Crossover aktif vs Equalizer

First topic message reminder :

Sama2 penghandle frekuensi....
Crossover aktif
udah jelas fungsinya untuk pembagi frekuensi dalam sound reinforcement..Sub, Midlow, highmid, high

Equalizer
katanya....bisa juga untuk pembagi frekuensi, bisa juga sebagai feedback destroyer, bisa juga sebagai penghalus suara..

1. apa sebenarnya fungsi utama dari sebuah equalizer dalam sound..
2. sharing doang pengalamaannya.. lebih bagus pake EQ atau Cross dalam membagi Freq pada sound

kalo di tmpat sy OT lebih senang membagi freq menggunakan EQ dari pada Cross.... Kalo sy pribadi justru lebih senang menggunakan cross, karena suara yang dihasilkan lebih jernih dan SQ(sound quality) bgt (it just my opinion bro..) dan gak budek di telinga....

Salam...

Quote :

kalo pake system fullrange yang 15"nya bisa ngeluarin middel trus 12" juga middel apa gak dominan middel jadinya?

12 dan 15 juga sama sama keluar bass jadi gimana basnya dong pasti nambah juga kan

untung keluarin midel,...
coba kalau ngaluarin air, bisa banjir lokasinya

emang tangerang kebanjiran jg ya kang??

gwendy wrote:

Quote :

kalo pake system fullrange yang 15"nya bisa ngeluarin middel trus 12" juga middel apa gak dominan middel jadinya?

12 dan 15 juga sama sama keluar bass jadi gimana basnya dong pasti nambah juga kan

berarti untuk 12" dan 15" hanya pake 1 chanel EQualizer ya mas?

Mas mencapur speaker dengan inch berbeda harus benar-benar diperhatikan, belum tentu bertambah, malah bisa semakin berkurang suaranya karena canceling. Kita saja yang tidak tahu bahwa itu canceling.

Emir Widya wrote:

Mas mencapur speaker dengan inch berbeda harus benar-benar diperhatikan, belum tentu bertambah, malah bisa semakin berkurang suaranya karena canceling. Kita saja yang tidak tahu bahwa itu canceling.

cara paling mudah mengetahuinya gmn pak bahwa itu canceling, maklum masih awam pak mohon petunjuk!

mas emir widya di tunggu pencrahanya tentang cenceling

Canceling itu adalah efek saling menghilangkan antar 2 gelombang suara yang berbeda waktu tempuhnya. Ini teori sulit sebenarnya Mas tapi mudahnya begini. Ini bisa saja terjadi pada speaker two way, berlatihnya begini, Mas balik saja polaritas dari driver high nya dan dengarkan. Mana suara yang menurut Mas lebih "berisi" dibandingkan dengan yang lain, itu adalah suara yang benar tanpa efek saling menghilangkan Mas.

melatih kuping dulu

Apa bisa dideteksi dengan phase checker pak?

Tidak bisa Mas, belum tentu semua yang hijau itu benar, sudah baca artikel yang saya tulis mengenai crossover Mas?

Ttitip pesan Mas, istilahnya bukan phase checker, tapi polarity checker.

gwendy wrote:

Quote :

berarti intinya kedua-duanya bisa digunakan bersamaan gitu ya...

mantap.... lanjuttttsssss...........

klu saya dua duanya wajib.

Saya setuju pendapat mas Gwendy, dua-duanya wajib. EQ sangat dibutuhkan untuk membuat suara menjadi FLAT, karena tidak ada karakter loudspeaker yang FLAT. Bila respon loudspeaker bisa dibuat FLAT dengan bantuan EQ maka didapat suara yang jernih bikin betah orang yang dengar dan jauh dari Feedback. Rental bisa tambah laris.

Cross Over memudahkan pembagian suara. Bila suara SUBWOOFER terpisah dari FULL RANGE suara Kick Drum lebih terasa. Ini untuk untuk system TWO WAY, alur suara hanya dipecah menjadi 2: LOW dan HIGH. Dengan equalisasi yang baik penyanyi bisa bernyanyi sambil bersandar didepan loudspeaker tanpa ada suara feedback.

Alat yang paling mudah digunakan dan sudah lengkap, ada graphic EQ, parametric EQ, Anti Feedback, Limiter (penting untuk melindungi bencana kalau ada Mic jatuh, atau pemain guitar nyolok jack saat volume mixer terbuka), ada X-OVER bisa dipilih 2way atau 3 way, STEREO, ada RTA, Compressor. Anti feedback disini hanya untuk jaga2 kalau terjadi feedback yang tidak terduga, agar tidak keterusan. Kalau tak salah mas Gwendy sudah pakai yaitu DBX Drive Rack PA. Kalau keseluruhan fungsi dibangun dengan box terpisah harganya bisa jadi selangit, Sebenarnya ada yang diatasnya dari Drive Rack PA, tapi type yang satu ini paling selaras dengan kantong orang banyak hasilnya tanya sama mas Gwendy. Dulu harganya 6jt lebih entah sekarang.

Untuk 2 way power amply dengan perbandingan:
- Fullrange 300 Watt.
- Subwoofer 900 Watt.

Untuk 3 way power amply dengan perbandingan:
- High 200 Watt.
- Middle 300 Watt.
- Subwoofer 900 Watt.

Baca manualnya baik2 kita bisa memahami bagaimana menyusun sound processor yang baik, disitu ada gambar blok2nya.

Untuk membuat Power Amply 1000 Watt dari Blazer 400 Watt stereo caranya dimodifikasi menjadi MONO BRIDGE. Bisa dengan tambah alat pembalik phase atau hanya dengan tambahan 1 resistor untuk membuat hubungan BRIDGE asalkan kedua modul power berada dalam 1 box.

mendingan blazer di bridge jadi 1000W daripada beli kit blazer mono 1000W ?
kenapa suaranya beda yah

indra_co_maniz wrote:

mendingan blazer di bridge jadi 1000W daripada beli kit blazer mono 1000W ?
kenapa suaranya beda yah

Betul mas Momod, saya lebih suka menggunakan yang bridge, karena tegangan supply positip dan negatip akan selalu seimbang, keduanya dibebani secara bersamaan dengan sinyal audio yang sama. Sehingga audio lebih linier.

untuk nyuntik dengan resistor dibagian mana ?, setelah di ground kan input nya, nilainya ?

nilainya biasanya sama 15K, sebenarnya bukan linier tetapi kerja TR jadi lebih ringan mendorong 2 arah dari - dan + secara bersamaan...

indra_co_maniz wrote:

nilainya biasanya sama 15K, sebenarnya bukan linier tetapi kerja TR jadi lebih ringan mendorong 2 arah dari - dan + secara bersamaan...

Yah betul mas Momod, mungkin itu juga sebabnya kebanyakan pemain PRO lebih suka main dengan system Bridge untuk amply subwoofer yang ribuan watt.

Buat mas Kloengsoer, jawaban mas Momod cukup jelas yah?! Beliau kan sudah pakarnya Blazer, saya cuma tahu Blazer yang 400 Watt, maklum saya lebih banyak main di peralatan PRO khususnya QSC dan SHURE. Tapi saya bangga dengan Blazer, harganya terlalu murah dibanding mutunya.

walah bukan pakar blazer pak, cuma karena itu aja adanya disini
kalau ada yg jual kit class H lengkap 200rb saya rela tinggalkan blazer pak...

wow power QSc suaranya khas saya tertarik dengan soleniode out posisi ground yg justru dipasang pada sinyal + , menurut saya beberapa type QSC masih lebih baik daripada type BU dengan harga diatasnya

indra_co_maniz wrote:

walah bukan pakar blazer pak, cuma karena itu aja adanya disini
kalau ada yg jual kit class H lengkap 200rb saya rela tinggalkan blazer pak...

wow power QSc suaranya khas saya tertarik dengan soleniode out posisi ground yg justru dipasang pada sinyal + , menurut saya beberapa type QSC masih lebih baik daripada type BU dengan harga diatasnya

Memang QSC yang pertama menggunakan system itu, sekarang produk QSC yang DISCONTINUED dibajak pabrik2 di China seperti LAX, CANG HONG, BGW, dll. Gilanya QSC sekarang kasih garansi 6 tahun. Garansi QSC itu benar2 tanpa biaya kecuali ongkos kirimnya ke Jakarta dan kalau kita sedang tour berada diluar Indonesia bisa datang kedistributor dinegara itu untuk klaim garansi.

Tapi saya berharap kita bisa produksi sendiri kelas H dan system output QSC yang unik, bikin tahan lama karena tdk perlu menggunakan isolator untuk power transistornya. Biasanya kerusakan power amply akibat panas yang yang kurang baik tersalur ke heatsink dan beban yang berlebihan (hubung singkat). Waktu training di Singapore mereka demokan amply dioperasikan maksimal dengan beban maksimal, lalu dihubung singkat dengan kabel besar, amply tidak rusak, cuma mati selama dikorslet. Setelah kabel dilepas, dalam beberapa detik amply on lagi tanpa perubahan kwalitas.

Saya jadi tertarik juga untuk merancang PCB kelas H, tapi saat ini saya sedang bangkrut. Kalau hanya untuk eksperimentnya saya masih punya stock komponen cukup untuk bikin Blazer 2X1000 watt 4 set lengkap dengan box PX5000nya.

Untuk system output terhubung langsung ke ground ini yang harus diperhatikan (tapi apakah ini tidak keluar dari topik? Nanti dulu deh upload gambarnya.