Power amplifier for Public Address Speaker

First topic message reminder :

nah silahkan dimulai saya kopas dulu link awalnya...

kayak nya kabelnya boleh panjang kecil boleh,

kloengsoer wrote:

kayak nya kabelnya boleh panjang kecil boleh,

Sepertinya "menurut dongengnya Om Tommy", publik address speaker sejenis TOA dulu diciptakan supaya tidak perlu penggunaan kabel yang besar dan mahal, jadi dibikinlah seperti jaringan listrik pada umumnya, menaikkan tegangan , mengurangi arus...jadi tidak perlu memakai kabel speaker yang besar dan mahal untuk mencapai jarak yang jauh untuk propaganda Jepang zaman dulunya

Benar gak Om?

Ternyata jawaban postingan sy amplfier jarak jauh ada di sini. Trims mas tomy, mengingatkan kembali teori kelistrikan, yg memang ada hubungannya pembahasan.

saya baca2 aja...

dotcom_gea wrote:

kloengsoer wrote:

kayak nya kabelnya boleh panjang kecil boleh,

Sepertinya "menurut dongengnya Om Tommy", publik address speaker sejenis TOA dulu diciptakan supaya tidak perlu penggunaan kabel yang besar dan mahal, jadi dibikinlah seperti jaringan listrik pada umumnya, menaikkan tegangan , mengurangi arus...jadi tidak perlu memakai kabel speaker yang besar dan mahal untuk mencapai jarak yang jauh untuk propaganda Jepang zaman dulunya

Benar gak Om?

Betul sekali, ketika kaisar meminta agar setiap pengumuman yang dialamatkan ke publik (public address) bisa sampai kemasyarakat sebanyak mungkin, tapi tidak boleh ada kabel besar yg bisa merusak pemandangan dihalaman istana dan suara pengumuman dari corong tidak boleh mengganggu tidur siang kaisar, maka speaker harus dipasang jauh dari bangunan istana dengan kabel kecil.

Ada lagi riwayat sebuah tangsi yang bernama Tangsi Penggorengan di Jakarta, Jepang menyerang tangsi milik Belanda ini dengan memasang speaker TOA disekeliling tangsi pada malam hari yg gelap, kemudian dengan sakelar zone dibuat se akan2 tangsi itu telah terkepung dari semua arah. sehingga tentara Belanda yang tak mengenal tehnologi publik address itu tak berkutik dan ketika tangsi itu dibakar mereka tak berusaha lari kemanapun karena merasa sudah terkepung. Ibarat digoreng tentara Belanda mati semua dalam keadaan hangus , maka tangsi itu hingga kini diberi nama Tangsi Penggorengan. Hikayat ini saya dengar dari seorang guru SD yang tinggal dekat tangsi itu pada thn 1969.

dotcom_gea wrote:

Waduuuhh, saya ga bisa komentar apa-apa tentang Power Amplifier untuk Public Address Speaker Om, Jadi bingung mau nanyain apa? Kata guru saya dulu, jika tidak bertanya ada dua kemungkinan, tidak tahu sama sekali atau sudah paham. Nah.. saya yang pertama, "Gak tau sama sekali"

Menunggu bahan dari Om Tommy ajalah

Sebaiknya tanya langsung kepenjualnya, dan minta dibuka tutup belakangnya untuk meyakinkan, disitu tempat trafo dipasang.

kloengsoer wrote:

kayak nya kabelnya boleh panjang kecil boleh,

Tapi tetap dengan tetap memperhitungkan tahanan dalam kabel dan panjang kabel serta batas arus maksimum kabel.

Ant On wrote:

saya baca2 aja...

Lumayan untuk meyakinkan diri bahawa yg begini masalah kecil buat Anda. Dalam tehnik pemancar panjang kabel menentukan apakah kabel itu bisa dianggap saluran atau malah jadi antene.

Waduuhh... bukan gitu Mas Tommy, saya baca2 justru untuk belajar.
Penjelasan seperti ini baru kali ni saya dapatkan... di kampus Anda pasti dosen yang sangat digemari...

Ant On wrote:

Waduuhh... bukan gitu Mas Tommy, saya baca2 justru untuk belajar.
Penjelasan seperti ini baru kali ni saya dapatkan... di kampus Anda pasti dosen yang sangat digemari...

Hehehe mas Anton bisa saja, bagaimana saya mau jadi dosen, kuliah saja cuma mampu yg gratis, kuliah subuh sambil memperhatikan speaker TOA yang terpasang dimesjid. Tapi saya tidak takut dibilang norak, segala sosis saya amati cuma untuk belajar, maklum tidak mampu membeli sendiri. Saya korbankan waktu buat bantu2 supaya bisa belajar gratis.

Cara penjelasan seperti ini saya tiru guru2 SD saya yang suka menyampaikan pelajaran sambil menyisipkan dongeng dan yang lucu2, hasilnya semua pelajaran dari guru2 itu tetap melekat sampai sekarang, termasuk pribadi gurunya tetap berkesan dihati saya.

SUngguh berharga sebuah ilmu, adalah lebih berharga lagi seorang yang telah mengajarkan ilmu itu, dengan ketlatenan dan kesabaran dalam mendidik, sungguh sebuah hal yang teramat berharga dan tek ternilai.

Sampai sejauh ini pemahaman saya terhadap power ampli untuk public address speaker adalah power sebagaimana power pada umumnya. Hanya saja pada power yang dibahas di sini menggunakan tambahan trafo Audio ya??

Kalo pemahaman saya salah mohon dibetulkan.

Prastiyo wrote:

Sampai sejauh ini pemahaman saya terhadap power ampli untuk public address speaker adalah power sebagaimana power pada umumnya. Hanya saja pada power yang dibahas di sini menggunakan tambahan trafo Audio ya??

Kalo pemahaman saya salah mohon dibetulkan.

Betul begitu.

Luar biasa kang tomy, sy mo tanya apakah power ocl biasa bisa dijadikan power PA yah, gimana caranya, terutama unutk mesjid, mesjid itu pake speker kolom 20W/240ohm, sy dorong dengan power ocl dg teg supplay +63-0-(-63)V, yang terjadi suaranya mendem nggak lantang. gimana neh solusinya

kSAN wrote:

Luar biasa kang tomy, sy mo tanya apakah power ocl biasa bisa dijadikan power PA yah, gimana caranya, terutama unutk mesjid, mesjid itu pake speker kolom 20W/240ohm, sy dorong dengan power ocl dg teg supplay +63-0-(-63)V, yang terjadi suaranya mendem nggak lantang. gimana neh solusinya

Kang kSAN, jangan gitu ah, setiap orang ada lebih ada kurangnya. Saya cuma ingin bantu dengqn yang saya tahu, dengan harapan Tuhan dapat datangkan orang2 yang bisa bantu apa yang saya tidak tahu.

Semua jenis ampli OTL maupun OCL bisa digunakan, asalkan tegangan outputnya sesuai dengan standar publik address 70,7V atau 100V, kalau tidak sesuai bisa disesuaikan dengan trafo matching. Spec speaker Anda menunjukkan standar 70,7V. OCL dengan tegangan ±63V outputnya pada 4Ω sebesar 250Wrms dan pada 8Ω sebesar 170Wrms. Itu artinya pada 4Ω tegangan outputnya 31,62Vrms dan pada 8Ω 36,88Vrms.

Tegangan itu terlalu rendah untuk standar 70,7V sesuai standar speaker column Anda. Solusinya tambahkan trafo matching pada output ampli dengan spec primer 4Ω/250Wrms atau 8Ω/170W dan skundernya 70,7V. Cukup untuk 24 speaker dengan trafo yg primernya 4Ω dan 10 speaker utk yg primernya 8Ω. Lebih baik lagi menggunakan yang sekundernya ada pilihan 70,7V dan 100V, sebagai cadangan bila diperlukan standar yang 100V utk Horn Speaker atau Column merk lain yang menggunakan standar 100V.

Bila amplinya stereo bisa dibuat hubungan bridge, sehingga outputnya bisa mencapai tegangan 73,21Vrms dengan total daya 670Wrms. Sedikit lebih besar dari standar 70,7V tidak apa2 asal jangan dipakai maksimum yg ditandai suara di speaker sember. Cara ini cukup untuk mendrive 33 speaker column 20W/240Ω. Tetapi tidak bisa digunakan untuk speaker yang 100V. Jangan lupa pasang fuse 10A pada output ampli, pada sistim terakhir ini dikedua terminal outputnya.

Untuk sistim yang menggunakan trafo matching cukup 1 fuse 5A pada terminal 70V menuju kekabel speaker.

Mantab... kasusnya sama persis ama yg di Masjid sebelah...
makasih buat Mas Tommy atas penjelasannya...

Ant On wrote:

Mantab... kasusnya sama persis ama yg di Masjid sebelah...
makasih buat Mas Tommy atas penjelasannya...

Terimakasih kembali mas Anton.

Byuh... begadang juga Mas Tommy... lum ngantuk nii..

Belum, biasanya ide datang tengah malam. Tapi yang di Ngawi juga belum tidur tuh....

Tukang Solder, Tukang Sound, Tukang Kibod, Tukang Keker, Tukang Jepret... semua yang berada di bawah naungan TEROP kayaknya emang sama-sama petualang malam...

Ant On wrote:

Tukang Solder, Tukang Sound, Tukang Kibod, Tukang Keker, Tukang Jepret... semua yang berada di bawah naungan TEROP kayaknya emang sama-sama petualang malam...

Yang warnanya beda saya biasa nyebut tukang pijat (pijat keyboard)

Oh ya, saya ingat tulisannya mod Indra, soal penggunaan trafo PSA untuk matching trafo, sepertinya bisa dicoba untuk meyakinkan sebelum beli trafo matching audio yang sungguhan. Trafo dengan sekunder 35V-0-35V yg 5Amp bisa digunakan untuk test menaikkan ampli 35V ke 70V. Kalau ada perubahan lebih baik barulah beli trafo matching yang baik untuk audio. Soalnya trafo matching lumayan mahal, kalau tidak sesuai sayang uangnya.

tommykwitang wrote:

...
Oh ya, saya ingat tulisannya mod Indra, soal penggunaan trafo PSA untuk matching trafo, sepertinya bisa dicoba untuk meyakinkan sebelum beli trafo matching audio yang sungguhan. Trafo dengan sekunder 35V-0-35V yg 5Amp bisa digunakan untuk test menaikkan ampli 35V ke 70V. Kalau ada perubahan lebih baik barulah beli trafo matching yang baik untuk audio. Soalnya trafo matching lumayan mahal, kalau tidak sesuai sayang uangnya.

Moga aj bentar lagi Mas Tommy mau kasih "mantra" buat menggulung "matching trafo"... berapa menyan yang dibutuhin, trus berapa hari harus tirakat...

teori....diam itu emas



m e n y i m a k dengan seksama