Desain Ruangan Untuk Home Theater

First topic message reminder :

Mohon bantuan rekan-rekan SOLFERS untuk mendesain ruangan yang bisa dipakai untuk Home Theater mendekati sekelas studio musik.

Mencakup penjelasan tentang:
1. RT60 (Reverberation Time) dan perhitungannya.
2. Perhitungan dengan metoda lainnya.
2. Ukuran ruangan.
3. Bahan/material/peredaman.
4. Speaker yang digunakan dan ukuran (menggunakan sistem 7.1
5. Tata letak speaker.
6. Hal-hal yang harus diperhatikan (menjadi concern).
7. Lain-lainnya.

kalo musik, model ini masih sesuai dng kaidah akustik yah Mas?


maksudnya spy ruangan tetap hidup namun terkontrol

sudut ruang dilengkungkan, agar minimal absorber untuk mengontrol bass

soal suara bocor keluar ruangan, skalian hiburin tetangga

im4m_okee wrote:

Salah kamar ga ya...? bahas sound system larinya ke design ruangan akustik. Kalo yang saya tau sih...dari majalah. Biasanya sound system di tempatkan di ruang yang udah jadi, kemudian. akustiknya di perbaiki. Jarang-jarang ada yang rancang dari nol. Setelah di treatmen, baru di itung reverb dan cut freqwensinya.

Saya nunggu total biayanya ketemu berapa duit. Soalnya ruangan test sound punya saya panjang 9 meter, lebar 4 meter, tinggi 4 meter, dilapis peredam murah-meriah seharga 11 rb per meter persegi.

Perhitungan kasar biaya bangunan :
Spek:
Bahan tembok batu-bata
Slup + kolom tulangan besi
Lantai keramik
Plafon atas cor dengan tulangan besi

Harga per meter persegi bangunan untuk tinggi tembok 4 meter 1,2 jt.
Untuk konstruksi dobel tembok, tinggal nambah sekitar 25% total biaya.
Harga bisa lebih murah atau lebih mahal tergantung kualitas bahan. Misalnya untuk keramik.

Biaya pembuatan ruangan saya 9 X 4 X 1,2 = 43.2 jt
Kenyataannya sekitar 40 jt an

Peredam suara, entah apa namanya, di semua dinding dan plafon atas
(2 X (4 X 9)) = 72
(2 X (4 X 4)) = 32
(1 X (9 X 4)) = 36
Total 140 m2 X 11.000 = 1.54 jt.

Kalo pake PV 1500 buat 1 buah sub 18",2 power NAD 80 watt untuk 4 satelit 12", masih terdengar sampai tiga rumah. Suara bocor dari saluran ventilasi udara.

OOT deh

9 meter ya.... hu huy.... bisa ngerasain sensasi 20 hz walau gak terdengar.... tinggal subnya aja tuh bisa ga nyampe 20 hz... jadi inget numpang denger pake sub mk thx.... ampe ngerinding gitu.... sensasinya asik banget.

sementara aku pribadi di perumahan type 40. cuma dapet ruang 3x3,5 m.... mau kenceng dikit.... bubar jendela ama plafon hue he he he masih kroco......

@iwan gunadi: udah bagus tuh kayanya mas...sayang kl ruang HT bagian tengah keisi ama layar ato LCD jd ga bisa dipasangi diffuser
@adellia: lantainya ama plafon dobel ngga? trus jarak tembok 1 ama tembok 2 berapa?

Untuk soundproof sendiri ada beberapa hal yg harus diperhatikan:
1.Massa: semakin berat semakin bagus,semakin tebal semakin bagus. Jadi pake bata lebih bagus daipada pake gypsum, pake beton lebih bagus daripada pake bata. jadi mitos yg ada paling populer untuk bahan peredam adalah mengunakan tempat telur jelas2 tidak mungkin. Seberapa tebal tembok yang dibutuhkan? Ini sangat tergantung dengan seberapa keras speaker Anda berbunyi tapi umumnya untuk ruang HT rumahan (sekitar 3x4 m)dengan suara moderat cukup 1 bata saja.Tapi persoalan soundproof ga berhenti disini,Karena seberapa beratnya tembok suara tetap bisa menerobos keluar, ini karena zat padat adalah penghantar suara yang SANGAT bagus,suara merambat lebih cepat daripada udara (Bangsa Indian menggunakan cara ini guna mendeteksi musuh dengan cara menempelkan kuping ke tanah). Untuk itu dibutuhkan prinsip ke dua yakni isolasi
2.Isolasi : Untuk menghentikan suara agar berhenti merambat diperlukan isolator,dan isolator terbaik adalah udara.Prinsipnya akan dibuat tembok kedua dengan ruang udara diantaranya dan sebisa mungkin tembok pertama tidak bersentuhan dengan tembok ke 2.
Ada 3 cara populer untuk mengisolasi tembok kedua ini dari tembok pertama:
1. Room in the room
2. staggered studs
3. resilient channel
penjelasannya besok aja yah...saya ngantuk....hehehe

Leon wrote:

@adellia: lantainya ama plafon dobel ngga? trus jarak tembok 1 ama tembok 2 berapa?

lantai single, keramik. Plafon single, cor ketebalan 15 cm
Tinggi ruang 400 cm, lebar 425 cm, panjang 880 cm. Jarak dari front speaker ke sofa 370 cm, jarak dari sofa ke rear speaker gak tentu

Leon wrote:

@adellia: lantainya ama plafon dobel ngga? trus jarak tembok 1 ama tembok 2 berapa?

Lobang ventilasi udara masuk ada di pojok bawah kiri dan kanan dinding front. Ventilasi udara keluar di pojok atas kiri dan kanan tembok rear. Diameter seukuran paralon 4". Untuk keluaran udara pake exhaust fan. Dari lobang-lobang inilah suara bocor keluar. Jika volume full, nada bass terdengar sampai 30 m walau samar-samar.
Pintu pakai kayu solid, dobel.

Semua dinding dan plafon dilapis bahan seperti karet pada sisi tembok. Dilapis lagi pake bahan seperti gambar dibawah. Total per m2 11 rb.

oke mas Leon, Tq

ditunggu besok yah

dotcom_gea wrote:

Terimakasih Bang Leon, sudah memulai pembahasannya.

Terimakasih Mas Gea udah dipinjemin gambar, jadi saya tinggal edit

@adellia: kl lantai ga di dobel suara (terutama bass) tetep aja bocor,apalagi subnya pake 18".Harusnya lantai dibuat semacam panggung jd suara tidak merembet dari sana,karena setebal apapun tembok kl ga dikasih ruang kosong dia malah jadi media suara untuk merambat. Peredam apapun tidak bakal mempan kalo udah ketemu yang namanya subwoofer ini kecuali kalo SANGAT TEBAL SEKALI.
OOT: eh ternyata ada acara daftar ulang ternyata di forum ini.....

Leon wrote:

Peredam apapun tidak bakal mempan kalo udah ketemu yang namanya subwoofer ini kecuali kalo SANGAT TEBAL SEKALI.

Peredam yang sangat tebal = duitnya sangat tebal
Apalagi temboknya dobel
Lantainya dobel
Tengkyu Mas Leon. Tambah ilmu home audio nih...

diterusin lagi ah mempung udah lelah ama kerjaan....
1. Room in the room: seperti namanya kita membangun ruangan lagi didalam ruangan yang ada,tembok baru,plafon baru, lantai baru dan sebisa mungkin bersentuhan dengan dinding yang lama, jadi ruangan ini seolah2 'melayang'. antar ruang ini dipisahkan oleh ruang kosong sebesar 16 cm (jarak optimal) sehingga ruang baru ini benar2 terisolasi. Cara ini adalah cara paling mahal dan paling memakan tempat, tapi harga yang dibayar sangat setimpal karena paling bagus

2.staggered studs:solusi murah meriah dengan hasil lumayan


3.resilient channel
sistem isolasi ini paling payah,tapi juga paling murah

Hanya menggunakan besi hollow dengan karet mouse (neoprene). Untuk versi mahalnya bisa menggunakan sound clip atau resilient channel versi lebih bagus, sayangnya barang kaya ginian sulit dicari di Indo.

sebelum baca ini,
saya pikir dinding bata, dibuatkan lagi dinding MDF didepannya, itu gunanya untuk diffuser & absorber sj.

bahan peredam seperti yg dipakai mba Adellia, saya pakainya sebagai lining dinding speaker sebelum di stuffing dng rockwoll

kalo untuk peredam dinding, teman saya pake dinding multiplex lagi yg diisi serbuk kayu berkarung-karung

lumayan ekonomis ato karna blum tau metode lain sj

mumpung lagi nganggur ta lanjut ah.. hehehe...semoga yg baca ga bosen

setelah memblok suara dengan massa dan isolasi udara,persoalan tidak berhenti di sini karena dengan adanya ruang kosong maka timbul resonansi suara,shg bukannya suara diredam tp malah diperkuat dan dapat menerobos dinding dengan mudah. Disini gunanya bahan peredam seperti glasswool ato rockwool dipakai.Dengan adanya bahan pengisi diantara rongga tadi maka freq resonansi akan turun cukup rendah sehingga tidak berpengaruh lagi.disini orang banyak salah asumsi rockwool/glasswool=peredam bahkan peredam selulosa yg diklaim sebagai peredam ampuh sebenarnya fungsinya sama saja.Karena fungsinya yang simpel (tapi jg penting) penggunaan bahan peredam yg berlebihan (baca:mahal) sangat tidak perlu.

BTW Kayanya ada cara shg kita ngga butuh lubang ventilasi udara lagi di ruang HT tanpa menyebabkan sesak nafas tentunya....

ga bosen mas,
malah jadi archieve bagi rekan2 lain

Room in the room, solusi untuk soundproof yah
kalo untuk menetralkan/mengontrol bunyi bass (low), gimana tuh?

mohon pencerahannya

Tergantung sumber masalahnya mas iwan, umpama kita salah pilih ruangan shg ada freq tertentu yg terlalu menonjol bisa sedikit dirombak ruangannya dengan membuat tembok/plafon yg ga sejajar (miring) dengan tembok/lantai yg berhadapan, untuk treatment bisa pake basstrap aja, sebenernya prinsip absorber sama saja, bedanya semakin rendah freq semakin lebar panjang gelombang yg dihasilkan jd semakin tebal bahan yang dipakai. Coba digoogle rangkaian / bentuk mana yg disuka ini sebagian rangkaiannya:
http://www.cloneensemble.com/basstraps.htm
http://www.kymatasound.com/Bass_traps.htm
karena selain fungsi coba pilih bentuk yg bagus, krn kl ngga dijamin bakal dibakar ama istri tuh karena menuh2in ruangan wakakaka

WAF, saingan keramik & bunga2

Tq waktunya mas Leon, bonus link bagus lg

im4m_okee wrote:

9 meter ya.... hu huy.... bisa ngerasain sensasi 20 hz walau gak terdengar.... tinggal subnya aja tuh bisa ga nyampe 20 hz... jadi inget numpang denger pake sub mk thx.... ampe ngerinding gitu.... sensasinya asik banget.

Betul Bang, dengan sub 18" bukan model bazoka, power 1500 watt, sensasi 20 hz nya sulit untuk digambarkan. Frek 10 hz masih terdengar Bang, dengan power full hanya terdengar bagai angin. Dengan lagu-lagu tertentu, sanggup menidurkan anak-anak dalam waktu kurang dari 2 menit. Wajar lah , gelombang Theta pun mudah untuk di repro.

Leon wrote:

BTW Kayanya ada cara shg kita ngga butuh lubang ventilasi udara lagi di ruang HT tanpa menyebabkan sesak nafas tentunya....

Ventilasi itu lho Mas buat saya nomor satu. Kebanyakan studio musik memang full AC. Tapi jarang yang sistem ventilasinya sempurna. Sampe sekarang saya koq belum dapet literatur yang bagus serta mudah dan murah untuk diaplikasikan.

Speaker apaan tuh bisa nyampe 10 hz mba...? low banget ya...!buat terapi relaksasi jadi dapet. Kebetulan saya pake speaker rakitan merk peerles cuma dapet di 30 hz (numpang ukur di aula kantor tentunya.... di rumah mana dapet) di ukur pake rta phonic. (masalah akurat atau tidaknya gak tau deh...)

BTW, karena make output analog dan di umpan ke power. Jelas pengaturan delaynya mesti di hitung sendiri. di menu setupnya ada delay sekian dari no sampe 2 mili second... aturan pakenya gimana ya...? sekarang aku set di 1 mili semua.

Untuk pengaturan akustik, cuma di alasin karpet dan di blakang speaker pake di taroin MDF persis nempel tembok. Lumayan hasilnya... speaker nyaris hilang....