saya setuju analog lebih baik ... alasanya dan teorinya panjang banged biar admin duluan yg posting ...

Koq saya sih,pak?
saya tumbuh di era digital

menurut saya :
digital justru paling jujur. Kl di dukung pake perangkat2 yg oke punya. Seperti Protools, Radar, dll.

Rekaman menggunakan pita lbh bagus? Relatif.
Justru semakin di putar, semakin noise, yg menyebabkan seakan-akan soundnya jadi tebal
itu ngutip dr kalimat2 bbrp recording engineer kelas atas yg pernah saya temui

jangan sering diputar pita analognya kalau digital kebanyakan di convert juga jadi aneh suaranya, kondisi sama-sama normal dong biar adil bapak admin, wkakaka..

Digital recording: Kalo kita pake alat2 yang kelas atas hasilnya tentu lebih jujur, lebih bersih dan lebih konsisten. Data digital juga lebih fleksibel dan efisien, dari sisi produksi juga lebih murah..itu beberapa diantara kelebihan digital recording..

Dari sisi operator hanya masalah kebiasaan sj... Biasanya org kita rada malas kalu disuruh belajar, apalagi baca....apalagi teknologi yg nota bene dikenal ditengah umur separuh sepuh.

Dari sisi teknis..... Digital bisa melewati dan melakukan hampir semua, apapun "data" teknis yg dilakukan di analog ... sebaliknya analog dgn segala keterbatasannya. Kalau maslah lebih punch, lebih warm, lebih natural.... males banget cerita beginian dibahas, orang noise aja koq dibangga-banggain.. Sulit untuk tidak melakukan pengulangan, karena rekamannya khan multi track, dan hampir tiap part dlm satu track mesti diulang (krn kesalahan player). Saya setengah mati dlam 3 tahun menjelaskan ini kepada rekan2 musisi batak, tapi hasilnya masih jauh dari harapan.... Padahal bukti lagu2nya Victor Hutabarat, yg sudah digital hybrid jelas2 mixing dan soundnya jauuuuuuhhh diatas rata2 musik Batak yg lain. (Sorry to say..... )

Dari sisi biaya operasi...untuk satu album yg sederhana saja butuh 2 gelondong pita 2", harganya 5-6 jutaan. Belum lagi convert ke 1/4" 24 track (master). Bandingkan dengan harga CD AUDIO Platinum grade yg cuma 150 sd 300 rb an. Harddisk yg reusable, banyak lah pokoknya.

Kalau mau dapat dua2 nya, lakukan saja DIGITAL ANALOG HYBRID..... nah... Digital benefitnya dapet, nuansa analognya juga OK.

nah DIGITAL ANALOG HYBRID nice inpoh nih mr. ihut....

@ Bang Ihutm : Setuju Bang, menurut pendengaran saya juga album2 nya Bang Victor itu memiliki kualitas audio yang maaf, jauh lebih baik dari album2 batak pada umumnya. Klo nggak salah aranjer & mix-master engineer nya Bang Ricky Pangkerego (RMC Studio) ya..Oh ya ttg Hybrid system itu saya baru dengar nich Bang..Maksudnya Hybrid itu menggabungkan perangkat rekam digital (pro tools ato nuendo) + perangkat rekam analog (pita) ATAU perangkat rekam digital + mixer analog + outboard processor ? Thanks..

Tu kan benar : noise aja di bangga2in

@pak Indra :
pada umumnya pita itu pasti di ulang2 saat take. Tiap ngulang dpt tambahan bonus noise
saya pernah dengar langsung saat take menggunakan studer, yah sama aja kl perekamnya di ganti sama protools

@b.Ruly :
hybrid itu penggabungan keduanya,bang.
Kl yg aku pake :
perekamnya digital, in out pake converter, tapi efek2 ada di outboardnya.
Alasannya :
1. Kemudahan saat mixing. Di banding pake mouse.
2. Krn saya pake pc jadul, agak berat kl berurusan dgn banyak fx.
3. Kerja lbh terasa waktu mutar2 knob

oya, outboard yg saya pake jg ga banyak, cuma ada pre-amp, compresor dan reverb aja
udah cukup mumpuni untuk kebutuhan bidang kerja saya.

Oya, di banding harga gelondongan yg 5-6jt itu, saya cuma pake CD audio Apogee untuk master. Cek aja harganya di compuworld

oh gitu yah berati artikel dulu yg saya baca sdh ketinggalan jaman...

waktu cepat sekali berlalu ...

Ruly wrote:

@ Bang Ihutm : Setuju Bang, menurut pendengaran saya juga album2 nya Bang Victor itu memiliki kualitas audio yang maaf, jauh lebih baik dari album2 batak pada umumnya. Klo nggak salah aranjer & mix-master engineer nya Bang Ricky Pangkerego (RMC Studio) ya..Oh ya ttg Hybrid system itu saya baru dengar nich Bang..Maksudnya Hybrid itu menggabungkan perangkat rekam digital (pro tools ato nuendo) + perangkat rekam analog (pita) ATAU perangkat rekam digital + mixer analog + outboard processor ? Thanks..

Gabungan dari dua2nya dgn berbagai kombinasi. Salah satunya.....:::

Nah kita cerita mau bangun studio murah nih, mau pakai Hybrid, artinya yg ada di otak kita (persepsi) adalah musik DIGITAL rasa "rada" ANALOG. (Sudah sy diskusikan dgn Antoni, kalau nggak salah dua kali via telpon).

TAKE, pakai komputer dan software tracker (Cubase, SOnar, Nuendo terserah). Editing lakukan di ITB (in the box), termasuk gating, noising dan track equalisasi dan termasuk levelling. Levelling ini hanya untuk meratakan"kira2" jadi tidak ada yg ekstrim level antara percussi, Bass dan string section (fill in).
Kalau sudah OK ready to MIX.

MIX, lakukan dgn cara yg dilakukan Antoni (pernah dibahas di sub Karya Anda kalau nggak salah). Output dari kompi yg pertama (yg untuk editing) dikeluarkan ke 16 atau 24 channel (pakai soundcard Multi out, ada M-Audio yg 16 out plus ADAT 8 channel jd 24 track, atau pakai Focusrite yg 8 out di stack 3 jadi 24 out atau presonus....banyak pilihan...). Lakukan MIXDOWN lewat mixer analog 24 channel (track), hubungan ke efx outboard lewaqt mixer (...di ITB juga boleh tapi hati2 menggunakannya karena akan membebani processor kompi pertama). Output mixer di tampung di komputer kedua dengan soundcard standard (misalnya Emu, atau M-Audio) yg support sd 96 KHz. Ini untuk mendapatkan ambience ANALOGnya... kalau secara digital khan cukup di bouncing di satu komputer saja. (Yg dimonitor adalah di kompi kedua).

MASTERING. Hasil dari capture di komputer 2 biasanya sangat cukup utk modal di mastering, asal waktu capturenya dijaga dalam batas2 yg "sehat" untuk mastering. Malah... beberapa SE yg sy kenal, sudah langsung melakukan 'hot signal' pada saat capturing...artinya sudah dijaga dilevel 0 dB pada VU meter saat downmix.

Sy kira cara yg cukup sederhana begitu utk dapatkan HYBRID.

Lanjuuuttttt.......

routing dibikin muter-muter yah mr. ihut ... itu kalau masuknya mixer analog tube makin macan lagi kali hasilnya ...

@Indra : Nggak mas, malah sederhana banget. Take pakai komputer 1 (mengganti pita analog 2"). Mixdown pakai mixer analog (sama dgn kerja mix analog...tapi tambah canggih karena bisa dpt efx software). Convert yg utk master biasa pakai tape 1/2" ganti pakai komputer 2. Udah tinggal mastering. (ada juga yg pakai CD audio recorder sbg pengganti kompi 2, tapi kalau mau ada fault jadi maslah lagi).

Kalau lewat MIXER tabung atau efx yg berbasis tabung? Wahhh...pasti mas, nge-ROCK banget.

maksudnya routing kabelnya yg banyak, itu 24 track langsung pindah PC apa ga ? atau satu-satu yah...

iya pakai mixer yg preampnya tabung mungkin suaranya macan, bisa ngigit tuh

Ya persis kaya distudio 24 track mas, biasanya malah ada 48 kabel khan, 24 input dan 24 output. Nah ini koneksinya dr PC ke Focusrite, dari focusrite baru ada kabel 24 utas menuju mixer.
Berhubung mixer tabung mahal, maka yg biasa dipakai (dikelas home recording) adalah pre amp tabung, ditrack gitar atau bass n kick... atau kalau mau di out mixer sebelum ke input soundcard di komputer kedua.

kalau pakai mixer tube TLAudio suaranya genjreng list harganya 15960 itupun dalam satuan euro bisa jual banyak tanah disini

mau jajal juga buka recording nih mr. ihut saya, cuma PC belum memadai

maaf saya ikut menjawab karna saya pembuat studio analog dan digital dari tahun 1980 dan saya ada studio analog dan digital disatu ruangan studio, di studio 1 analog mengunakan studer 2" 24 trac sedangkan digital mengunakan sound card in 32 dan out 32 trac yang profesional supaya bisa mendegarkan hasil analog dan digital pada input yang sama kita bisa dengarkan hasil output analog dan digital bersamaan terdegarlah perbedaan apalagi inputnya sound percussi live terdegar perbedaan jauh apalagi sound jass memang sound analog lebih sempurna karna sound digital cara kerjanya analog di convert digital ke analoglagi pasti ada penurunan memang sekarang dari computer belum support sedangkan sound card sudah untuk digital supaya lebih bagus memang dikawinkan antara analog dan digital mixingnya mengunakan analog keluar output 32 trac mengunakan mixer profesional karna mixer punya karakter. karnabanyak keungulanya salah satu efec spx yamaha sama plakin dicomputer bagusan spx apa lagi lexicon harga 100jutan tapi jagan takut saya selalu mengbangkan terus digital karna murah dan banyak pasilitasnya kalau analog nois gampang itusi pokonya banyak deh kalau kita bahas

posting pertama dikolom perkenalan, serta upgrade foto / avatar dan profil trim's atas perhatiannya...

kalo mau coba dtg saja ke studio saya di jl.KABEL E8/14, Perumahan Pondok Jaya, Bintaro sek.3A, Jkarta Selatan. no telf : (021)7356784

apalagi saya sdg membangun studio digital yg menggunakan proses analog 32 in dan 32 out yg hasil nya lbh bagus dr studio yg di atas, walaupun sama menggunakan 32 in, 32 out. dan menggunakan Hardware musik dan Microphone Professional U87 NUMEN dan bnyk lain" nya.