan mendapatkan nilai tertinggi ?

duuuuhhh orang masih ngerangkak udah dipaksa jalan.... jangan ngeledek lagi mas... ntar saya marah loh...

practice make prefect, banyak berlatih mas hartono ayo dikerjakan soal-soal ujiannya...